Strategi Pembelajaran Pemecahan Duduk Kasus Matematika

Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah MatematikaMenurut petunjuk pelaksanaan acara berguru mengajar di sekolah, bahwa penerapan seni manajemen yang dipilih dalam pengajaran matematika haruslah bertumpu pada dua hal, yaitu optimalisasi semua unsur pembelajaran, serta optimalisasi keterlibatan seluruh indra siswa (Tim MKBM:2001;60)

Pemecahan duduk masalah yaitu proses yang ditempuh oleh seseorang untuk merampungkan duduk masalah yang dihadapinya sampai duduk masalah itu tidak lagi menjadi duduk masalah baginya. Suatu model yang sanggup dijadikan dasar untuk proses pemecahan duduk masalah yaitu model empat tahap yang diusulkan oleh George Polya dalam Hudoyo (1988), yaitu; memahami masalah, membuat planning untuk merampungkan masalah, maksanakan planning yang dibuat pada langkah kedua, dan memeriksa ulang akhir yang diperoleh (Nyimas Aisyah, dkk, 2007;5-10).

1) Konsep dasar dan karakteristik Strategi Pembelajaran Masalah

Diartikan sebagai rangkaian aktifitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian duduk masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat tiga ciri utama yaitu; pertama, merupakan rangkaian acara pembelajaran artinya dalam implementasinya ada sejumlah acara yang harus dilakukan siswa, kedua, acara pembelajaran diarahkan untuk merampungkan masalah, yang menempatkan duduk masalah sebagai kunci dari proses pembelajaran, ketiga, pemecahan duduk masalah menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah (Wina Sanjaya, 2008; 114-115).
Strategi pemecahan duduk masalah sanggup diterapkan:
  • Manakalah guru mengharapkan semoga siswa tidak hanya sekedar sanggup mengingat bahan pelajaran, tetapi menguasai dan memahami secara penuh.
  • Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir rasional siswa.
  • Manakalah guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan duduk masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.
  • Jika guru menginginkan mendorong siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajarnya.
  • Jika guru ingin semoga siswa memahami relasi antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupanya (hubungan antara teori dengan kenyataan)

2) Hakikat duduk masalah dalam seni manajemen pembelajaran masalah

Menurut Wina Sanjaya (2008), Hakikat duduk masalah dalam seni manajemen pembelajaran pemecahan duduk masalah yaitu gap atau kesenjangan antara situasi faktual dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Oleh lantaran itu, bahan atau topik tidak terbatas pada bahan pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi sanggup pula bersumber dari peristiwa-peristiwa yang terjadi yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

3) Kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam seni manajemen pembelajaran masalah;

  • Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik
  • Bahan yang dipilih yaitu bahan yang familiar dengn siswa, sehingga siswa sanggup mengikutinya dengan baik.
  • Bahan ysng dipilih merupakan bahan yang bekerjasama dengan kepentingan orang banyak, sehingga terasa bermanfaat.
  • Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kirikulum.
  • Bahan yang dipilih sesuai dengan miniat siswa sehinggga setiap siswa merasa perlu mempelajarinya.

4) Macam-macam seni manajemen pemecahan duduk masalah matematika

Menurut Reys (1978) dan buku pengembangan pembelajaran matematika SD, disebutkan beberapa macam seni manajemen pemecahan duduk masalah yaitu:
  • Beraksi (Act It Out)
  • Strategi ini menuntut untuk melihat apa yang ada dalam duduk masalah dan membuat relasi antar komponen dalam duduk masalah menjadi terperinci melalui serangkaian saksi fisik atau manipulasi objek. Penggunaan manipulasi objek semoga relasi antar komponen dalam permasalahan menjadi jelas.
  • Membuat gambar atau diagram
  • Strategi ini dipakai untuk menyederhanakan duduk masalah dan memperjelas relasi yang ada. Untuk membuat gambar atau diagram ini, tidak perlu membuatnya detail tetapi cukup yang bekerjasama dengan permasalahan yang ada.
  • Mencari pola
  • Pada prinsipnya, seni manajemen mencari teladan ini sudah dikenal sejak di Sekolah Dasar. Untuk memudahkan memahami permasalahan, siswa sering kali diminta untuk membuat tabel dan kemudian menggunakannya untuk menemukan teladan yang relevan dengan permasalahan yang ada.
  • Membuat tabel
  • Strategi ini ini membantu mempermudah siswa untuk melihat teladan dan memperjelas informasi yang hilang. Dengan kata lain seni manajemen ini sangat membantu dalam mengklasifikasikan dan menyusun informasi atau data dalam jumlah besar.
  • Menghitung semua kemungkinan secara sistematis
  • Strategi ini sering dipakai bekerjsama dengan seni manajemen mencari teladan dan membuat tabel, lantaran kadang kala tidak mungkin untuk mengidentifikasi seluruh kemungkinan himpunan penyelesaian. Dalam kondisi demikian, sanggup menyederhakan dengan mengkategorikan semua kemungkinan kedalam beberapa bagian. Namun, jikalau memungkinkan kadang-kadang perlu mengecek atau menghitung semua kemungkinan jawaban.
  • Menebak dan menguji
  • Strategi menebak yang terdidik ini didasarkan pada aspek-aspek yang relevan dengan permasalahan yang ada, ditambah pengetahuan dari pengalaman sebelumnya. Hasil tebakan tentu saja harus diuji kebenaranya serta diikuti oleh sejumlah alasan yang logis.
  • Bekerja mundur
  • Strategi ini sangat cocok untuk menjawab permasalahan yang menyajikan kondisi atau hasil selesai dan menayakan sesuatu yang terjadi sebelumnya.
  • Mengidentifikasi informasi yang didinginkan, diberikan, dan diperlukan.
  • Strategi ini membentu menyortir informasi dan memberi pengalaman dalam merumuskan pengalaman. Dalam hal ini perlu memilih permasalahan yang akan dijawab, menyortir informasi-informasi penting untuk menjawabnya, dan memilih langkah-langkah penyelesaian yang sesuai dengan soal.
  • Menulis kalimat terbuka
  • Strategi ini sanggup melihat relasi antara informasi yang diberikan dan yang dicari. Untuk menyederhanakan permasalahan, sanggup menggunkan variabel-veriabel sebagai pengganti kalimat dalam soal.
  • Menyelesaikan duduk masalah yang lebih sederhana atau serupa
  • Suatu duduk masalah yang rumit sanggup diselesaikan dengan cara merampungkan duduk masalah yang serupa tetapi lebih sederhana.
  • Mengubah pandangan
  • Strategi ini sanggup dipakai setelah beberapa seni manajemen lain telah dicoba tanpa ada alhasil (Nyimas Aisyah, dkk, 2007;11-16).

Jika diperhatikan secara seksama antara seni manajemen satu dengan yang lainya yaitu selalu berkaitan dan bekerjasama dalam merampungkan pemecahan duduk masalah matematika. Bahkan dalam satu soal pemecahan duduk masalah matematika dapa menggunakan lebih dari satu strategi. Untuk memilih seni manajemen manakah yang paling tepat dipakai untuk memecahkan suatu permasalahan, diharapkan suatu keterampilan dan langkah-langkah secara rinci.

5) Langkah-langkah seni manajemen pemecahan masalah

Di dalam pembelajaran matematika, terutama wacana pembelajaran pemecahan masalah, ada seorang tokoh yang sangat dikenal, yakni Georg Polya. Polya menyarankan model 4 langkah pemecahan duduk masalah sebagai seni manajemen umum yang perlu dilakukan dalam pembelajaran melalui pemecahan masalah. Keempat langkah itu adalah:

a. Memahami masalahnya
b. Menyusun planning yang bisa dipakai untuk memecahkan masalah
c. Menjalankan rencana
d. Melihat kembali atau melakukan refleksi terhadap selesaian yang diperoleh.

Di kelas, empat langkah ini dikenal nama macam-macam, antara lain: “SEE – PLAN – DO – CHECK” atau “KENALI – SUSUN RENCANA – LAKUKAN – PERIKSA KEMBALI”. Kemampuan pemecahan duduk masalah ini akan terbantu perkembangannya kalau dalam diri siswa dipenuhi dengan berbagai macam seni manajemen pemecahan duduk masalah (Usaid;2006).
Secara garis besar langkah-langkah seni manajemen pemecahan duduk masalah masalah mengacu pada empat tahap pemecahan duduk masalah yang diusulkan oleh Geoege Polya, yaitu:

a. Memahami masalah
Pada langkah ini, acara pemecahan duduk masalah diarahkan untuk membantu siswa memutuskan apa yang diketahui pada permasalah dan apa yang ditanyakan. Beberapa pertanyaan yang perlu dimunculkan kepada siswa untuk membantunya dalam memahami masalah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut, antara lain;
  1. Apakah yang diketahui dari soal?
  2. Apakah yang ditanyakan soal?
  3. Apa saja informasi yang diperlukan?
  4. Bagaimana akan merampungkan soal?

b. Membuat planning untuk merampungkan masalah
Pada langkah ini, siswa diarahkan untuk sanggup mengidentifikasi strategi-strategi pemecahan duduk masalah yang sesuai untuk memecahkan masalah. Dalam mengidentifikasi strategi-pemecahan duduk masalah ini, hal yang paling penting untuk diperhatikan yaitu apakah seni manajemen tersebut berkaitan dengan duduk masalah yang akan dipecahkan.

c. Melaksanakan penyelesaian soal
Siswa diarahkan merampungkan soal sesuai dengan yang telah direncanakan. Pada langkah ini kemampuan siswa dalam memahami substansi dan keterampilan siswa dalam melakukan perhitungan matematika akan sangat membantu siswa dalam melakukan langkah kedua ini.

d. Memeriksa ulang akhir yang diperoleh
Pada langkah ini penting dilakukan untuk mengecek apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak terjadi kontradiksi dengan yang ditanya. Pada tahap ini ada empat langkah penting yang sanggup dijadikan pedoman untuk melakukan langkah ini;
  1. Mencocokan hasil yang diperoleh dengan hal yang ditanya
  2. Menginterpretasikan akhir yang diperoleh
  3. Mengidentifikasi adakah cara lain untuk menerima penyelesaian masalah
  4. Mengidentifikasi adakah akhir atau hasil lain yang memenuhi

John Dewey seorang hebat pendidikan berkebangsaan Amerika yang dikutip Wina Sanjaya (2006:217) menjelaskan 6 langkah seni manajemen pembelajaran bebasis duduk masalah yang kemudian dinamakan metode pemecahan duduk masalah (Problem Solving), yaitu;
  1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa dalam memilih duduk masalah yang akan dipecahkan.
  2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau duduk masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang
  3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan bebagai kemungkinan pemecahan yang sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
  4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diharapkan untuk pemecahan masalah
  5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengembil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan
  6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang sanggup dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Demikian penjelasan sederhana wacana seni manajemen pembelajaran duduk masalah matematika.

Bagaimana perkalian dikerjakan dengan cara nakal, mari kita lihat perkalian yang kreatif dikerjakan dengan cara pilar (pintar bernalar);
Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika


Belum ada Komentar untuk "Strategi Pembelajaran Pemecahan Duduk Kasus Matematika"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel