Ujian Nasional (Un) Bukan Tes Yang Baik

 saya ucapakan selamat ujian kepada siswa Ujian Nasional (UN) Bukan Tes Yang Baik
Besok Ujian Nasional (UN) untuk kelas XII, saya ucapakan selamat ujian kepada siswa-siswi kelas XII yang akan ujian besok dan yang belum mampu UN besok cukup bersabar saja alasannya soal UN Anda katanya masih dalam perjalanan. Karena keterlambatan soal UN ini semakin menguatkan UN bukan sebuah tes yang baik ditinjau dari syarat-syarat sebuah tes yang baik menurut Suharsimi Arikunto, mari kita lihat ciri-ciri tes yang baik itu mirip apa dan UN itu mirip apa.

Suharsimi Arikunto (1997: 51-61) menyebutkan bahwa suatu tes dikatakan sebagai alat pengukur yang baik harus memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis.

Validitas

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas apabila tes itu mampu tepat mengukur apa yang hendak diukur. Artinya tes yang hendak diberikan kepada peserta latih harus mampu menjadi alat ukur terhadap tujuan yang sudah ditentukan.
UN tidak memiliki syarat ini, dengan kata lain UN tidak validitas alasannya UN tidak mampu menjadi alat ukur yang tepat. UN selama ini dipakai hanya untuk mengukur apakah peserta latih sudah cocok lulus dari satuan pendidikan tertentu atau belum. Di tingkat SMA hasil UN itu sendiri tidak pernah dipakai oleh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebagai teladan dalam memilih mahasiswanya, mereka selalu membuat ujian tersendiri dalam memilih mahasiswanya dan bahkan banyak yang nilai UN-nya tinggi tidak masuk PTN.

Reliabilitas

Realibilitas berasal dari kata reliability, reliable yang artinya mampu dipercaya, berketepatan. Sebuah tes dikatakan memiliki reliabilitas apabila hasil-hasil tes tersebut menyampaikan ketetapan. Artinya, kalau peserta latih diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada pada urutan yang sama dalam kelompoknya.
Reliabilitas UN sudah lumayan baik, alasannya kalau soal UN diujikan kembali kepada peserta latih dengan catatan kepada mereka yang tidak mampu pemberian maka jadinya menyampaikan pasisi siswa secara umum dikuasai mirip tes sebelumnya.

Objektivitas

Objektivitas dalam pengertian sehari-hari berarti tidak mengandung unsur pribadi. Kebalikanya adalah subyektivitas, yang berarti terdapat unsur pribadi. Jadi, sebuah tes dikatakan objektif apabila tes itu dilaksanakan dengan tidak ada faktor langsung yang mempengaruhi, terutama pada sistem scoring.
Objektivitas UN juga baik, dalam hal penilaian UN tidak ada imbas dari luar alasannya sistem penilaian dari awal sudah di menetapkan dan menggunakan sistem komputerisasi.

Praktikabilitas

Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis. Artinya, tes itu mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaanya, dan di lengkapi petunjuk yang jelas sehingga mampu diberikan atau diawali oleh orang lain dan juga mudah dalam membuat administrasinya.
Untuk praktikabilitas, UN tidak memenuhi alasannya pelaksanaannya sangat tidak simpel alasannya setiap pagi hari mau UN harus menjemput soal UN dan LJUN dari kantor polisi. Sangat merepotkan, apalagi jarak kantor polisi dan sekolah hingga belasan kilometer dengan kondisi jalan yang tidak baik.

Ekonomis

Tes memiliki sebutan irit apabila pelaksanaan tes itu tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
Ekonomis, UN sudah pasti tidak irit menghabiskan hingga Rp. 600 Miliar bahkan kalau dihitung biaya di daerah hampir Rp. 1 Triliun. Tenaga yang terlibat sangat banyak dari pihak kepolisian, perguruan tinggi tinggi tinggi dan organisasai-organisasi ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan UN ini.

Dari kelima ciri tes yang baik hanya 2 yang dipenuhi UN, sehingga UN masuk kategori tes yang tidak baik artinya Ujian Nasional masih perlu banyak perbaikan di aneka macam aspek agar jangan terlalu banyak pihak yang dirugikan. Salah satu yang perlu diperbaiki adalah problem biaya disesuaikan dengan hasil yang dicapai, coba biaya 600 Miliar dibuat memperbaiki sekolah yang sudah rusak pasti lebih bermanfaat daripada pelaksanaan UN dan penyaluran soal perlu juga perbaikan alasannya yang terjadi saat ini ada provinsi yang ditunda pelaksanaan UN-nya alasannya soal belum sampai.

Mari kita dukung Revolusi Mental, untuk perubahan yang lebih baik. Video ilustrasi berikut mungkin mampu mengajak kita untuk ikut berubah;
 saya ucapakan selamat ujian kepada siswa Ujian Nasional (UN) Bukan Tes Yang Baik

Belum ada Komentar untuk "Ujian Nasional (Un) Bukan Tes Yang Baik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel