Masalah Rutin Dan Problem Tidak Rutin Dalam Matematika Jumat, 21 Juni 2019 Tambah Komentar Edit Baca JugaBahasa MatematikaHakekat Suatu Problem MatematikaKlasifikasi Problem Matematika Hakekat Suatu Masalah Matematika sudah membahas defenisi kasus berikut kelanjutannya: Suatu soal sanggup dipandang sebagai masalah, merupakan hal yang sangat relatif. Suatu soal yang dianggap sebagai kasus bagi seseorang, bagi orang lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka. Dengan demikian, guru perlu berhati-hati dalam memilih soal yang akan disajikan sebagai pemecahan masalah. Bagi sebagian besar guru, untuk memperoleh atau menyusun soal yang benar-benar bukan merupakan kasus yang rutin bagi siswa termasuk pekerjaan yang sulit. Akan tetapi hal ini akan sanggup diatasi antara lain melalui pengalaman dalam menyajikan soal yang bervariasi baik bentuk, tema masalah, tingkat kesulitan, serta tuntutan kemampuan intelektual yang ingin dicapai atau dikembangkan pada siswa. Setelah mempelajari materi ini, diperlukan kita memiliki kemampuan untuk: Menunjukkan kasus rutin dan tidak rutin. Memberikan teladan kasus rutin dan kasus tidak rutin. Masalah rutin dan kasus tidak rutinUntuk memudahkan dalam pemilihan soal, perlu dilakukan pembedaan antara soal rutin dan soal tidak rutin. Soal rutin biasanya mencakup aplikasi suatu prosedur matematika yang sama atau ibarat dengan hal yang gres dipelajari. Sedangkan dalam kasus tidak rutin, untuk sampai pada prosedur yang benar diperlukan pemikiran yang lebih mendalam. Menurut hasil penelitian The National Assessment di Amerika Serikat mengindikasikan bahwa siswa SD pada umumnya menghadapi kesulitan dalam menghadapi soal tidak rutin yang memerlukan analisis dan proses berfikir mendalam. Pada tingkat sekolah dasar, kasus matematika dalam buku teks tertentu jarang menyajikan tentang bagaimana untuk mengembangkan ketrampilan berfikir matematika siswa. Para siswa harus diberikan kasus yang menarik dan menantang sehingga mereka akan memperoleh pengalaman dalam menganalisa informasi dan mengembangkan pandangan menjadi suatu kekerabatan matematis. Masalah tidak rutin lebih kompleks daripada kasus rutin, sehingga seni administrasi untuk memecahkan kasus mungkin tidak bisa muncul secara langsung, dan membutuhkan tingkat kreativitas dan orisinalitas yang tinggi dari si pemecah kasus (solver). Oleh alasannya itu tujuan terpenting dari pembelajaran matematika seharusnya untuk membangun kemampuan siswa kita dalam memecahkan masalah. Meskipun sebagian guru percaya bahwa kemampuan memecahkan kasus terbentuk secara otomatis dari penguasaan keterampilan berhitung. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Pemecahan kasus perlu ditekankan pada pembelajaran matematika sejak dini/ sejak awal. Siswa yang sedang berguru matematika dan terbiasa dengan soal atau kasus yang tidak rutin, maka siswa tersebut akan terlatih dengan menerapkan aneka macam konsep matematika dalam situasi baru, sehingga pada karenanya mereka akan bisa menggunakan aneka macam konsep ilmu yang telah mereka pelajari untuk memecahkan kasus dalam kehidupan sehari-hari mereka. Latihan: Apa syarat suatu soal sanggup dipandang sebagai kasus rutin bagi siswa SD? Apa syarat suatu soal sanggup dipandang sebagai kasus tidak rutin bagi siswa SD? Jawaban Petunjuk: Suatu soal sanggup dipandang sebagai masalah, merupakan hal yang sangat relatif. Suatu soal yang dianggap sebagai kasus bagi seseorang, bagi orang lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka. Soal rutin biasanya mencakup aplikasi suatu prosedur matematika yang sama atau ibarat dengan hal yang gres dipelajari. Dalam kasus tidak rutin, untuk sampai pada prosedur yang benar diperlukan pemikiran yang lebih mendalam. Contoh Masalah Rutin and Masalah Tidak Rutin Perhatikan beberapa soal berikut: Pada hari Senin ada 5479 orang yang menonton film, 3477 orang menonton pada hari Selasa dan 6399 orang menonton pada hari Rabu. Berapa jumlah orang yang menonton dalam tiga hari? Gunakan tiap angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 paling sedikit satu kali untuk membentuk tiga buah bilangan empat-angka yang jumlahnya 9636! Siswa kelas V SDN “Gatotkaca” akan pergi berkemah. Ada 46 orang penumpang yang akan ikut, yaitu terdiri dari siswa-siswi dan guru pembimbing. Alat transportasi yang sanggup di pilih ada 2, yaitu kendaraan beroda empat Kijang dan Colt L-300. Apabila menggunakan kendaraan beroda empat Kijang, berapa buah kendaraan beroda empat Kijang yang dibutuhkan untuk pergi berkemah? Apabila menggunakan kendaraan beroda empat Colt L-300, berapa buah kendaraan beroda empat Colt L-300 yang dibutuhkan untuk pergi berkemah? Apabila tarip carter sebuah kendaraan beroda empat Kijang yaitu Rp. 600.000,-, dan sebuah kendaraan beroda empat Colt L-300 yaitu Rp. 750.000,- ; berapakah tarip termurahnya? Panitia memutuskan ke 46 penumpang supaya membawa semua perlengkapannya yang dimasukkan ke dalam 14 kotak (dus) yang ukurannya sama, maka rinciannya: Apabila panitia memutuskan untuk mencarter kendaraan beroda empat Colt L-300 saja, berapa buah kendaraan beroda empat Colt L-300 yang mereka perlukan? Catatan: demi keselamatan dalam perjalanan, tidak ada dus yang diletakkan di atas jok mobil. Bagaimana seandainya panitia mencarter kendaraan beroda empat Kijang saja, apa perbedaannya? Apa persamaannya? Soal no (1) dan (2) merupakan teladan kasus rutin alasannya permasalahan yang terkandung didalamnya merupakan permasalahan yang berkaitan dengan operasi hitung, yaitu penjumlahan. Meskipun soal no (2) merupakan soal cerita, namun bagi sebagian besar anak SD, memilih operasi hitung yang sesuai sanggup mengkaitkan dengan soal no (1) tentang penjumlahan sehingga operasi yang digunakan untuk merampungkan soal no (2) yaitu penjumlahan. Soal no (3) merupakan teladan kasus tidak rutin alasannya untuk memperoleh akibat yang cepat dan benar, siswa dituntut melakukan penghitungan untuk aneka macam kemungkinan pasangan bilangan. Bagi mereka yang memiliki sense of number cukup tinggi, mungkin bisa lebih efisien dalam proses pencarian akibat yang tepat. Sebagai contoh, seorang anak menyadari bahwa jumlah dari tiga bilangan-bilangan dengan ujung-ujung 1, 3 dan 5, secara bersamaan. Untuk sanggup merampungkan soal ini dengan baik, seorang anak tidak cukup hanya memiliki pengetahuan prasyarat. Untuk soal no (4) a, b, c sanggup diselesaikan dengan pengerjaan sederhana atau menggunakan algoritma perhitungan biasa. Oleh alasannya itu, sanggup kita simpulkan bahwa soal no 4. a, b, dan c termasuk kasus rutin, untuk soal no 4. d dan e memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dibandingkan soal no 4. a, b, c. Seorang siswa yang dihadapkan dengan soal no 4. d dan e ini, harus memilih seni administrasi yang tepat sebelum memulai untuk memecahkan pertanyaan tersebut. Oleh alasannya itu, soal no 4. d dan e merupakan kasus tidak rutin. Latihan 2: Mengapa soal no 4. d dan e di atas merupakan kasus tidak rutin? Berikan teladan kasus rutin dan kasus tidak rutin bagi siswa SD! Jelaskan! Jawaban Petunjuk: Untuk menjawab soal no 4. d dan e diperlukan seni administrasi yang tepat sebelum memulai untuk memecahkan pertanyaan tersebut. Masalah tidak rutin lebih kompleks daripada kasus rutin, siswa SD dalam menghadapi kasus tidak rutin yang memerlukan analisis dan proses berfikir mendalam. Rangkuman Suatu soal yang dianggap sebagai kasus bagi seseorang, bagi orang lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka. Dengan demikian, guru perlu berhati-hati dalam memilih soal yang akan disajikan sebagai pemecahan masalah. Untuk memudahkan dalam pemilihan soal, perlu dilakukan pembedaan antara soal rutin dan soal tidak rutin. Soal rutin biasanya mencakup aplikasi suatu prosedur matematika yang sama atau ibarat dengan hal yang gres dipelajari. Sedangkan dalam kasus tidak rutin, untuk sampai pada prosedur yang benar diperlukan pemikiran yang lebih mendalam. Siswa yang sedang berguru matematika dan terbiasa dengan soal atau kasus yang tidak rutin, maka siswa tersebut akan terlatih dengan menerapkan aneka macam konsep matematika dalam situasi baru, sehingga pada karenanya mereka akan bisa menggunakan aneka macam konsep ilmu yang telah mereka pelajari untuk memecahkan kasus dalam kehidupan sehari-hari mereka. TES FORMATIFPilihlah satu akibat yang paling benar dari beberapa alternatif akibat yang disediakan ! Suatu soal sanggup dipandang sebagai masalah, merupakan hal yang sangat relatif, maksudnya yaitu ... A. suatu soal yang dianggap sebagai kasus bagi seseorang, bagi orang lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka B. suatu soal sanggup dikerjakan oleh semua orang tanpa terkecuali C. suatu soal belum ditemukan jawabannya oleh banyak orang D. suatu soal membingungkan bagi semua orang Masalah yang dihadapi siswa sanggup dikategorikan menjadi dua yaitu ... A. kasus simpel dan kasus sulit B. kasus formal dan kasus informal C. kasus pribadi dan kasus umum D. kasus rutin dan kasus tidak rutin Masalah yang mencakup aplikasi suatu prosedur matematika yang sama atau ibarat dengan hal yang gres dipelajari disebut kasus … A. rutin B. tidak rutin C. kecil D. besar Yang dimaksud dengan kasus tidak rutin yaitu … A. kasus yang sanggup segera diselesaikan dengan menerapkan aneka macam konsep matematika B. kasus yang sanggup diselesaikan dengan menerapkan algoritma/perhitungan dalam matematika yang telah ditentukan C. kasus yang memerlukan analisis dan proses berfikir mendalam untuk menerima solusinya D. kasus yang tidak memerlukan pengalaman untuk menerima solusinya Dari pernyataan-pernyataan berikut merupakan kasus rutin yang sering dijumpai siswa SD, kecuali … A. Tentukan FPB dan KPK dari bilangan 14 dan 20! B. Adi memiliki 12 kelerang, ketika bermain kelereng Andi menjadi 20 kelereng, berapakah banyak kelereng kemenangan Adi? C. Lampu merah menyala tiap 3 detik, sedangkan lampu hijau menyala tiap 4 detik. Apabila detik sekarang kedua lampu menyala bersama-sama, berapa detik lagi kedua lampu akan meyala bersama-sama? D. Tentukan nilai satuan dari 7333 ! Dari pernyataan-pernyataan berikut yang termasuk kasus rutin yang sering dijumpai siswa SD yaitu … A. Sebuah bak air berbentuk balok. Panjang, lebar dan tinggi belahan dalamnya berturut-turut 60 cm, 50 cm, dan 40 cm. Berapa literkah air yang sanggup di tampung oleh bak tersebut? B. Asrul memiliki 6 potongan rantai, masing-masing terdiri atas 4 mata rantai. Jika ongkos membuka satu mata rantai yaitu Rp. 500,00 dan ongkos mengelas tertutup kembali yaitu Rp. 2.000,00, berapa ongkos terkecil untuk menghubungkan enam potongan menjadi sebuah rantai tunggal yang panjangnya 24 mata rantai? C. Seorang pensiunan menghabiskan seperempat hidupnya sebagai anak kecil, seperlima sebagai pemuda, sepertiga sebagai bapak, dan 13 tahun sebagai pensiunan. Berapa usianya ketika meninggal? D. Sebatang bambu tegak, yang panjangnya 18 cm, telah dipatahkan oleh angin. Ujungnya menyentuh tanah 6 meter dari pangkalnya. Berapa tinggi tempat patah tersebut? Berapa nilai A untuk memperoleh hasil simpulan 279 ibarat ditunjukkan di bawah ini? Soal di atas termasuk kasus ... A. rutin B. tidak rutin C. biasa D. luar biasa Siswa yang terbiasa menghadapi kasus tidak rutin maka siswa tersebut … A. akan meningkat prestasi matematikanya B. akan terbiasa menerapkan aneka macam konsep matematika dalam situasi gres C. akan terbiasa menerapkan algoritma/perhitungan dalam matematika yang telah ditentukan D. akan simpel menerima pengalaman yang berharga dalam menghadapi aneka macam dilema Guru perlu berhati-hati dalam memilih soal yang akan disajikan sebagai pemecahan masalah. Bagi sebagaian besar guru, untuk memperoleh atau menyusun soal yang benar-benar bukan merupakan kasus yang rutin bagi siswa termasuk pekerjaan yang sulit. Akan tetapi hal ini akan sanggup diatasi antara lain melalui pengalaman dalam menyajikan soal yang … A. monoton, rutin, sulit B. mudah, menarik, simpel C. bervariasi baik bentuk, tema masalah, tingkat kesulitan, serta tuntutan kemampuan intelektual yang ingin dicapai atau dikembangkan pada siswa D. kasus rutin dan kasus tidak rutin Setiap siswa SD dalam kelas berpotensi untuk memiliki kemampuan khusus di bidang matematika. Hal tersebut sanggup terjadi apabila … A. siswa tersebut rajin belajar, dan sering diperkenalkan masalah-masalah tidak rutin B. siswa tersebut memiliki keyakinan yang tinggi dalam merampungkan setiap soal matematika di kelas C. siswa tersebut rajin belajar, tidak takut salah, suka tantangan, tidak simpel menyerah, tidak berpuas diri, dan menerima bimbingan dari guru D. siswa tersebut sering mengerjakan soal matematika dengan cepat, dan sering menerima pujian dari guru dan orang tua Anda boleh mengambil tes ini secara online Disini [Masalah Rutin dan Masalah Tidak Rutin | Goenawan Roebyanto dan Aning Wida Yanti] Matematika sanggup mempengaruhi aksara kita, mari kita simak penjelasannya pada video berikut; Bagikan Artikel ini
Belum ada Komentar untuk "Masalah Rutin Dan Problem Tidak Rutin Dalam Matematika"
Posting Komentar