Konsep Dasar Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran

Konsep Dasar Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran Konsep Dasar Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya yakni suatu pengelolaan acara belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil berguru (Conny,1992). Pendekatan keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini.

Dalam pembelajaran matematika pun, pendekatan keterampilan proses ini sangat cocok digunakan. Struktur matematika yang berpola deduktif adakala memerlukan proses kreatif yang induktif. Untuk sampai pada suatu kesimpulan, adakala sanggup digunakan pengamatan, pengukuran, intuisi, imajinasi, penerkaan, observasi, induksi bahkan mungkin dengan mencoba-coba. Pemikiran yang demikian bukanlah kontradiksi, alasannya yaitu yakni banyak objek matematika yang dikembangkan secara intuitif atau induktif.

Pendekatan keterampilan proses akan efektif jikalau sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh alasannya yaitu yakni itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Misalnya sebelum melakukan penelitian, siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan menciptakan hipotesis.

Alasannya tentulah sederhana, yaitu agar siswa sanggup menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan bisa mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam berguru matematika menggunakan pendekatan keterampilan proses yakni suatu perubahan tingkah laku dari seorang anak yang belum paham terhadap permasalahan matematika yang sedang dipelajari sehingga menjadi paham dan mengerti permasalahannya.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses di dalam proses pembelajaran, antara lain adalah:
  1. siswa terlibat eksklusif dengan objek faktual sehingga sanggup mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
  2. siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari,
  3. melatih siswa untuk berpikir lebih kritis,
  4. melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran,
  5. mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,
  6. memberi kesempatan kepada siswa untuk berguru menggunakan metode ilmiah.

Pendekatan keterampilan proses ini berbeda dengan pendekatan tradisional, alasannya yaitu yakni di dalam pembelajaran dengan pendekatan tradisional, guru hanya memperlihatkan materi pelajaran yang berfokus pada proteksi konsep-konsep, informasi, dan fakta yang sebanyak-banyaknya kepada siswa. Akibatnya, hasil berguru yang diperoleh siswa pun hanya terbatas pada aspek pengetahuan saja, sedangkan aplikasinya belum tentu sanggup dilakukan.

Padahal di dalam pembelajaran matematika, siswa juga dituntut untuk mengalihgunakan warta yang diperolehnya pada bidang lain dan bahkan di dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga harus bisa mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika dalam aneka macam bentuk ibarat tabel, grafik, diagram, dan lain-lain. Dengan demikian, penerapan pendekatan tradisional di dalam pembelajaran matematika tidaklah cocok.

Prinsip-prinsip Pendekatan Keterampilan Proses

Dalam membahas pendekatan keterampilan proses, prinsip-prinsip ihwal pendekatan tersebut menjadi hal mutlak yang harus Anda pahami. Satu hal yang harus kita sepakati bersama, bahwa dalam pembelajaran yang dilakukan orientasinya tidak hanya produk belajar, yakni hasil berguru yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran saja, melainkan lebih dari itu. Pembelajaran yang dilakukan juga diarahkan pada bagaimana memperoleh hasil berguru atau bagaimana proses mencapai tujuan pembelajaran yang diperlukan terpenuhi.

Untuk mencapai tujuan di atas, terdapat sejumlah prinsip yang harus Anda pahami (Conny, 1992), yang meliputi:
  1. kemampuan mengamati,
  2. kemampuan menghitung,
  3. kemampuan mengukur,
  4. kemampuan mengklasifikasikan,
  5. kemampuan menemukan hubungan,
  6. kemampuan menciptakan prediksi (ramalan),
  7. kemampuan melakukan penelitian,
  8. kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data,
  9. kemampuan menginterpretasikan data, dan
  10. kemampuan mengkomunikasikan hasil.

(1). Kemampuan Mengamati

Mengamati merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan acara melihat. Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati, kemudian mencatat apa yang diamati, memilah-milah bagiannya menurut kriteria tertentu, juga menurut tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya.
Contoh: siswa mengamati benda-benda yang berbentuk lingkaran.

(2). Kemampuan Menghitung

Kemampuan menghitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua program kehidupan semua manusia memerlukan kemampuan ini.
Contoh: siswa menghitung garis tengah yang diperlukan untuk keliling suatu lingkaran.

(3). Kemampuan Mengukur

Dalam pengertian yang luas, kemampuan mengukur sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dasar dari acara ini yakni perbandingan. Contoh: siswa mengukur panjang garis tengah lingkaran.

(4).Kemampuan Mengklasifikasi

Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan. Pengelompokan ini didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri yang sama dalam tujuan tertentu, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Contoh: siswa mengelompokkan benda-benda yang berbentuk lingkaran dengan yang bukan.

(5). Kemampuan Menemukan Hubungan

Kemampuan ini merupakan kemampuan penting yang perlu dikuasai oleh siswa. Yang termasuk dalam kemampuan ini adalah: fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. Kesemuanya merupakan variabel untuk menentukan kekerabatan antara sikap dan tindakan yang sesuai.
Contoh: siswa menentukan waktu yang dibutuhkan oleh siswa lain yang sanggup menempuh lintasan lapangan berbentuk lingkaran dengan garis tengah dan waktu tertentu.

(6). Kemampuan Membuat Prediksi (Ramalan)

Ramalan yang dimaksud di sini bukanlah sembarang perkiraan, melainkan asumsi yang mempunyai dasar atau penalaran. Kemampuan menciptakan ramalan atau asumsi yang didasari penalaran, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam teori penelitian, kemampuan menciptakan ramalan ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis. Hipotesis yakni suatu asumsi yang beralasan untuk menerangkan suatu insiden atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanya menciptakan hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen. Contoh: Siswa meramalkan mana yang lebih panjang jarak tempuhnya jikalau dua buah benda yang berlainan jari-jari digelindingkan. Siswa kemudian menciptakan hipotesis ihwal rumus keliling lingkaran.

(7). Kemampuan Melaksanakan Penelitian (Percobaan)

Penelitian merupakan acara para ilmuwan di dalam acara ilmiah. Namun, dalam kehidupan sehari-hari penelitian (percobaan) merupakan acara penyelidikan untuk menguji gagasan-gagasan melalui acara eksperimen praktis. Kegiatan percobaan umumnya dilaksanakan dalam mata pelajaran eksakta ibarat fisika, kimia, dan biologi. Sedangkan untuk mata pelajaran non eksakta, acara yang biasa dilakukan yakni penelitian sederhana yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan.
Contoh: siswa melakukan percobaan untuk menemukan rumus keliling lingkaran.

(8). Kemampuan Mengumpulkan dan Menganalisis Data

Kemampuan ini merupakan cuilan dari kemampuan melakukan penelitian. Dalam kemampuan ini, siswa perlu menguasai bagaimana cara-cara mengumpulkan data dalam penelitian baik kuantitatif maupun kualitatif.
Contoh: siswa mengumpulkan data

(9). Kemampuan Menginterpretasikan Data

Mengamati merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan acara melihat. Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati, kemudian mencatat apa yang diamati, memilah-milah bagiannya menurut kriteria tertentu, juga menurut tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya.
Contoh: siswa mengamati benda-benda yang berbentuk lingkaran.

(10). Kemampuan Mengkomunikasikan Hasil

Kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang juga harus dikuasai siswa. Dalam kemampuan ini, siswa perlu dilatih untuk mengkomunikasikan hasil penemuannya kepada orang lain dalam bentuk laporan penelitian, paper, atau karangan.
Contoh: siswa menciptakan laporan ihwal hasil percobaan menentukan rumus keliling lingkaran.

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pada prinsipnya pendekatan keterampilan proses sangat diwarnai dengan prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pembelajaran kontekstual dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan mengkontsruksi sendiri pemahaman mereka ihwal pandangan gres dan konsep matematika, melalui serangkaian acara pemecahan masalah. Untuk itu, berikutnya kita akan disajikan secara singkat konsep dan prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). [Konsep Dasar Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran - Nyimas Aisyah]

Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu;
Konsep Dasar Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran Konsep Dasar Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran

Belum ada Komentar untuk "Konsep Dasar Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel