Teori Perkembangan Intelektual Piaget

 Jean Piaget beropini bahwa proses berpikir insan sebagai suatu perkembangan yang ber Teori Perkembangan Intelektual PiagetMengenai teori perkembangan intelektual. Jean Piaget beropini bahwa proses berpikir insan sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual faktual ke absurd berurutan melalui empat periode. Urutan periode itu tetap bagi setiap orang, namun usia atau kronologis pada setiap orang yang memasuki setiap periode berpikir yang lebih tinggi berbeda-beda tergantung kepada masing-masing individu.

Piaget ialah orang pertama yang menggunakan filsafat konstruktivis dalam proses mencar ilmu mengajar. Piaget (dalam Bell, 1981), beropini bahwa proses berpikir insan merupakan suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual kongkret ke absurd berurutan melalui empat tahap perkembangan, sebagai berikut:
  1. Periode Sensori Motor (0–2) tahun. Karateristik periode ini merupakan gerakan-gerakan sebagai tanggapan reaksi pribadi dari rangsangan. Rangsangan itu timbul karena anak melihat dan merab-raba objek. Anak itu belum mempunyai kesadaran adanya konsep objek yang tetap.

    Bila objek itu disembunyikan, anak itu tidak akan mencarinya lagi. Namun karena pengalamannya terhadap lingkungannya, pada tamat periode ini, anak menyadari bahwa objek yang disembunyikan tadi masih ada dan ia akan mencarinya.
  2. Periode Pra-operasional (2–7) tahun. Operasi yang dimaksud di sini ialah suatu proses berpikir atau logik, dan merupakan program mental, bukan program sensori motor. Pada periode ini anak di dalam berpikirnya tidak didasarkan kepada keputusan yang logis melainkan didasarkan kepada keputusan yang sanggup dilihat seketika. Periode ini sering disebut juga periode dukungan simbol, misalnya suatu benda diberi nama (simbol).

    Pada periode ini anak terpaku kepada kontak pribadi dengan lingkungannya, tetapi anak itu mulai memanipulasi simbol dari benda-benda sekitarnya. Walaupun pada periode permulaan pra-operasional ini anak sanggup menggunakan simbol-simbol, ia masih sulit melihat hubungan-hubungan dan mengambil kesimpulan secara taat asas.
  3. Periode operasi kongkret (7–12) tahun. Dalam periode ini anak berpikirnya sudah dikatakan menjadi operasional. Periode ini disebut operasi kongkret karena ialah berpikir logiknya didasarkan atas manipulasi fisik dari objek-objek. Operasi kongkret hanyalah memperlihatkan kenyataan adanya kekerabatan dengan pengalaman empirik-kongkret yang lampau dan masih mendapatkan kesulitan dalam mengambil kesimpulan yang logis dari pengalaman-pengamanan yang khusus.

    Pengerjaan-pengerjaaan logika sanggup dilakukan dengan berorientasike objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang pribadi dialami anak. Anak itu belum memperhitungkan semua kemungkinan dan kemudian mencoba menemukan kemungkinan yang mana yang akan terjadi. Anak masih terikat kepada pegakaman pribadi. Pengalaam anak masih kongkret dan belum formal.

    Dalam periode operasi kongkret, karateristik berpikir anak ialah sebagai berikut:
    • Kombinasivitas atau klasifikasi ialah suatu operasi dua kelas atau lebih yang dikombinasikan ke dalam suatu kelas yang lebih besar. Anak sanggup membentuk variasi kekerabatan kelas dan mengerti bahwa beberapa kelas sanggup dimasukkan ke kelas lain.
      Misalnya semua insan lelaki dan semua insan wanita ialah semua manusia. Hubungan A>B dan B>C menjadi A>C.
    • Reversibilitas ialah operasi kebalikan. Setiap operasi logik atau matematik sanggup dikerjakan dengan operasi kebalikan. Misalnya, $5+?=9$ sama dengan $9–5=?$
      Reversibilitas ini merupakan karakteristik utama untuk berpikir operasional di dalam teori Piaget.
    • Asosiasivitas ialah suatu operasi terhadap beberapa kelas yang dikombinasikan menurut sebarang urutan.
      Misalnya himpunan bilangan bulat, operasi ”+”, berlaku hukum asosiatif terhadap penjumlahan.
    • Identitas ialah suatu operasi yang memperlihatkan adanya unsur nol yang jika dikombinasikan dengan unsur atau kelas balasannya tidak berubah. Misalnyadalam himpunan bilangan bulat dengan operasi ”+”, unsur nol ialah 0 sehingga 8+0=8. Demikian juga suatu jumlah sanggup dinolkan dengan mengkombinasikan lawannya, misalnya $4 – 4 = 0$.
    • Korespondensi satu–satu antara objek-objek dari dua kelas. Misalnya unsur dari suatu himpunan berkawan dengan satu unsur dari himpunan kedua dan sebaliknya.
    • Kesadaran adanya prinsip-prinsip konservasi. Konservasi berkenaan dengan kesadaran bahwa satu aspek dari benda, tetap sama sementara itu aspek lainnya berubah. Namun prinsip konservasi yang dimilikianak pada periode ini masih belum penuh. Anak pada periode ini dilandasi oleh observasi dari pengalaman dengan objek nyata, tetapi ia sudah mulai menggeneralisasi objek-objek tadi.
  4. Periode Operasi Formal (>12) tahun. Periode ini merupakan tahap terakhir dari keempat periode perkembangan intelektual. Periode operasi formal ini disebut juga disebut periode operasi hipotetik-deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkmbangan intelektual.

    Anak-anak pada periode ini sudah memperlihatkan alasan dengan menggunakan lebih banyak simbul atau gagasan dalam cara berpikir. Anak sudah sanggup mengoperasikan argumen-argumen tanpa dikaitkan dengan benda-benda empirik. Ia sanggup menggunakan prosedur seorang ilmuwan, ialah menggunakan posedur hipotetik-deduktif.

    Anak sanggup merampungkan duduk kasus dengan cara yang lebih baik dan kompleks dari pada anak yang masih dalam tahap periode operasi kongkret. Konsep konservasi telah tercapai sepenuhnya. Anak sudah sanggup menggunakan hubungan-hubungan di antara objek-objek apabila ternyata manipulasi objek-objek tidak memungkinkan.

    Anak telah sanggup melihat hubungan-hubungan absurd dan menggunakan proposisi-proposisi logik-formal termasuk aksioma dan definisi-definisi verbal.

    Anak juga sudah sanggup berpikir kombinatorik, artinya jika anak dihadapkan kepada suatu masalah, ia sanggup mengisolasi faktor-faktor tersendiri atau mengkombinasikan faktor-faktor itu sehingga menuju penyelesaian duduk kasus tadi.

Menurut Piaget, tahap-tahap berpikir itu ialah pasti dan spontan namun umur kronolois yang diberikan itu ialah fleksibel, terutama selama transisi dari periode yang satu ke periode berikutnya. Umur kronologis itu sanggup saling tindih bergantung kepada individu. Piaget berpendapat, tidak gunanya jika kita memaksa anak untuk cepat berpindah ke periode berikutnya.

Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu kita dalam penerapan kuriulum 2013;
 Jean Piaget beropini bahwa proses berpikir insan sebagai suatu perkembangan yang ber Teori Perkembangan Intelektual Piaget

Belum ada Komentar untuk "Teori Perkembangan Intelektual Piaget"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel