Bentuk Bentuk Interaksi Sosial Berserta Penjelasannya

Bentuk Bentuk Interaksi Sosial Berserta Penjelasannya - Manusia memang sudah ditakdirkan sebagai makhluk sosial. Walaupun sebagai makhluk individu tetapi manusia tidak sanggup hidup sendiri. Dalam perwujudannya sebagai makhluk sosial, didalamnya terdapat sebuah interaksi sosial kepada orang lain. Semasa dibangku sekolah pasti sudah dijelaskan mengenai interaksi sosial beserta kandungan didalamnya. Kandungan tersebut meliputi fungsi interaksi sosial, bentuk bentuk interaksi sosial, dan masih banyak lagi. Interaksi sosial yaitu kekerabatan antara dua orang atau lebih dengan dua arah sehingga memperoleh timbal balik yang sama. Kali ini saya akan menjelaskan lebih jauh mengenai bentuk bentuk interaksi sosial beserta penjelasannya. Untuk lebih jelasnya sanggup anda simak dibawah ini.
Bentuk Bentuk Interaksi Sosial Berserta Penjelasannya Bentuk Bentuk Interaksi Sosial Berserta Penjelasannya

Bentuk Bentuk Interaksi Sosial Berserta Penjelasannya

Bentuk bentuk interaksi sosial sanggup dibagi menjadi dua yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif. Kedua bentuk interaksi sosial tersebut tercipta simpulan adanya sebuah interaksi dalam masyarakat. Bentuk interaksi sosial asosiatif yaitu bentuk interaksi yang bertujuan untuk mewujudkan persatuan sehingga interaksi sosial sanggup berjalan dengan baik. Sedangkan bentuk interaksi sosial disosiatif yaitu bentuk interaksi yang diwujudkan dengan cara perlawanan terhadap orang lain atau kelompok untuk mendapat tujuan tertentu. Kedua bentuk interaksi sosial tersebut masih sanggup dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Dibawah ini terdapat bentuk bentuk interaksi sosial beserta penjelasannya.
Baca juga : Letak Astronomis dan Letak Geografis Indonesia

Interaksi Sosial Asosiatif

Bentuk interaksi sosial yang pertama yaitu asosiatif. Interaksi sosial asosiatif bersifat lebih positif. Dengan kata lain interaksi ini mendukung kelompok maupun seseorang untuk mendapat hasil yang sesuai keinginan. Proses interaksi sosial asosiatif sanggup dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis jenis interaksi sosial asosiatif beserta penjelasannya :

Kerja Sama atau Cooperation
Bentuk interaksi sosial asosiatif yang pertama yaitu kerja sama atau cooperation. Kerja sama yaitu suatu perjuangan yang dilakukan oleh kelompok maupun antar individu untuk memperoleh tujuan dan kepentingn bersama. Kerjasama tersebut sanggup dilakukan dengan cara antar individu, antar kelompok maupun individu dengan kelompok. Berdasarkan pendapat Charles H. Cooley, kerja sama sanggup tercipta apabila seseorang memiliki kesadaran bahwa mereka memiliki kepentingan yang serupa. Dalam pemenuhan kepentingan tersebut harus diimbangi dengan pengendalian dan pengetahuan yang matang. Dapat disimpulkan bahwa kerja sama memiliki faktor penting berupa kesadaran akan kepentingan yang sama dan pengorganisasian yang baik.

Bentuk interaksi sosial berupa kerja sama akan menjadi lebih besar lengan berkuasa apabila terdapat sebuah perilaku maupun ancaman dari luar yang melukai kepatuhan dalam diri seseorang maupun kelompok. Misalnya kerja sama yang timbul antar tentara dalam melawan musuh. Kemudian didalamnya terdapat perbedaan pendapat. Namun tujuannya sama, maka dari itu terdapat perilaku besar lengan berkuasa untuk mempertahankannya. Kerjasama menurut pelaksanaannya sanggup dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis jenis kerjasama menurut pelaksanaannya :

  • Bergaining yaitu sebuah perjanjian yang diwujudkan dalam bentuk pertukaran jasa maupun barang antara dua organisasi atau lebih.
  • Gotong royong yaitu bentuk interaksi sosial yang dilakukan secara sukarela dalam melaksanakan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan orang lain secara langsung.
  • Koalisi yaitu gabungan antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang serupa. Dalam bentuk kerjasama ini terdapat ketidak stabilan karena masing masing organisasi memiliki struktur yang berbeda.
  • Kooptasi yaitu tata cara penerimaan nilai nilai gres dalam pelaksanaan negara maupun kepemimpinan. Tujuan dari kooptasi yaitu untuk mencegah adanya konflik dalam sebuah organisasi negara.
  • Joint Venture yaitu jenis kerjasama yang dilakukan dalam sebuah perusahaan proyek misalnya perjuangan perhotelan ataupun pengeboran minyak.
Bentuk interaksi sosial kerja sama juga sanggup dibagi lagi menurut bentuk kerjanya. Berikut bentuk kerja sama menurut bentuk kerjanya :
  1. Kerja sama spontan yaitu bentuk interaksi sosial kerja sama secara langsung.
  2. Kerja sama langsung yaitu bentuk kerja sama yang pelaksanaannya menurut perintah atasan.
  3. Kerja sama kontak yaitu bentuk kerja sama yang pelaksanaannya menurut perintah tertentu.
  4. Kerja sama tradisional yaitu bentuk kerja sama sebagai penunjang sistem sosial.

Akomodasi atau Accomodation
Bentuk interaksi sosial asosiatif selanjutnya yaitu fasilitas atau accomodation. Akomodasi yaitu sebuah adaptasi antar individu maupun kelompok yang saling bertentangan untuk menanggulangi ketegangan. Akomodasi menjaga keseimbangan antar nilai dan norma dalam mayarakat untuk mewujudkan interaksi sosial. Biasanya bentuk interaksi sosial ini digunakan untuk mengatasi perselisihan, baik secara paksaan ataupun menghargai pribadi masing masing. Akomodasi sanggup dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis jenis fasilitas :
  • Koersi yaitu bentuk interaksi sosial yang terbentuk melalui jalur paksaan dari satu pihak ke pihak lain yang bersifat lemah. Koersi dilakukan dengan cara mendominasi kelompok kelompok yang lemah, misalnya sistem pemerintahan totaliter.
  • Kompromi yaitu jenis fasilitas dalam sebuah perselisihan untuk menanggulangi tuntutan biar kasus sanggup terselesaikan. Faktor utama terjadinya kompromi yaitu adanya pemahaman dan pengertian kedua belah pihak. Misalnya perjanjian antar negara yang sedang berperang.
  • Arbitrase yaitu bentuk fasilitas yang timbul antara dua pihak berselisih karena tidak sanggup berkompromi. Dalam interaksi sosial ini terdapat pihak ketiga yang menengahi kasus yang terjadi. Pihak ketiga biasanya berasal dari badan berwenang. Misalnya penyelesaian antara buruh dengan pengusaha, kemudiaan diatasi dengan cara arbitrase atau melalui pihak ketiga.
Baca juga : Pengertian Masyarakat Multikultural, Ciri Ciri dan Faktor Penyebab Masyarakat Multikultural
  • Mediasi yaitu pihak ketiga yang menengahi suatu kasus atau bertugas sebagai juru damai. Perdamaian tersebut menurut persetujuan pihak yang berselisih. Misalnya mediasi antara Indonesia dengan Kamboja biar sanggup berdamai.
  • Konsiliasi yaitu bentuk interaksi sosial untuk mendapat sebuah perjanjian dengan cara menyatukan keinginan pada kedua pihak yang bertikai. Konsiliasi sanggup diubah menjadi asimilasi karena memiliki sifat lunak. 
  • Toleransi yaitu bentuk fasilitas dengan cara persetujuan yang bersifat resmi. Dalam bentuk interaksi sosial ini perselisihan diatasi dengan cara perencanaan yang matang. 
  • Stalemate yaitu bentuk interaksi sosial yang timbul antara kelompok satu dengan kelompok lain yang memiliki kekuatan sama namun mereka saling bertikai.
Asimilasi atau Assimilation
Bentuk interaksi sosial asosiatif selanjutnya yaitu asimilasi. Asimilasi yaitu perjuangan yang dlakukan untuk merampungkan perbedaan yang terjadi antar kelompok maupun antar individu dengan tujuan memperoleh kesepakatan, tujuan ataupun kepentingan bersama. Berdasarkan Koentjaraningrat, asimilasi akan tercipta apabila terdapat perbedaan kebudayaan antar kelompok. Setelah itu individu yang terdapat dalam kelompok tersebut saling berhubungan secara terus menerus, langsung dan dengan waktu yang lama. Dalam asimilasi tersebut kelompok yang mengalami pebedaan akan terjadi perubahan serta penyesuaian budaya dalam dirinya. Dalam bentuk interaksi sosial ini tercipta proses indentifikasi diri untuk memperoleh tujuan dan kepentingan kelompok. Asimilasi memiliki faktor pendorong dan penghambat terjadinya sebuah penyelesaian. Berikut faktor pendukung asimilasi :
  • Sikap toleransi.
  • Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
  • Sikap terbuka yang terdapat dalam penguasa.
  • Adanya perilaku menghargai kebudayaan dan orang asing.
  • Terjadinya perkawinan amalgamasi atau campuran.
  • Timbulnya persamaan kebudayaan.
  • Terdapat musuh dari luar yang mengancam kepentingan bersama.
Selain faktor pendukung dalam bentuk interaksi sosial asimilasi. Adapula faktor penghambat terjadinya asimilasi menyerupai :
  • Minimnya pengetahuan mengenai kebudayaan gres yang masuk.
  • Terkucilnya kehidupan kelompok tertentu dalam masyarakat.
  • Adanya perasaan sombong antar kebudayaan.
  • Timbulnya perasaan takut mengenai kekuatan yang ada dalam kebudayaan baru.
  • Adanya perbedaan warna kulit.
  • Adanya perilaku in group feeling yang kuat.
  • Terdapat perbedaan kepentingan sehingga timbul sebuah pertentangan.
  • Adanya gangguan dari golongan minoritas kepada golongan penguasa.

Akulturasi atau Aculturation
Bentuk interaksi sosial asosiatif selanjutnya yaitu akulturasi aatau aculturation. Akulturasi yaitu perjuangan yang dilakukan untuk mendapat dan memproses kebudayaan abstrak menjadi kepingan kebudayaan kelompok yang dimiliki namun tidak menghilangkan kebudayaan aslinya. Akulturasi sanggup disebut pencampuran dua budaya dalam waktu yang cukup lama. Kebudayaan abstrak yang timbul kemudian diterima dan diolah namun kebudayaan aslinya tidak hilang.

Paternalisme
Bentuk interaksi sosial asosiatif yang terakhir yaitu paternalisme. Paternalisme yaitu program menguasai kelompok anak negeri yang dilakukan oleh kelompok pendatang. Kelompok pendatang ini bahkan telah menguasai perekonomian anak negeri. Pendatang tersebut bersikap sebagai penanam modal maupun penguasa sedangkan pihak anak negeri dijadikan sebagai pekerja atau buruh. Hal ini sama menyerupai jaman penjajahan Belanda untuk menguasai Indonesia. Penguasaan yang terjadi tidak hanya dalam bidang ekonomi saja, tetapi dalam bidang lain menyerupai permodalan, kesehatan, pendidikan, pertanahan dan lain lain. Dengan kasus menyerupai ini seharusnya terdapat penyelesaian yang cepat biar tidak ada salah paham antara pribumi dengan pendatang baru.
Baca juga : Ciri Ciri, Kelebihan dan Kelemahan Pemerintahan Presidensial

Interaksi Sosial Disosiatif

Bentuk interaksi sosial juga sanggup bersifat disosiatif. Bentuk interaksi tersebut memiliki arti oposisi yang berarti pertentangan antar individu ataupun antar kelompok untuk memperoleh tujuan tertentu. Interaksi sosial disosiatif sanggup dibagi lagi menjadi beberapa bentuk yaitu :

Persaingan atau Competition
Bentuk interaksi sosial disosiatif yang pertama yaitu persaingan atau competition. Persaingan yaitu program sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih untuk mendapat kemenangan. Persaingan timbul karena adanya keinginan untuk mendapat sesuatu yang terbatas ataupun ingin menjadi pusat perhatian dalam lingkup umum. Persaingan tercipta dengan berpedoman nilai dan norma dalam masyarakat. Bentuk interaksi sosial ini terjadi secara sportif karena minimnya kekerasan atau ancaman. Persaingan yang timbul dengan kekerasan, bahaya, dan merugikan orang lain sanggup disebut perusuhan/persengketaan/persaingan tak sehat. Persaingan berfungsi untuk memperlihatkan nilai dan kepentingan mayarakat sehingga tidak timbul konflik, memperlihatkan keinginan kelompok atau individu biar dipenuhi namun sulit sekali dipenuhi dalam waktu yang bersamaan, dan menyeleksi individu yang sesuai untuk mendapat kiprah serta kedudukan menurut kemampuannya. Contoh persaingan meliputi persaingan dalam bidang ekonomi, dalam bidang kebudayaan maupun kedudukan.

Kontravensi
Bentuk interaksi sosial disosiatif selanjutnya yaitu kontravensi. Kontravensi yaitu penentangan yang dilakukan dengan cara sembunyi biar tidak timbul konflik terbuka. Kontravensi ini ditandai dengan keraguan, penolakan, penyangkalan maupun ketidakpastian yang tidak sanggup diungkapkan secara terbuka. Kontravensi disebabkan oleh perbedaan pendirian antar kalangan masyarakat. Bentuk interaksi sosial disosiatif ini sanggup dibagi menjadi beberapa jenis menyerupai :
  • Kontravensi taktis menyerupai memberi kejutan kelompok lawan yang terintimidasi dan terprovokasi.
  • Kontravensi umum misalnya protes, keengganan, gangguan, pengancaman, perlawanan dan penolakan terhadap pihak lawan.
  • Kontravensi intensif misalnya menyebarkan dan menghasut kabar yang tidak benar.
  • Kontravensi sederhana misalnya penyangkalan pernyataan seseorang yang dilakukan didepan umum.
  • Kontravensi rahasia misalnya berkhianat dan membocorkan rahasia orang lain.

Pertikaian
Bentuk interaksi sosial disosiatif selanjutnya yaitu pertikaian. Pertikaian yaitu lanjutan dari program kontravensi. Pertikaian juga memiliki sifar terbuka. Timbulnya pertikaian diakibatkan oleh perbedaan tajam antar kelompok masyarakat. Perbedaan tersebut akan mengakibatkan rasa benci dan amarah sehingga timbul perilaku menghancurkan, menyerang, dan melukai orang lain. Maka dari itu sanggup disimpulkan bahwa pertikaian terjadi antar kelompok dengan jalan kekerasan dan ancaman.

Pertentangan
Bentuk interaksi sosial disosiatif yang terakhir yaitu pertentangan. Pertentangan yaitu sebuah perjuangan yang dilakukan oleh kelompok atau individu biar tujuannya sanggup tercapai. Pertentangan ini terjadi dengan cara ancaman maupun kekerasan. Biasanya pertentangan diakibatkan oleh perbedaan pendapat, kebudayaan, perasaan, perubahan sosial serta kepentingan. Pertentangan sanggup dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu pertentangan rasial, pertentangan pribadi, pertentangan politik, pertentangan antar kelas sosial dan pertentangan internasional.

Demikianlah penjelasan mengenai bentuk bentuk interaksi sosial. Secara umum interaksi sosial sanggup dibagi menjadi dua yaitu secara asosiatif dan disosiatif. Kedua bentuk tersebut masih sanggup dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih.

Belum ada Komentar untuk "Bentuk Bentuk Interaksi Sosial Berserta Penjelasannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel