Pembelajaran Aktif Dalam Matematika
Sebelum membaca ini sebaiknya Anda membaca terlebih dahulu Strategi Pembelajaran Matematika SMA, karena post ini adalah kelanjutannya.
Pembelajaran Aktif atau yang dekat kita kenal dengan istilah Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL), bahu-membahu dalam dunia pendidikan bukanlah barang baru, tetapi di Indonesia gres sekitar tahun seribu sembilan ratus sembilan puluhan dikala dipopulerkan secara nasional. Pengertian CBSA sendiri tidak simpel didefinisikan secara tegas, sebab adalah bukankah berguru itu sendiri wujud dari keaktifan siswa, walaupun derajat keaktifan mampu saja tidak sama. Di samping itu masih banyak sekali keaktifan yang tidak mampu diukur atau diamati, misalnya menggunakan khasanah pengetahuannya untuk memecahkan masalah, memilih teorema–teorema, konsep‐konsep untuk mengambarkan suatu proposisi, melakukan asimilasi dan modifikasi dalam rangka memahami pelajaran dan sebagainya. Keaktifan dalam pembelajaran aktif adalah lebih banyak berupa keaktifan mental meskipun ada juga yang diujudkan dengan keaktifan fisik.
Pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari seseorang yang mengetahui, kesudahannya tidak mampu ditransfer kepada penerima yang pasif. Penerima harus mengkonstruksikan sendiri pengetahuan itu. Semua yang lain entah obyek maupun lingkungan, hanyalah
sarana untuk terjadinya konstruksi tersebut (Paul Suparno,1997).
Berangkat dari pandangan ini maka seorang siswa akan mampu memahami matematika hanya apabila siswa secara aktif mengkonstruksikan pengetahuan yang ada pada dirinya lewat pengalamannya dengan lingkungan.
Dalam belajar, proses berguru terjadi dalam benak siswa. Jelas bahwa faktor siswa sangat penting. Kepentingannya mampu ditinjau dari proses terjadinya perubahan, karena salah satu hakikat berguru adalah terjadinya perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Perubahan itu akan menawarkan hasil yang optimal jikalau perubahan itu memang dikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa (menurut Ausubel). Dengan kata lain proses aktif dari orang yang berguru dalam rangka tujuan tersebut merupakan faktor sangat penting. Dengan demikian maka berguru aktif akan menawarkan hasil yang lebih bermakna bagi tercapainya tujuan dan tingkat kualitas hasil berguru tersebut.
Dalam pembelajaran aktif, siswa lebih berpartisipasi aktif sedemikian sehingga acara siswa dalam berguru jauh lebih secara umum dikuasai dari acara guru dalam mengajar.
Tetapi perlu diketahui bahwa pembelajaran aktif bukan merupakan konsep yang memisahkan pembelajaran secara dikotomis menjadi pembelajaran aktif dan pembelajaran pasif, derajat keaktifan mampu mempunyai rentang dari sangat rendah, rendah, sedang, agak tinggi sampai dengan tinggi. Secara operasional program pembelajaran mampu kita cantumkan sebagai berikut:
1. Aktivitas guru:
a. Memantau acara berguru siswa
b. Memberi umpan balik
c. Mengajukan pertanyaan yang menantang
d. Mempertanyakan gagasan siswa.
2. Aktivitas siswa:
a. Bertanya
b. Mengemukakan gagasan
c. Mempertanyakan gagasan orang lain.
(Strategi Pembelajaran Matematika SMA oleh:Drs. Setiawan, M.Pd)
Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut mampu membantu kita dalam penerapan kurikulum 2013;
Belum ada Komentar untuk "Pembelajaran Aktif Dalam Matematika"
Posting Komentar