Implementasi Teori Kecerdasan Beragam Dalam Pembelajaran Minggu, 16 Juni 2019 Tambah Komentar Edit Kecerdasan Anak, sekarang coba kita bahas lebih luas lagi. Anda atau orang-orang disekitar kita pasti mempunyai mempunyai pandangan atau pendapat sendiri wacana apa yang dimaksud dengan kecerdasan. Menurut beberapa Ahli: Claporede dan Stern, intelegensi diartikan sebagai penyesuaian diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru. K.Bulber mendefinisikan intelegensi sebagai perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. David Wechsler beropini intelegensi yakni kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Asri Budiningsih berpendapat, kecerdasan yakni suatu kemampuan memecahkan duduk kasus atau menghasilkan sesuatu yang diharapkan di dalam latar budaya tertentu. Rentang duduk kasus atau sesuatu yang dihasilkan mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks termasuk mulai dari upaya mengakhiri cerita, memilih langkah-langkah permainan catur, menambal selimut yang sobek, hingga menghasilkan teori- teori, komposisi musik dan politik. Seseorang dikatakan cerdas jikalau ia sanggup memecahkan duduk kasus yang dihadapi dalam hidupnya dan bisa menghasilkan sesuatu yang mempunyai kegunaan bagi umat manusia. Dengan demikian, merujuk beberapa difenisi kecerdasan yang disampaikan oleh para ahli, maka kecerdasan tidak terpaku pada kemampuan akademik, namun di dalamnya mencakup sejumlah kemampuan seseorang; baik fisik maupun psikis yang bekerja secara simultan untuk memecahlan masalah, menyesuaikan diri, merespons stimulus secara tepat dan benar, dan sebagainya. Yang akan kita bahas selanjutnya yakni apa yang dikemukakan oleh seorang profesor psikologi dari Harvard University yang juga Tokoh Pencetus Teori Kecerdasan Ganda yakni Howard Gardner. Howard Gardner menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata mempunyai banyak keterbatasan sehingga kurang sanggup meramalkan kesuksesan untuk masa depan seseorang. Menurutnya kecerdasan seseorang mencakup unsur-unsur: 1. Kecerdasan Bahasa 2. Kecerdasan logis matematis 3. Kecerdasan spasial 4. Kecerdasan kinestetis jasmani 5. Kecerdasan musikal 6. Kecerdasan interpersonal 7. Kecerdasan intrapersonal 8. Kecerdasan naturalis Mari kita beri penjelasan sedikit wacana delapan kecerdasan menurut Howard Gardner dan hubungannya terhadap akseptor didik: 1. Kecerdasan Bahasa (Linguistik)Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dan menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya. Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa mirip membaca, menulis karangan, menciptakan puisi, menyusun kata-kata mutiara, dan sebagainya. Peserta didik mirip ini juga cenderung mempunyai daya ingat yang kuat, contohnya terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih simpel berguru dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa baru, akseptor didik ini umumnya mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan akseptor didik lainnya. Contoh orang-orang yang mempunyai kecerdasan bahasa misalnya: Pengarang, Penyair, Wartawan, Pembicara, Pembaca berita. Meningkatkan kecerdasan bahasa sanggup dilakukana dengan cara mengadakan permainan merangkai kata, buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis wacana apa saja yang ada dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat. 2. Kecerdasan Matematis/LogisKecerdasan logis matematis memuat kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan duduk kasus dengan menggunakan kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan logis matematis tinggi cenderung menyenangi aktivitas menganalisis dan mempelajari sebab yakni selesai terjadinya sesuatu. Ia menyenangi berpikir secara konseptual, contohnya menyusun hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan penjabaran terhadap apa yang dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung menyukai program berhitung dan mempunyai kecepatan tinggi dalam merampungkan problem matematika. Apabila kurang memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahaminya itu. Mereka juga sangat menyukai berbagai permainan yang banyak melibatkan aktivitas berpikir aktif, diantaranya bermain catur dan bermain teka-teki. Dengan demikian seseorang yang mempunyai kecerdasar logis matematis yang tinggi akan terampil dalam melaksanakan hitungan atau kuantifikasi, mengemukakan proposisi dan hipotesis dan melaksanakan operasi matematis yang kompleks. Contoh – teladan orang yang mempunyai kecerdasan matematis logis yakni ilmuwan, matematikawan, akuntan, insinyur, dan pemrogram komputer. Meningkatkan kecerdasan matematis logis sanggup dilakukan dengan cara berlatih menghitung soal-soal matematika sederhana di kepala (berapa 21 X 40 dalam 5 detik), pelajari cara menggunakan sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki silang/asah otak lainnya. 3. Kecerdasan Visual-SpasialKecerdasan visual-spasial memuat kemampuan seseorang untuk lebih memahami secara lebih mendalam kekerabatan antar objek dan ruang. Peserta didik ini mempunyai kemampuan menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi mirip dijumpai pada orang dewasa yang menjadi pemahat atau arsitek suatu bangunan. Kemampuan membayangkan suatu bentuk faktual dan kemudian memecahkan berbagai duduk kasus sehubungan dengan kemampuan ini yakni hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial. Orang-orang mirip ini akan unggul dalam pencarian jejak. Dengan demikian orang yang mempunyai kecerdasan spasial yakni orang yang mempunyai kapasitas dalam berfikir secara tiga dimensi. Contoh – teladan orang yang mempunyai kecerdasan spasial yakni pelaut, pilot, pematung, pelukis dan arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan individu sanggup mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis. Meningkatkan kecerdasan spasial yakni seringlah berlatih permainan gambar tiga dimensi, puzzle, kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang interior dan taman rumah, buatlah struktur benda dengan logo, atau bahan mainan tiga dimensi lainnya. 4. Kecerdasan KinestetikKecerdasan kinestetik merupakan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Hal ini sanggup dijumpai pada seseorang yang unggul pada salah satu cabang olahraga, mirip bulu tangkis, sepakbola, tenis, renang, menari baik balet maupun lainnya, terampil berakrobat atau bermain sulap. Seseorang yang mempunyai kecerdasan kinestetik yakni orang-orang yang terampil memanipulasi objek dan cakap melaksanakan program fisik. Contoh-contoh orang yang mempunyai kecerdasan kinestetik yakni atlet, penari, hebat bedah, dan pengrajin. Meningkatkan kecerdasan kinestetik sanggup dilakukan dengan cara bergabung dan berlatih bersama dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah aktivitas dansa, kumpulkanlah berbagai macam benda yang mempunyai bermacam-macam tekstur dan bentuknya khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup. 5. Kecerdasan MusikalKecerdasan musikal yakni kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada disekelilingnya, termasuk dalam hal ini yakni nada dan irama. Seseorang tipe ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, entah melalui senandung yang dilagukan sendiri, ataupun mendengarkan dari alat musik contohnya tape recorder, radio, pertunjukan orchestra, atau alat musik yang dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih simpel mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan music. Orang dengan kecerdasan musikal sensitif terhadap nada, melodi, dan irama musik. Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain ; komposer, konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap unsur suara. Kecerdasan musikal sanggup dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan musik, bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk bersenandung, luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan gaya musik yang tidak dikenal bersahabat (western, jazz, country, world music ,dll). 6. Kecerdasan InterpersonalKecerdasan interpersonal mengatakan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga simpel bersosialisasi dengan lingkungan sekelilingnya. Kecerdasan semacam ini dikenal juga sebagai kecerdasan sosial, yang selain kemampuan menjalin persahabatan yang bersahabat dengan teman, juga mencakup kemampuan mirip memimpin, mengorganisasi, menangani perselisihan antarteman, memperoleh simpati dari rekannya. Dengan demikian kecerdasan interpersonal yakni kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk sanggup memahami dan sanggup melakukan interaksi secara efektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal akan sanggup dilihat dari beberapa oranng seperti; guru yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat memilih kesuksesan seseorang. Meningkatkan kecerdasan interpersonal yaitu: belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan orang lain, serta tetaplah menjalin kekerabatan dengan mereka; luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat; bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek yang menurut pada kesamaan minat (seni kain perca, pemain bass, penulisan artikel wacana pantai). 7. Kecerdasan IntrapersonalKecerdasan intrapersonal yakni kemampuan seseorang untuk peka terhadap persaan dirinya sendiri. Ia cenderung bisa untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri. Orang dengan kecerdasan jenis ini senang melaksanakan intropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri, kemudian mencoba untuk memperbaikinya. Beberapa orang yang mempunyai kecerdasan semacam ini cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri. Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat wacana diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam menciptakan planning dan mengarahkan orang lain. Meningkatkan kecerdasan intrapersonal sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut : pilihlah tokoh favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan imajinasi dalam memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu pemahaman yang dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-kurangnya sekali sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang dialami. 8. Kecerdasan NaturalisKecerdasan Naturalis yakni kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, contohnya senang berada di lingkungan alam yang terbuka, mirip pantai, gunung, cagar alam, atau hutan. Orang dengan kecerdasan jenis ini, cenderung suka mengobservasi lingkungan alam mirip berbagai bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, berbagai tanaman dan fauna, benda-benda angkasa dan sebagainya. Para pecinta alam yakni teladan orang tergolong sebagai orang – orang yang mempunyai kecerdasan ini. Metode yang sanggup digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain peliharalah hewan favorit, tingkatkan frekuensi melihat program mengenai program tanaman dan fauna, (ini yang paling mudah) cobalah untuk menahan dari untuk tidak merusak lingkungan, mirip mencorat-coret meja, menginjak rumput kantor, memetik bunga yang sedang tumbuh. Dari kecerdasan yang dikemukakan Howard Gardne diatas sanggup kita simpulkan bahwa Anak-anak semuanya yakni cerdas, tetapi kita tidak sanggup melihat dan menyebarkan kecerdasan mereka. Teori kecerdasan bermacam-macam di atas sanggup kita implementasikan dalam program pembelajaran. Implementasi teori kecerdasan bermacam-macam dalam program pembelajaran memerlukan pemberian komponen-komponen sistem persekolahan sebagai berikut : Orang renta murid/Masyarakat Komponen masyarakat, dalam hal ini orang renta murid, perlu mengatakan pemberian yang optimal semoga implementasi teori kecerdasan bermacam-macam di sekolah sanggup berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan bermacam-macam perlu mengatakan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk sanggup memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki. Guru Guru memegang kiprah yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan majemuk. Agar implementasi teori kecerdasan bermacam-macam sanggup mencapai hasil mirip yang diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni : * Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa * Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional. Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan bermacam-macam yang dimiliki oleh siswa merupakan hal yang sangat penting. Faktor ini akan sangat memilih dalam merencanakan proses berguru yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang sanggup dilakukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin bersahabat kekerabatan antara guru dengan siswa, maka akan semakin simpel bagi para guru untuk mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa. Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah berikutnya yakni merancang aktivitas pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu yang sanggup digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan teori kecerdasan bermacam-macam yakni : - 30 % pembelajaran langsung - 30 % berguru kooperatif - 30 % berguru independent Implementasi teori kecerdasan bermacam-macam membawa implikasi bahwa guru bukan lagi berperan sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer aktivitas pembelajaran. Dalam menerapkan teori kecerdasan majemuk, sistem sekolah perlu menyediakan guru-guru yang kompeten dan bisa membawa anak menyebarkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya, selain bisa memainkan instrumen musik, ia juga harus bisa mengajarkannya sehingga sanggup menjadi panutan yang baik bagi siswa yang mempunyai kecerdasan musikal. Lebih lanujut dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melaksanakan pembimbingan dan pelatihan, serta melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Sedangkan dalam pasal 32 ayat (1) disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi akseptor didik yang mempunyai tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Dalam pembelajaran guru sebagai pendidik berinteraksi dengan akseptor didik yang mempunyai potensi beragam. Untuk itu pembelajaran hendaknya lebih diarahkan kepada proses berguru kreatif dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat). Dalam konteks ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada pengarah yang memilih segala-galanya bagi akseptor didik. Sebagai fasilitator guru lebih banyak mendorong akseptor didik (motivator) untuk menyebarkan inisiatif dalam menjajagi tugas-tugas baru. Guru harus lebih terbuka mendapat gagasan-gagasan akseptor didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan akseptor didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan duduk kasus secara kreatif. Bagaimana hal ini sanggup diwujudkan pada suasana pembelajaran yang sanggup dinikmati oleh akseptor didik? Jawabannya yakni pembelajaran menggunakan pendekatan kompetensi, antara lain dalam proses pembelajaran guru: 1. mengatakan kesempatan kepada akseptor didik untuk bermain dan berkreativitas, 2. memberi suasana aman dan bebas secara psikologis, 3. disiplin yang tidak kaku, akseptor didik boleh mempunyai gagasan sendiri dan sanggup berpartisipasi secara aktif 4. memberi kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif. Semua ini akan memungkinkan akseptor didik menyebarkan seluruh potensi kecerdasannya secara optimal. Suasana aktivitas belajar-mengajar yang menarik, interaktif, merangsang kedua belahan otak akseptor didik secara seimbang, memperhatikan keunikan tiap individu, serta melibatkan partisipasi aktif setiap akseptor didik akan menciptakan seluruh potensi akseptor didik berkembang secara optimal. Selanjutnya kiprah guru yakni menyebarkan potensi akseptor didik menjadi kemampuan yang maksimal Sekolah yang menerapkan teori • Fasilitas Kecerdasan bermacam-macam juga perlu menyediakan akomodasi pendukung selain guru yang berkualitas. Fasilitas tersebut sanggup digunakan oleh guru dan siswa dalam meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik. Fasilitas sanggup berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan pembelajaran yang sanggup digunakan untuk meningkatkan kecerdasan majemuk. Contoh akomodasi pembelajaran yang sanggup digunakan untuk meningkatkan kecerdasan bermacam-macam antara lain: peralatan musik, peralatan olah raga dan media pembelajaran yang sanggup digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik. • Kurikulum dan Sistem penilaian Kurikulum dan Sistem penilaian yakni satu kesatuan yang besar lengan berkuasa sehingga di dalam kurikulum sanggup di atur sistem penilaian yang diharapkan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan bermacam-macam berbeda dengan sistem penilaian yang digunakan pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan bermacam-macam pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem mirip ini yakni metode penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan atau pengetahuan. Setiap individu mempunyai potensi yang unik yang harus dikembangkan menjadi kompetensi. Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menyebarkan potensi individu menjadi kompetensi. Data disadur dari berbagai sumber, jikalau Anda merasa pemilik sebagian atau keseluruhan konten diatas dan keberatan ditampilkan. Anda sanggup menghubungi Admin Blog, dan Admin Blog akan dengan senang hati menanggapi permintaan Anda. Terima kasih | Admin Blog Defantri Punya anak atau saudara yang duduk di bangku SD atau SMP, coba berikan permainan tangram siapa tahu ia suka. Hasil kreativitas anak dari permainan tangram sanggup diliha pada video berikut; Bagikan Artikel ini
Belum ada Komentar untuk "Implementasi Teori Kecerdasan Beragam Dalam Pembelajaran"
Posting Komentar