Belajar Sukses Atau Sukses Belajar

 Belajar Sukses atau Sukses Belajar tidak sanggup saya simpulkan yang mana Diterangkan dan y Belajar Sukses atau Sukses Belajar
Menurut hukum Diterangkan Menerangkan (DM/MD) pada pelajaran Bahasa Indonesia, Belajar Sukses atau Sukses Belajar tidak sanggup saya simpulkan yang mana Diterangkan dan yang mana Menerangkan. Berbeda dengan "Baju Baru" kita sanggup dengan simpel menentukan yang mana Diterangakan dan Menerangkan nya, dengan catatan kita berguru Bahasa Indonesia. Belajar Sukses atau Sukses Belajar Anda pilih yang mana?

Belajar mendengar kata ini saja sebagian orang sudah merasa ”alergi”. Yang terbayang dibenak adalah setumpuk buku tebal yang membosankan. Banyak orang juga beranggapan bahwa mereka sudah lama lulus dari sekolah, jadi untuk apa belajar. Orang-orang tersebut berpikir demikian sebab mereka tidak melihat ataupun belum menikmati manfaat dahsyat dari kegiatan ”belajar”.

Dalam berbisnis, berguru sudah menjadi keharusan. Tanpa belajar, pelaku bisnis sanggup dipastikan akan jauh tertinggal dan tersingkir dari persaingan, sebab berguru menumbuhkan inovasi, dan penemuan melahirkan perubahan positif yang dibutuhkan dalam berbisnis. Belajar pun harus dilakukan dengan cepat, bahkan jika mungkin, harus lebih cepat dari pesaing, dan dari perubahan yang terjadi. Jadi, untuk sukses di bidang apa pun yang kita tekuni, kita harus ”BELAJAR”. Belajar yang bagaimana yang bisa membawa sukses? Simak berguru untuk sukses berikut.

Manfaat Belajar

Menurut D.A Benton yang telah mensurvei para CEO (Chief Executives Officers) dari banyak sekali bidang industri, berguru merupakan salah satu kebiasaan penting para CEO sukses. Pemimpin perusahaan yang efektif senantiasa membuatkan diri dengan belajar, sebab mereka banyak menerima manfaat dari kebiasaan sukses ini.

Orang Penting
Dengan banyak ”belajar” kita menjadi orang yang memiliki banyak pengetahuan. Orang sekitar kita pun akan melihat dan merasakan ”aset” pengetahuan yang kita miliki, sehingga mereka akan tiba kepada kita untuk menerima ”solusi” yang mereka cari. Dengan demikian, kita bisa menjadi orang yang dibutuhkan oleh orang-orang sekitar kita, sebab dianggap sanggup memberikan manfaat, solusi bagi mereka. Alhasil, kemungkinan besar kita tidak akan tersingkir dari persaingan di tempat kerja. Sebaliknya, pengetahuan kita yang terus bertambah tersebut akan bisa membuka kesempatan besar untuk melaju dalam karier, ataupun dalam persaingan bisnis.

Misalnya: Rini, yang memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan,senantiasa menjadi andalan teman-teman, bahkan atasannya sebagai ”narasumber” dalam membantu mereka mengatasi banyak sekali masalah. Rini, yang memiliki pengetahuan bahasa Inggris paling baik di antara teman-temannya, dan pengetahuan yang luas dalam bidang pemasaran dan keuangan, selalu saja dimintai pendapat dalam membuat surat dan proposal bisnis penting untuk mitra asing, ataupun dalam menyiapkan presentasi bisnis dan perundingan dengan calon pembeli. Atasan Rinipun selalu membawa Rini dalam pertemuan dengan mitra bisnis asing, ataupun dalam menghadiri pertemuan-pertemuan bisnis di luar negeri.

Keputusan Berkualitas
Pengetahuan dan keterampilan yang kita dapatkan dari kebiasaan belajar, bisa menjadi alat ampuh dalam membantu kita mengambil keputusan yang berkualitas. Dengan kemampuan yang selalu disempurnakan, kita menjadi lebih bijak dalam melihat suatu permasalahan, sebab bisa melihat permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas. Hal ini membantu kita untuk menghasilkan alternatif solusi yang lebih beragam, dan lebih tajam sebab didukung dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih kaya.

Misalnya: Toto, yang memiliki minat besar dalam bidang e-learning, beberapa bulan terakhir ini banyak membaca banyak sekali literatur di bidang pembelajaran elektronik. Ketika perusahaan IT tempat ia bekerja kemudian membuatkan bisnis ke arah e-learning, ia diberi kepercayaan untuk pembuatan proposal pengembangan bisnis di bidang e-learning. Ditunjang dengan pendidikannya di bidang keuangan, keterampilan di bidang teknologi informasi, dan pengetahuan yang gres saja dipupuknya di bidang e-learning, Toto berhasil menyusun banyak sekali keputusan bisnis yang lebih berkualitas dan dengan derajat keyakinan sukses yang lebih tinggi.

Master of Change
Pembelajaran senantiasa membawa perubahan, sebab pengetahuan dan keterampilan yang baru, seseorang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan. Di dunia bisnis yang diwarnai dengan perubahan yang cepat. Para pelakunya harus senantiasa menelurkan perubahan. Jika pelaku bisnis tidak berubah, maka mereka akan dilibas oleh perubahan tersebut. Sebaliknya, dengan senantiasa melakukan pembelajaran yang berkesinambungan, pelaku bisnis bisa menjadi pihak yang mengendalikan perubahan (master of change), bukan pihak yang menjadi korban perubahan.

Misalnya: Untuk memasuki bisnis teknologi tinggi yang penuh perubahan, pemain gres di industri ini haruslah memperlihatkan sesuatu yang gres semoga bisa tampil sebagai pemenang. Inilah yang dilakukan oleh Michael Dell, pebisnis yang pada saat itu masih sangat muda. Pengetahuannya yang besar lengan berkuasa di bidang perakitan komputer, serta kebiasaan belajarnya yang diperoleh dengan senantiasa mengamati perubahan yang terjadi di industri yang ditekuni, mendorong perjaka ini untuk berani tampil melibas pemain lama di dunia perakitan komputer. Cara gres yang cepat, unik, dan cerdas di tawarkan pada pelanggan, adalah kesempatan untuk merakit komputer sesuai dengan kebutuhan sendiri, dengan harga yang relatif lebih murah, dan pengiriman yang lebih cepat.

Apa Yang Dipelajari

Okay. Sekarang kita sudah yakin bahwa berguru itu sanggup mendatangkan banyak manfaat. Tapi, apa sih sesungguhnya yang harus kita pelajari?
Yang diperlukan. Prioritas utama dalam pembelajaran tentunya adalah pembelajaran seputar topik-topik yang bisa langsung dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan kita. Jika kita bergerak di bidang IT solution, tentunya kita harus banyak melahap literatur (buku, artikel,majalah) yang berhubungan dengan teknologi informasi. Kita juga bisa berguru dengan mengamati sepak terjang tokoh-tokoh bisnis IT ataupun perusahaan IT yang telah sukses di bidang masing-masing. Jika kita bergerak di bidang SDM, pastilah topik-topik pengembangan sumber daya manusia, dan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya insan menjadi topik-topik utama yang perlu kita gali.

Yang menunjang. Selain mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan yang kita tekuni, kita juga bisa mempelajari pengetahuan dan keterampilan penunjang, adalah yang bisa memberi nilai tambah bagi kualitas pekerjaan kita. Pengetahuan dan keterampilan bernegosiasi, berkomunikasi dengan efektif, menyusun anggaran, mengendalikan dan memimpin orang lain, project management, serta menyusun anggaran sudah pasti sanggup membantu kita dalam menjalankan pekerjaan kita dengan lebih baik.

Yang disenangi. Pengetahuan dan keterampilan yang langsung terkait ataupun yang tidak langsung sanggup menunjang pekerjaan kita memang sangat diperlukan. Tapi, yang juga kita perlukan adalah pengetahuan dan keterampilan yang sanggup memberi kesenangan dan kenikmatan bagi kita. Biasanya pengetahuan dan keterampilan ini berkaitan dengan minat dan hobi kita. Jika kita adalah seorang akuntan, tapi memiliki minat besar di bidang otomotif, kita bisa saja melahap materi bacaan, melakukan observasi tentang dunia otomotif. Jika, ternyata kita menerima kesempatan untuk mengaudit sebuah perusahaan otomotif, kita sudah memiliki latar belakang kegiatan otomotif yang dibutuhkan untuk merampungkan pekerjaan kita. Jadi, galilah dan pupuk minat kita walaupun sepertinya tidak terlalu berhubungan dengan pekerjaan kita saat ini.

Yang meningkatkan kualitas watak. Yang juga perlu diingat dalam mencari hal-hal yang harus dipelajari, adalah tidak sekedar pengetahuan dan keterampilan ”teknis” semata. Yang lebih penting adalah melakukan pembelajaran dalam hal-hal yang sanggup meningkatkan kualitas watak, misalnya: belajarlah juga bagaimana membuatkan integritas, kejujuran, disipilin, keyakinan sukses, kepemimpinan dan komitmen. Semua ini bisa kita gali melalui pengamatan terhadap atasan, bawahan, sahabat sejawat, ataupun tokoh sukses di sekitar kita. Sumber lain yang juga sangat kaya akan hal-hal yang sanggup meningkatkan kualitas watak adalah buku-buku biografi orang-orang terkenal.

Prinsip Belajar

Lalu, prinsip apa yang sanggup kita terapkan dalam melakukan pembelajaran yang berkelanjutan? Ada dua prinsip yang harus kita perhatikan, yaitu:

Komitmen
Douglas Brown, seorang pakar bahasa, memberikan bahwa jika ingin berguru dengan sukses, prinsip utamanya adalah komitmen, yaitu: janji secara fisik, mental, dan emosional. Prinsip ini tidak hanya berlaku bagi pembelajaran di bidang bahasa, melainkan juga di bidang-bidang lain. Menurut Brown, semoga berguru memberikan hasil yang maksimal, seorang pembelajar perlu secara fisik memberikan komitmennya dalam belajar, contohnya dengan menyediakan waktu khusus untuk belajar, terlibat secara fisik dalam mencari bahan-bahan yang harus dipelajari, ataupun mencatat hal-hal penting yang ditemui dalam belajar.

Komitmen secara mental juga diperlukan, adalah dengan memproses informasi yang didapatkan (bukan sekedar mendengar informasi selintas, dari kuping kiri ke kuping kanan, atau membaca selintas tanpa menyimak). Komitmen secara mental bisa dilakukan contohnya dengan mengaitkan informasi yang gres diterima, dengan pengalaman kita, dan mencari cara ataupun kesempatan untuk menerapkan informasi gres ini untuk meningkatkan kualitas pekerjaan, kegiatan, dan kehidupan kita. Sedangkan janji secara emosional melibatkan upaya untuk ”menyukai” apa yang kita pelajari. Tanpa rasa ”senang” akan sulit bertahan dalam belajar, terutama jika kita menghadapi bagian-bagian yang sulit untuk dicerna. Kesenangan akan topik yang dipelajari akan tumbuh jika kita bisa mencari dan menggali manfaat dari topik yang dipelajari tersebut, atau jika kita memiliki minat yang tinggi terhadap topik tersebut.

Praktik
Prinsip lainnya adalah praktik. Mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang gres dipelajari akan memberikan manfaat optimal bagi peningkatan kualitas hidup kita. Tanpa praktik, lama-kelamaan pengetahuan dan keterampilan tersebut akan menjadi usang. Seperti halnya berguru mengendarai mobil. Jika kita hanya ”membaca” dan ”memahami” petunjuk dalam mengendarai mobil, tanpa ada usaha untuk mencoba ”menjalankan” kendaraan beroda empat tersebut, maka pengetahuan ini akan sia-sia, kita tidak akan bisa mengendarai mobil. Kita harus mau mencoba turun ke jalan. Pada mulanya pasti banyak hambatan, tapi dengan berjalannya waktu, dan impian untuk berguru dari tiap kesalahan yang kita lakukan, kita akan semakin mahir dalam mengendarai mobil. Jadi, pengetahuan dan keterampilan yang gres dipelajari, semoga sanggup memberikan manfaat yang optimal, perlu ”DIPRAKTIKKAN”.

Strategi Belajar Sukses

Setelah mengetahui manfaat belajar, apa yang harus dipelajari, dan prinsip yang bisa diterapkan untuk belajar, kita juga perlu mengetahui seni manajemen berguru yang sanggup memberikan hasil yang optimal. Banyak seni manajemen berguru yang bisa kita pilih untuk diterapkan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

Belajar Efisien
Survei yang dilakukan terhadap orang-orang yang sudah mencapai posisi puncak menunjukan bahwa mereka memiliki kebiasaan ”belajar”. Pertanyaan selanjutnya: Bagaimana mereka bisa memiliki waktu berguru di tengah kesibukan mereka? Ternyata mereka bisa berguru kapan saja, dimana saja, dan dari siapa saja. Selain dari membaca buku, majalah dan surat kabar di rumah, mereka juga bisa memanfaatkan waktu menunggu, waktu makan siang, waktu di jalan (berkendaraan, maupun dalam penerbangan dan perjalanan dengan kereta api) untuk menambah ilmu.

Selain membaca, mereka juga memanfaatkan waktu mereka untuk melakukan observasi lapangan banyak sekali hal yang terjadi sekitar mereka. Cara lain yang mereka terapkan adalah mendengarkan informasi berbentuk ”audio” (kaset, CD) dalam perjalanan atau dalam melakukan pekerjaan lain. Mereka juga menyerap informasi penting dan menarik dari diskusi dengan sesama profesional, atasan, bawahan, pelanggan, guru, pelatih, dan juga dari pesaing. Mereka juga sering menyempatkan diri untuk menghadiri seminar, workshop, ataupun training singkat, ataupun menyempatkan waktu untuk meningkatkan diri melalui sarana elektronik (misalnya: anggota beberapa mailing list, memanfaatkan fasilitas e-learning).

Belajar Efektif
Seperti juga kepribadian, setiap orang memiliki gaya berguru yang berbeda. Ada yang lebih simpel berguru melalui audio. Ada yang lebih sanggup menyerap informasi yang berupa tampilan secara visual. Ada juga yang lebih simpel menyerap informasi melalui gerakan. Selain gaya berguru yang dihubungkan dengan indera, gaya berguru juga bisa dihubungkan dengan waktu. Sebagian orang lebih simpel berguru di pagi atau siang hari. Sedangkan sebagian lagi lebih simpel berguru di malam hari. Yang penting adalah mengenali gaya berguru kita.

Setelah itu kita bisa menyusun seni manajemen berguru yang diadaptasi dengan gaya berguru kita.
Misalnya, jika kita lebih simpel berguru di malam hari dan kita cenderung lebih efektif menyerap informasi dalam bentuk visual, maka seni manajemen berguru kita adalah berguru hal-hal yang serius di malam hari dengan menggunakan input visual ataupun memvisualisasikan informasi yang kita terima (misalnya, kita bisa menggambarkan informasi yang kita baca dengan diagram, simbol-simbol, flowchart, grafik, yang sanggup mempermudah pemahaman kita akan informasi yang akan kita serap).

Belajar Bijak
Pengalaman (terutama kegagalan, kesuksesan, kesalahan) adalah guru yang terbaik. Jadi, jangan pernah melewatkan kesuksesan yang kita raih, kegagalan yang kita alami, dan kesalahan yang kita lakukan tanpa memetik pengalaman dari hal-hal tersebut. Tetapi waktu kita untuk berguru dari pengalaman sangat terbatas. Kita tidak akan bisa memanfaatkan semua waktu yang kita dapatkan untuk mempelajari semua yang kita perlukan. Untuk itu, kita perlu berguru cerdas dan bijak. Yang bisa kita lakukan antara lain adalah berguru tidak hanya dari pengalaman kita sendiri, terutama adalah berguru dari pengalaman orang lain.

Banyak cara yang bisa dilakukan, antara lain adalah membaca biografi orang-orang sukses. Dari artikel, buku biografi setebal puluhan sampai ratusan halaman, kita bisa memetik pengalaman berpuluh-puluh tahun dari orang-orang yang riwayat hidupnya dibukukan. Cara lain adalah membaca hasil survei di bidang-bidang yang kita minati. Hasil survei memetakan data dan informasi yang diekstraksi secara profesional dari pengalaman orang lain juga. Cara yang lebih simpel adalah ”bertanya” pada orang-orang yang kita anggap lebih berpengalaman dari kita dalam bidang-bidang yang kurang kita kuasai. Dengan berguru dari orang lain, kita bisa melipatgandakan pengetahuan yang kita dapatkan (yaitu pengetahuan dari pengalaman kita sendiri ditambah dengan pengetahuan dari orang-orang lain). Di dunia yang bergerak cepat, banyak perubahan terjadi. Untuk mengendalikan perubahan ini, kita perlu belajar. Tanpa belajar, kita tidak bisa mengejar perubahan tersebut. Dengan berguru pun, jika tidak dilakukan dengan kecepatan yang sesuai dengan kecepatan perubahan tersebut, belum tentu juga kita sanggup bertahan. Jadi, berguru sudah merupakan suatu keharusan, tetapi yang lebih dibutuhkan adalah berguru untuk sukses, adalah berguru dengan menerapkan seni manajemen berguru efesien, efektif dan bijak.

SELAMAT BELAJAR!

Bagaiamana kisah sukses dan bagaimana tetap mulianya hati Cristiano Ronaldo meskipun sudah sukses bisa kita jadikan pelajaran yang berharga, mari kita simak;
 Belajar Sukses atau Sukses Belajar tidak sanggup saya simpulkan yang mana Diterangkan dan y Belajar Sukses atau Sukses Belajar

Belum ada Komentar untuk "Belajar Sukses Atau Sukses Belajar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel