22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab Dan Prasasti)

22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab dan Prasasti) - Kerajaan Kediri mampu disebut sebagai kerajaan Panjalu atau kerajaan Kadiri. Kerajaan Kediri terdapat di kota Daha dan didirikan pada tahun 1042 sampai 1222. Wilayah ini kini lebih dikenal sebagai wilayah Kediri, Jawa Timur. Seperti halnya kerajaan di Indonesia pada umumnya, kerajaan ini juga memiliki beberapa peninggalan sejarah kerajaan Kediri. Lalu apa saja bentuk peninggalan kerajaan Kediri? Adapun bentuk peninggalan Kediri mampu berupa candi, kitab kitab maupun prasasti.

Salah satu bentuk peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yaitu kitab terkenal yang bernama kitab Kresnayana. Kemudian adapula prasasti peninggalan kediri yang cukup terkenal yaitu prasasti jaring. Untuk kategori peninggalan dari Kerajaan Kediri yang berbentuk candi mampu berupa candi penataran yang terkenal. Dalam pembahasan kali ini saya akan membagikan beberapa peninggalan Kerajaan Kediri, baik berupa candi, kitab kitab maupun prasasti. Untuk lebih jelasnya mampu anda simak di bawah ini.

22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab dan Prasasti)

Kerajaan Kediri berdasarkan sejarah memiliki ibu kota yaitu Daha dengan bahasa Sanskrit dan Jawa Kuno didalamnya. Selain itu perkembangan agama dalam kerajaan tersebut terdiri dari agama Hindu, kejawen, Budha dan animisme. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas bahwa peninggalan Kerajaan Kediri mampu berbentuk candi, kitab kitab ataupun prasasti. Penemuan peninggalan Kediri ini tentunya berada di beberapa wilayah. Pada masa kerajaan Kediri terdapat bentuk pemerintahan monarki. Kerajaan ini memakai mata uang ibarat perak lokal maupun keping emas. Adapun beberapa bentuk peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yaitu meliputi:
Baca juga : Pengertian Peradaban Menurut Para Ahli Beserta Ciri-Cirinya (Lengkap)

Candi Peninggalan Kerajaan Kediri

Bentuk peninggalan Kerajaan Kediri yang pertama yakni candi. Candi peninggalan Kediri ini terbagi menjadi beberapa macam dan ditempatkan di beberapa wilayah yang berbeda. Adapun beberapa nama candi peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yaitu diantaranya:

Candi Gurah
 Kerajaan Kediri mampu disebut sebagai kerajaan Panjalu atau kerajaan Kadiri 22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab dan Prasasti)
Gambar Candi Gurah
Candi peninggalan Kerajaan Kediri yang pertama yakni candi gurah. Peninggalan Kediri ini berada di Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur. Ukuran dari candi gurah yaitu 9 x 9 m. Peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ibarat candi gurah tersebut cukup dekat dengan candi peninggalan dari Kerajaan Kediri yang lain. Penemuan candi Gurah terletak di lahan Bapak Said pada tahun 1957. Namun pada saat itu juga ditemukan beberapa arca dan bangunan lainnya.

Candi Penataran
 Kerajaan Kediri mampu disebut sebagai kerajaan Panjalu atau kerajaan Kadiri 22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab dan Prasasti)
Gambar Candi Penataran
Candi peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni candi Penataran. Peninggalan Kediri ini berada di sebelah utara kota Blitar atau di lereng Gunung Kelud arah barat daya. Di Jawa Timur terdapat candi terbesar dan terindah bernama candi Penataran ini. Selain itu adapula beberapa prasasti yang terdapat disekitar bangunan pada Candi Penataran tersebut. Peninggalan sejarah Kerajaan Kediri diperkiranan telah dibangun pada kala ke 12 - 14 Masehi berdasarkan pendapat para peneliti. Pembuatan candi tersebut sudah ada sejak masa pemerintahan Raja Wikramawardhana yakni Raja Srengga. Candi Penataran memiliki struktur bangunan batu andesit berupa teras berundak.

Peninggalan Kerajaan Kediri yang berupa candi Penataran tersebut memiliki corak Hindu. Di kala itu Raja Hayam Wuruk pernah mengunjungi candi Penataran sebagai candi suci dalam melaksanakan pemujaan Siwa ke Hayang Acalapan sebagai Girindra. Candi Penataran disebut juga Candi Palah. Di sekitar komplek candi peninggalan Kediri ini terdapat satu buah prasasti Palah yang dibangun pada tahun 1194. Pembangunan ini dilakukan tahun 1190 - 1200 pada masa pemerintahan Kediri. Karena adanya prasasti Palah inilah yang membuat Candi Penataran memiliki nama lain yakni Candi Palah.
Baca juga : Nama Nama Presiden dan wapres Indonesia Beserta Masa Jabatannya
Candi Tondowongso
 Kerajaan Kediri mampu disebut sebagai kerajaan Panjalu atau kerajaan Kadiri 22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab dan Prasasti)
Gambar Candi Tondowongso
Candi peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni candi Tondowongso. Peninggalan Kediri ini penemuannya di Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur pada tahun 2007. Candi Trondowongso memiliki bentuk dan gaya arca yang pembangunannya sejak kala ke 9 berdasarkan penelitian yang dilakukan. Pada kala tersebut dikenal sebagai masa perpindahan awal pada pusat poliik Jawa Tengah menuju Jawa Timur. Namun pihak pemerintah belum memperhatikan candi peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ini sehingga terlihat masih memprihatinkan.

Candi Mirigambar
 Kerajaan Kediri mampu disebut sebagai kerajaan Panjalu atau kerajaan Kadiri 22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab dan Prasasti)
Gambar Candi Mirigambar
Candi peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni candi Mirigambar. Peninggalan Kediri ini penemuannya di lapangan Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur. Menurut asumsi para ahli, candi peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ini telah ada sejak tahun 1214 - 1310 Saka. Candi Mirigambar memiliki struktur bangunan yang berasal dari batu bata merah. Kemudian pada tahun 1965, candi ini telah mendapatkan proteksi dari petinggi desa Mirigambar sehingga masih mampu dikunjungi sampai sekarang.

Candi Tuban
Candi peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni candi Tuban. Peninggalan Kediri ini hanya tinggal pondasi saja sehingga keadaannya berkebalikan dengan Candi Mirigambar. Bahkan peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ibarat candi Tuban tersebut telah di timbun dalam tanam alasannya yakni pembangunannya tidak mampu dilakukan. Candi Tuban sendiri terletak 500 meter dari lokasi Candi Mirigambar.

Kitab Peninggalan Kerajaan Kediri

Bentuk peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni kitab. Kitab peninggalan Kediri ini terbagi menjadi beberapa macam dan ditempatkan di beberapa wilayah yang berbeda. Adapun beberapa nama kitab peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yaitu diantaranya:

Kitab Kresnayana
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri yang pertama yakni kitab Kresnayana. Pengarang dari kitab Kresnayana yakni Empu Triguna. Kitab peninggalan Kediri tersebut berisi biografi Kresna alasannya yakni keikhlasannya dalam menolong orang lain, dimana anak tersebut memiliki kekuatan luar biasa. Pada masa itu Kresna yakni anak yang banyak disukai oleh rakyat. Kemudian kisahnya diceritakan dengan lengkap sampai menikahi Dewi Rikmin.

Kitab Gatotkacasraya
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni kitab Gatotkacasraya. Pengarang kitab peninggalan Kediri ini yaitu Mpu Panuluh. Isi dari kitab Gatotkacasraya berupa kisah jagoan yang menyatukan putra Arjuna (Abimanyu) dengan Siti Sundhari. Pahlawan tersebut bernama Gatotkaca.

Kitab Bharatayudha
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni kitab Bharatayudha. Pengarang kitab peninggalan Kediri ini yaitu Mpu Sedah di penggalan awal kisah serta Mpu Panuluh dibagian kisah selanjutnya. Menurut asumsi kitab peninggalan sejarah Kerajaan Kediri tersebut telah ada sejak tahun 1079 Saka atau pada tanggal 6 November 1157 Masehi. Penulisan dari kitab Bharatayudha ini dilakukan pada masa pemerintahan Prabu Jayabaya. Kitab Bharatayudha berisi perjuangan penaklukan Panjalu yang dilakukan oleh Jayabaya dan Raja Jenggala.

Kitab Sumarasantaka
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni kitab Sumarasantaka. Pengarang kitab peninggalan Kediri ini yaitu Empu Monaguna. Isi dari kitab peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yaitu kutukan harini. Kutukan Harini yakni kisah seorang bidadari bernama Harini yang membuat kesalahan dan kemudian dikutuk menjadi manusia sehingga sambil menunggu kutukan itu hilang sendirinya, Harini sementara harus tinggal di bumi.

Kitab Smaradahana
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni kitab Smaradahana. Pengarang kitab peninggalan Kediri ini yaitu Mpu Dharmadja. Kitab Smaradahana yakni kitab sastra Jawa Kuno yang berisi kisah Batara Kamajaya yang terbakar. Dalam kitab Smaradahana juga terdapat kisah sepasang kekasih yang secara ghaib hilang tiba tiba yakni Dewa Kama dan Dewi Ratih selesai terkena api dari mata ketiga Dewa Syiwa.
Baca juga : Organisasi Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang
Kitab Hariwangsa
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni kitab Hariwangsa. Pengarang kitab peninggalan Kediri ini yaitu Mpu Panuluh. Hariwangsa sendiri memiliki arti garis keturunan atau silsilah dari sang Hari atau keturunan Wisnu. Tetapi kitab ini memiliki nama Hariwangsa yang sebagian orang menganggapnya kurang cocok. Hal ini dikarenakan didalamnya terdapat sebagian kecil dari ceritanya. Pembuatan dari kitab peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ini dilakukan pada tahun 1135 - 1157 Masehi atau pada masa pemimpinan Prabu Jayabaya. 

Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri

Peninggalan Kerajaan Kediri tidak hanya berbentuk candi maupun kitab kitab saja. Melainkan masih ada bentuk peninggalan Kediri lainnya yaitu berupa prasasti. Adapun beberapa prasasti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yaitu meliputi:

Prasasti Jaring
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri yang pertama yakni prasasti Jaring. Ukuran prasasti peninggalan Kediri ini sekitar 166 cm x 86 cm x 67 cm. Penemuan prasasti Jaring terletak di Jaring, Kembangarum, Sutojayan, Blitar, Jawa Timur atau di Lodaya tempat Blitar Selatan. Penemuan prasasti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ini dilakukan oleh Thomas Raffles. Didalam prasasti terdapat gesekan pena memakai bahasa Jawa Kuno. Menurut asumsi pembuatan dari prasasti Jaring sendiri dilakukan pada tanggal 19 November 1181. Isi dari prasasti Jaring yakni pengabulan dari impian para penduduk di dukuh Jaring. Selain itu juga berisi gelar atau sebutan para pemimpin di Kerajaan Kediri yang memakai nama hewan ibarat Lembu Agra, Menjangan Puguh maupun Macan Kuning.

Prasasti Kamulan
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni prasasti kamulan. Didalam prasasti peninggalan Kediri ini terdapat kisah kisah pada hari Rabu Kliwon, 31 Agustus 1194 dalam pendirian Kabupaten Trenggalek. Prasasti Kamulan merupakan prasasti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yang sudah ada sejak masa pemerintahan Raja Kertajaya tahun 1119 Masehi. Penemuan prasasti Kamulan berada di Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek. Ukiran dalam prasasti Kamulan masih terlihat terang meski usianya sudah wangi tanah alasannya yakni terlindung oleh Pendopo.

Prasasti Galunggung
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni prasasti Galunggung. Prasasti peninggalan Kediri ini memiliki gesekan yang memakai huruf Jawa Kuno. Ukuran dari prasasti galunggung yaitu 160 cm x 80 cm x 75 cm. Penemuan prasasti sejarah Kerajaan Kediri tersebut terletak di Rejotangan, Tulung Agung, Jawa Timur. Tetapi di aneka macam sisi prasasti terdapat gesekan pena yang tidak terang alasannya yakni usia sehingga sulit di baca.

Prasasti Talan
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni prasasti Talan. Pembuatan Prasasti Talan diperkirakan sudah ada sejak tahun 1136 Masehi atau 1058 Saka. Penemuan dari peninggalan Kediri tersebut terletak di Desa Gurit, Blitar, Jawa Timur. Isi dari prasasti Talan yaitu kisah Desa Talan yang masuk ke tempat bebas pajak di Wilayah Panumbang. Prasasti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ini lebih indah alasannya yakni pahatan Garudhamukalanca yang terdapat didalamnya. Pahatan Garudhamukalanca yaitu pahatan manusia bertubuh kepala Garuda dengan sayapnya.

Prasasti Panumbangan
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni prasasti Panumbangan. Pembuatan prasasti peninggalan Kediri ini dilakukan pada masa pemerintahan dari Maharaja Bameswara atau lebih tepatnya pada tanggal 2 Agustus 1120. Isi dari prasasri Panumbangan yakni pada masa itu Desa Panumbangan yang ditetapkan sebagai desa bebas pajak.

Prasasti Ngantang
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni prasasti Ngantang. Penemuan prasasti peninggalan Kediri ini berada di Desa Ngantang, Malang, Jawa Timur dan tersimpan di Museum Nasional sekarang. Menurut asumsi pembuatan prasasti Nguntang dilakukan pada tahun 1057 Saka atau tahun 1135 Masehi. Dalam prasasti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri tersebut berisi Desa Ngantang yang diberikan tanah bebas dari Jayabaya alasannya yakni mengabdikan dirinya kepada Kerajaan Kediri.

Prasasti Kertoyoso
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni prasasti Kertoyoso. Penemuan prasasti peninggalan Kediri ini berisi pemerintahan Raja Kamesywara pada tahun 1180 - 1190 dengan fatwa keagamaannya.

Prasasti Padelegan
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni prasasti padelegan. Ukuran prasasti peninggalan Kediri ini yaitu tebal 18 cm, lebar atas 81 cm, puncak kurawal 145 cm dan lebar bawah 70 cm. Bahasa yang digunakan dalam prasasti Padelegan yaitu bahasa Jawa Kuno. Diperkiraan prasasti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ini dibuat pada tahun 1038 Saka atau lebih tepatnya tanggal 11 Januari 1117 Masehi. Pembuatan prasasti Padelegan ditujukan sebagai kebaktian Desa Padelegan dimasa itu kepada pemerintahan Raja Kamesywara.

Prasasti Ceker
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni prasasti ceker. Pembuatan prasasti ceker merupakan wujud penghargaan dari Kerajaan Kediri alasannya yakni masyarakat Desa Ceker telah setia mengabdi.

Prasasti Sirah Keting
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya yakni prasasti Sirah Keting. Peninggalan Kediri ini berisi pengabdian kepada Kerajaan Kediri yang dilakukan oleh warga Desa Sirah Keting. Untuk itu pemimpin Kediri, Raja Jayawarsa memperlihatkan tanah kepada desa Sirah Keting.

Sekian penjelasan mengenai beberapa peninggalan Kerajaan Kediri. Peninggalan Kediri tersebut mampu berupa candi, kitab kitab dan juga prasasti. Semoga artikel ini mampu menambah wawasan anda dan terima kasih telah membaca.

Belum ada Komentar untuk "22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab Dan Prasasti)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel