Menjaga Lisan
Mulut mu, harimau mu. Pepatah melayu ini sudah sangat sering kita dengar dan sangat familiar. Akan tetapi, kenyataannya kita sulit sekali untuk menjalankan makna dari pepatah ini. Seakan-akan ini cuma sekedar pepatah belaka.
Pepatah "Mulut mu harimau mu" bermakna omongan kita itu berbahaya, sanggup melukai orang lain bahkan diri kita sendiri kalau kita tidak sanggup memelihara dan menjaganya. Terkadang kita sedang bercanda dengan seorang teman. celetak-celetuk ngobrol ini tanpa ada niat untuk menyakiti siapapun. obrolan ringan hanya sebatas sebuah candaan, akan tetapi ada sahabat lain yang tiba dan merasa candaan itu melukai hati ia yang baru datang. Itulah resiko, terkadang kita tidak ada niat untuk menyakitkan orang, akan tetapi ada saja yang tersakiti.
Jadi kita harus berhati-hati dan selalu menjaga verbal kita. Hindari bercanda yang berlebihan. Mungkin saja kita tidak ada maksud menyakiti hati orang lain. Akan tetapi kata-kata sanggup mampu mendatangkan sakit hati pada seseorang.
Maka dari itu, menjaga verbal sangat penting. Bahkan rosulullah mengingatkan umatnya untuk sebelum bicara harus dipikirkan dengan matang-matang. Jangan sampai verbal yang kita ucapkan melukai orang lain atau membuat kondisi lingkungan kita menjadi tidak kondusif.
Kita terkadang berbicara suatu topik untuk maksud tertentu. Akan tetapi audiens atau lawan kita berbicara salah menangkap inti pembicaraan, sehingga ada rasa tidak nyaman atau tersinggung.
Maka dari itu, mari kita jaga lisan. Kurangi berbicara yang tidak terlalu penting. Karena semakin banyak kita berbicara akan semakin banyak potensi untuk salah.
Tulisan ini untuk pengingat diri saya sendiri. Semoga menjadi eksklusif yang lebih baik, selalu menebar kebaikan dan menangkat keburukan
Salam hangat dari Bandung Barat
Salinan, S.Pd
Founder www.inankito.org
Ilustrasi Menjaga Lisan Sumber: Dokumen Pribadi |
Pepatah "Mulut mu harimau mu" bermakna omongan kita itu berbahaya, sanggup melukai orang lain bahkan diri kita sendiri kalau kita tidak sanggup memelihara dan menjaganya. Terkadang kita sedang bercanda dengan seorang teman. celetak-celetuk ngobrol ini tanpa ada niat untuk menyakiti siapapun. obrolan ringan hanya sebatas sebuah candaan, akan tetapi ada sahabat lain yang tiba dan merasa candaan itu melukai hati ia yang baru datang. Itulah resiko, terkadang kita tidak ada niat untuk menyakitkan orang, akan tetapi ada saja yang tersakiti.
Jadi kita harus berhati-hati dan selalu menjaga verbal kita. Hindari bercanda yang berlebihan. Mungkin saja kita tidak ada maksud menyakiti hati orang lain. Akan tetapi kata-kata sanggup mampu mendatangkan sakit hati pada seseorang.
Maka dari itu, menjaga verbal sangat penting. Bahkan rosulullah mengingatkan umatnya untuk sebelum bicara harus dipikirkan dengan matang-matang. Jangan sampai verbal yang kita ucapkan melukai orang lain atau membuat kondisi lingkungan kita menjadi tidak kondusif.
Kita terkadang berbicara suatu topik untuk maksud tertentu. Akan tetapi audiens atau lawan kita berbicara salah menangkap inti pembicaraan, sehingga ada rasa tidak nyaman atau tersinggung.
Maka dari itu, mari kita jaga lisan. Kurangi berbicara yang tidak terlalu penting. Karena semakin banyak kita berbicara akan semakin banyak potensi untuk salah.
Tulisan ini untuk pengingat diri saya sendiri. Semoga menjadi eksklusif yang lebih baik, selalu menebar kebaikan dan menangkat keburukan
Salam hangat dari Bandung Barat
Salinan, S.Pd
Founder www.inankito.org
Belum ada Komentar untuk "Menjaga Lisan"
Posting Komentar