Jadwal Persyaratan Dan Gugusan Registrasi Cpns Kota Tangerang Banten Tahun 2019/2020


Jadwal Pendaftaran Seleksi Penerimaan CPNS Tahun 2019/2020 Kota Tangerang (Banten) serta Persyaratan dan Kouta Rekrutmen / Penerimaan CPNS Tahun 2019/2020 Kota Tangerang (Banten) merupakan posting yang dikala ini sedang populer, oleh alasannya ialah itu mudah-mudahan berita berikut ini mampu membantu Anda yang memnutuhkannya.

Perlu diketahui bahwa Jadwal Pendaftaran Seleksi Penerimaan CPNS Tahun 2019/2020 Kota Tangerang (Banten) sama halnya dengan Kota lainnya yakni sesuai dengan ketetapan yang mampu dilihat secara pribadi dalam laman https://sscn.bkn.go.id/.  Adapun  Kouta Rekrutmen / Penerimaan CPNS Tahun 2019/2020 Tangerang (Banten) masih didominasi kebutuhan akan tenaga guru (pendidikan) dan tenaga kesehatan. Supaya tidak terjebak perihal kuota CPNS Tangerang (Banten) silahkan susukan sendiri laman  https://sscn.bkn.go.id/ dan  menpan.go.id

Anda tertarik mengikuti Pendaftaran Seleksi Penerimaan CPNS Tahun 2019/2020 di Kota Tangerang Provinsi Banten ? Berikut sedikit profil perihal Kota Tangerang (Banten).  Letak Kota Tangerang Provinsi Banten Secara gafis Kota Tangerang terletak pada posisi 106 36 - 106 42 Bujur Timur (BT) dan 6 6 - 6 Lintang Selatan (LS).

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Naga dan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong dengan DKI Jakarta, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.

Secara administratif luas wilayah Kota Tangerang dibagi dalam 13 kecamatan, yaitu Ciledug (8,769 Km2), Larangan (9,611 Km2), Karang Tengah (10,474Km2), Cipondoh ((17,91 Km2), Pinang (21,59 Km2), Tangerang (15,785 Km2), Karawaci (13,475 Km2), Jatiuwung (14,406 Km2), Cibodas (9,611 Km2), Periuk (9,543 Km2), Batuceper (11,583 Km2), Neglasari (16,077 Km2), dan Benda (5,919 Km2), serta meliputi 104 kelurahan dengan 981 rukun warga (RW) dan 4.900 rukun tetangga (RT).

Letak Kota Tangerang tersebut sangat strategis alasannya ialah berada di antara Ibukota Negara DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 perihal Pengembangan Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi), Kota Tangerang merupakan salah satu tempat penyangga Ibukota Negara DKI Jakarta.

Posisi Kota Tangerang tersebut menjadikan pertumbuhannya pesat. Pada satu sisi wilayah Kota Tangerang menjadi tempat limpahan berbagai acara di Ibukota Negara DKI Jakarta. Di sisi lain Kota Tangerang mampu menjadi tempat kolektor pengembangan wilayah Kabupaten Tangerang sebagai tempat dengan sumber daya alam yang produktif.

Pesatnya pertumbuhan Kota Tangerang dipercepat pula dengan keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang sebagian arealnya termasuk ke dalam wilayah administrasi Kota Tangerang. Gerbang perhubungan udara Indonesia tersebut telah membuka peluang bagi pengembangan acara perdagangan dan jasa secara luas di Kota Tangerang.

Kota Tangerang juga memiliki jumlah komunitas Tionghoa yang cukup signifikan, banyak dari mereka yaitu campuran Cina Benteng. Mereka didatangkan sebagai buruh oleh kolonial Belanda pada kala ke 18 dan 19, dan kebanyakan dari mereka tetap berprofesi sebagai buruh dan petani. Budaya mereka berbeda dengan komunitas Tionghoa lainnya di Tangerang: dikala hampir tidak satupun dari mereka yang berbicara dengan aksen Mandarin, mereka yaitu pemeluk Taoisme yang kuat dan tetap menjaga tempat-tempat ibadah dan pusat-pusat komunitas mereka. Secara etnis, mereka tercampur, namun menyebut diri mereka sebagai Tionghoa. Banyak makam Tionghoa yang berlokasi di Tangerang, kebanyakan sekarang telah dikembangkan menjadi tempat sub-urban ibarat Lippo Village.

Kawasan pecinan Tangerang berlokasi di Pasar Lama, Benteng Makassar, Kapling dan Karawaci (bukan Lippo Village), dan Poris. Orang-orang mampu menemukan masakan dan barang-barang berkhas China. Lippo Village yaitu lokasi permukiman baru. Kebanyakan penduduknya yaitu pendatang, bukan asli Cina Benteng.

Kota Tangerang memiliki berbagai jenis kebudayaan diantaranya Tari Lenggang Cisadane, Gambang Kromong, Lenong, Barongsai dan Silat Beksi

Tari Lenggang Cisadane
Tari Lenggang Cisadane sendiri merupakan perpaduan unsur budaya yang ada di Kota Tangerang ibarat budaya Sunda, Jawa, Betawi, Cina, Arab dan budaya Lainnya. Selain alat musik gamelan, didalamnya juga terdapat alat musik yang digunakan pada musik marawis, lengkap dengan lagu-lagu marawisnya. Tari Lenggang Cisadane ini merupakan proses pembentukan harmonisasi musik, tata busana dan gerak yang dipadukan menjadi suatu tarian yang indah dan mencirikan budaya Kota Tangerang. Tarian ini dibawakan 13 orang yang mencirikan jumlah kecamatan di Kota Tangerang. Seniman dan budayawan kota Tangerang ini menghasilkan sebuah seni tradisional khas Kota Tangerang dengan memadukan unsur musik, kostum dan tarian.

Gambang Kromong
Gambang kromong (atau ditulis gambang keromong) yaitu sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat-alat musik Tionghoa, ibarat sukong, tehyan dan kongahyan. Disebut Gambang Kromong alasannya ialah diadopsi dari nama dua buah alat perkusi yaitu gambang dan kromong. Awal mula terbentuknya orkes gambang kromong tidak lepas dari prakarsa seorang pemimpin komunitas Tionghoa yang diangkat Belanda (kapitan Cina) bernama Nie Hoe Kong pada masa jabatan 1736-1740. Bilahan gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru batu, manggarawan atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya jikalau dipukul. Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Tangga nada yang digunakan dalam gambang kromong yaitu tangga nada pentatonik Cina yang sering disebut salendro Cina atau salendro mandalungan. Instrumen pada gambang kromong terdiri atas gambang, kromong, gong, gendang, suling, kecrek dan sukong, tehyan atau kongahyan sebagai pembawa melodi.

Lenong
Lenong yaitu kesenian teater tradisional atau sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan dalam dialek Betawi yang berasal dari Jakarta, Indonesia. Kesenian tradisional ini diiringi musik gambang kromong dengan alat-alat musik ibarat gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling dan kecrekan, serta alat musik unsur Tionghoa ibarat tehyan, kongahyang dan sukong. Lakon atauskenario lenong umumnya mengandung pesan moral, yaitu menolong yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam lenong yaitu bahasa Melayu (atau sekarang bahasa Indonesia) dialek Betawi. Lenong berkembang sejak simpulan kala ke-19 atau awal kala ke-20. Kesenian teatrikal tersebut mungkin merupakan adaptasi oleh masyarakat Betawi ataskesenian serupa ibarat komedi darah biru dan teater stambul yang sudah ada dikala itu. Selain itu, Firman Muntaco, seniman Betawi, menyebutkan bahwa lenong berkembang dari proses teaterisasi musik gambang kromong dan sebagai tontonan sudah dikenal sejak tahun 1920-an.

Barongsai
Kesenian yang berkembang di Kota Tangerang, terdiri dari beberapa jenis antara lain Kilin, Peking Say, Lang Say, Samujie. Kesenian yang menampilkan Singa Batu model dari Cieh Say ini ada bermacam macam, dimana yang utama mengikuti dua aliran, yaitu Aliran Utara dan Selatan yang dimaksud yaitu sebelah Utara Sungai Yang Zi, bentuknya garang, badannya tetap, mulutnya persegi ibarat yang kita lihat di kelompok Istana Kekaisaran di Beijing, sedangkan pedoman selatan yaitu terdapat di sebelah Selatan Sungai Yang Zi, bentuknya lebih bervariasi, lebih luwes, tapi kurang gagah. Aliran Selatan, pada umumnya berada di kelenteng-kelenteng Indonesia, khususnya di Kota Tangerang, termasuk bentuk singa ini, sama sekali tidak ibarat dengan wujud singa sebenarnya, tetapi diambil dari Anjing Say yang pada waktu itu dipelihara Kaisar dan hanya di Istana saja, alasannya ialah dianggap suci.

Silat Beksi
Silat Beksi merupakan hasil akulturasi budaya Tiongkok dan Betawi yang diciptakan oleh Lie Cheng Oek, warga keturunan Tiongkok yang tinggal di Tangerang. Silat ini mampu dikenali dari gerakan yang cepat dan banyak permainan tangan, dan sekilas jadi ibarat dengan Aikido atau bela diri asal Jepang. Kata "Beksi" berasal dari bahasa Tiongkok, Bek berarti pertahanan, Si berarti empat, sehingga Beksi berarti empat pertahanan.

Adapun untuk Jadwal Pendaftaran Seleksi Penerimaan CPNS Tahun 2019/2020 Kota Tangerang (Banten) mampu dilihat secara pribadi dalam laman https://sscn.bkn.go.id/ Adapun  Persyaratan dan Kouta Rekrutmen / Penerimaan CPNS Tahun 2019/2020 Tangerang (Banten) silahkan susukan sendiri laman  https://sscn.bkn.go.id/ dan  menpan.go.id



Belum ada Komentar untuk "Jadwal Persyaratan Dan Gugusan Registrasi Cpns Kota Tangerang Banten Tahun 2019/2020"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel