Pakai Pakaian Lusuh Dikala Rapat Wali Murid, Ucapan Bapak Ini Menciptakan Semua Orang Malu!
Pekerjaan yang seakan tidak ada habisnya, final pekerjaan yang satu kemudian tiba pekerjaan yang berikutnya lagi, itulah indahnya jadi guru. Yang buat lebih indahnya lagi penghasilan tidak bertambah meskipun pekerjaan bertambah.
Tetapi meskipun pekerjaan terus berdatangan harus tetap semangat dan bersyukur apalagi setelah ketemu artikel pada forums merdeka berikut. Mari menyebarkan kisah apalagi ceritanya mungkin mampu menyemangati oleh orang-orang di sekitar kita;
Tepat pukul 7 malam, orang tua murid mulai masuk ke dalam ruangan kelas di sekolah. Beberapa orang tua terlihat penuh sopan santun, ada juga orang tua yang kelihatannya sombong, ada juga yang terlihat sangat berhati-hati. Pada ketika guru mulai menutup pintu dan mulai berbicara, pintu yang baru saja ditutup terbuka kembali perlahan-lahan, seorang pria paruh baya, badannya kotor penuh dengan abu muncul dibalik pintu.
Dengan wajah yang tersenyum ia meminta maaf alasannya ialah yaitu tiba terlambat. Kehadirannya menarik perhatian orang tua murid lainnya. Dia mengenakan pakaian kerja yang sudah luntur serta penuh bercak cat. Celananya pekat dengan debu, ia memakai sepatu boot yang penuh dengan lumpur. Dia kelihatan menyerupai baru pulang dari kerja bangunan.
Guru itu berkata: "Permisi, Bapak siapa?" Pria paruh baya itu berkata: "Saya ayahnya Aminudin" Guru itu terlihat kaget, tapi segera meminta pria itu menandatangani buku kehadiran. Ayah dari Aminudin dengan muka yang tertunduk berkata: "Maaf, Pak Guru, saya tidak mampu membaca dan menulis..." Para orang tua murid lainnya terdengar ada yang mulai menertawakan, sang guru tersebut pun berkata: "Tidak apa-apa, saya yang akan membantu Bapak tanda tangan."
Kemudian guru tersebut mulai menjelaskan, tujuan diadakannya rapat orang tua murid yaitu biar setiap orang tua mampu saling menyebarkan pengalaman perihal bagaimana cara mendidik anak serta akhirnya selama mendidik anak. Ada 2-3 orang tua murid membagikan pengalaman mereka dalam mendidik anak-anak mereka, yaitu bagaimana mereka mendidik anak mereka dengan ketat, biar mereka mau menulis pr mereka, membantu anak-anak mereka mencarikan guru les tambahan, dll.
Pada ketika guru tersebut meminta ayah dari Aminudin untuk berbicara, ia memperkenalkan, "Aminudin yaitu seorang murid pola dengan nilai terbagus di kelas. Pelajaran matematika selalu beroleh nilai terbaik, ia tidak pernah terlambat, selalu bersikap baik terhadap teman-temannya. Mari sama-sama kita dengarkan bagaimana ayah dari Aminudin mendidik anaknya."
Tidak sedikit orang tua murid lainnya tampak kaget. Bapak yang tidak arif namun mempunyai anak yang hebat. Ayah Aminudin dengan agak sedikit canggung mulai berjalan ke depan. Ia sedikit tertunduk, tidak begitu berani menatap mata para orang tua murid lainnya. Ini perkataannya:
Saya hanya suka melihat anak saya mengerjakan PR nya. Setiap kali sepulang kerja, tidak peduli seberapa capeknya saya, saya pasti akan duduk di samping ia untuk melihatnya mengerjakan PR yang ada. Suatu hari, anak saya bertanya kepada saya,
"Ayah, setiap hari melihat saya mengerjakan PR, apa Ayah mengerti apa yang saya kerjakan?" Saya berkata "Ayah tidak mengerti." Kemudian anak saya bertanya: "Ayah, jikalau Ayah tidak mengerti bagaimana Ayah tahu saya mengerjakannya dengan benar atau tidak?"
Saya berkata: "Jika kamu mengerjakannya dengan cepat, maka Ayah tahu bahwa soal ini sangat mudah; jikalau kamu menyalakan kipas angin, mengambil minum, maka Ayah tahu bahwa soal tersebut susah."
Saya seorang buruh bangunan. Suatu kali saya mengangkat wajah saya dan melihat bangunan tinggi yang saya bangun, saya bertanya kepada anak saya, apakah kamu mau tinggal di rumah yang tinggi, yang besar, rumah yang indah? Mengendarai mobil bagus? Anak saya menganggukkan kepalanya. Saya berkata: "Oleh alasannya ialah yaitu itu kamu harus mencar ilmu dengan baik."
Saya tidak sekolah, tidak mampu membaca dan menulis, saya tidak tahu bagaimana cara-cara hebat mendidik anak. Saya hanya suka bercakap-cakap dengan anak saya. Anak saya senang jongkok di samping saya pada ketika saya bekerja. Saya tidak menawarkan uang jajan kepada anak, ia tidak bermain internet, juga tidak belanja macam-macam. Dia sering di rumah membantu saya mencuci pakaian.
Setelah final berbicara, ia membungkuk untuk menawarkan hormat kepada sang guru! Orang tua murid lainnya terpaku tak bergeming, hati mereka sangat tersentuh oleh perkataannya. Ayah ini meskipun tidak mempunyai pendidikan yang tinggi dan tidak dalam keadaan ekonomi yang cukup, tetapi ia sangat hormat kepada guru. Dia juga senang menemani anaknya. Ini yaitu caranya bagaimana ia berhasil dalam mendidik anak!
Kebenaran kisah diatas mungkin masih kita ragukan, tetapi kita punya beberapa catatan penting dari kisah diatas untuk kita terapkan dan kita bagikan kepada orang sekitar kita terkhusus kepada orang yang kita cintai.
Artikel sudah dishare diberbagai media dan lembaga diskusi salah satunya Forums Merdeka [http://forums.merdeka.com/threads/curhat/38760-pakai-pakaian-lusuh-saat-rapat-wali-murid-ucapan-bapak-ini-membuat-semua-orang-malu.html]
Konser Seribu Seruling di Humbang Hasundutan yang berlangsung sukses;
Tetapi meskipun pekerjaan terus berdatangan harus tetap semangat dan bersyukur apalagi setelah ketemu artikel pada forums merdeka berikut. Mari menyebarkan kisah apalagi ceritanya mungkin mampu menyemangati oleh orang-orang di sekitar kita;
Tepat pukul 7 malam, orang tua murid mulai masuk ke dalam ruangan kelas di sekolah. Beberapa orang tua terlihat penuh sopan santun, ada juga orang tua yang kelihatannya sombong, ada juga yang terlihat sangat berhati-hati. Pada ketika guru mulai menutup pintu dan mulai berbicara, pintu yang baru saja ditutup terbuka kembali perlahan-lahan, seorang pria paruh baya, badannya kotor penuh dengan abu muncul dibalik pintu.
Dengan wajah yang tersenyum ia meminta maaf alasannya ialah yaitu tiba terlambat. Kehadirannya menarik perhatian orang tua murid lainnya. Dia mengenakan pakaian kerja yang sudah luntur serta penuh bercak cat. Celananya pekat dengan debu, ia memakai sepatu boot yang penuh dengan lumpur. Dia kelihatan menyerupai baru pulang dari kerja bangunan.
Guru itu berkata: "Permisi, Bapak siapa?" Pria paruh baya itu berkata: "Saya ayahnya Aminudin" Guru itu terlihat kaget, tapi segera meminta pria itu menandatangani buku kehadiran. Ayah dari Aminudin dengan muka yang tertunduk berkata: "Maaf, Pak Guru, saya tidak mampu membaca dan menulis..." Para orang tua murid lainnya terdengar ada yang mulai menertawakan, sang guru tersebut pun berkata: "Tidak apa-apa, saya yang akan membantu Bapak tanda tangan."
Kemudian guru tersebut mulai menjelaskan, tujuan diadakannya rapat orang tua murid yaitu biar setiap orang tua mampu saling menyebarkan pengalaman perihal bagaimana cara mendidik anak serta akhirnya selama mendidik anak. Ada 2-3 orang tua murid membagikan pengalaman mereka dalam mendidik anak-anak mereka, yaitu bagaimana mereka mendidik anak mereka dengan ketat, biar mereka mau menulis pr mereka, membantu anak-anak mereka mencarikan guru les tambahan, dll.
Pada ketika guru tersebut meminta ayah dari Aminudin untuk berbicara, ia memperkenalkan, "Aminudin yaitu seorang murid pola dengan nilai terbagus di kelas. Pelajaran matematika selalu beroleh nilai terbaik, ia tidak pernah terlambat, selalu bersikap baik terhadap teman-temannya. Mari sama-sama kita dengarkan bagaimana ayah dari Aminudin mendidik anaknya."
Tidak sedikit orang tua murid lainnya tampak kaget. Bapak yang tidak arif namun mempunyai anak yang hebat. Ayah Aminudin dengan agak sedikit canggung mulai berjalan ke depan. Ia sedikit tertunduk, tidak begitu berani menatap mata para orang tua murid lainnya. Ini perkataannya:
Saya hanya suka melihat anak saya mengerjakan PR nya. Setiap kali sepulang kerja, tidak peduli seberapa capeknya saya, saya pasti akan duduk di samping ia untuk melihatnya mengerjakan PR yang ada. Suatu hari, anak saya bertanya kepada saya,
"Ayah, setiap hari melihat saya mengerjakan PR, apa Ayah mengerti apa yang saya kerjakan?" Saya berkata "Ayah tidak mengerti." Kemudian anak saya bertanya: "Ayah, jikalau Ayah tidak mengerti bagaimana Ayah tahu saya mengerjakannya dengan benar atau tidak?"
Saya berkata: "Jika kamu mengerjakannya dengan cepat, maka Ayah tahu bahwa soal ini sangat mudah; jikalau kamu menyalakan kipas angin, mengambil minum, maka Ayah tahu bahwa soal tersebut susah."
Saya seorang buruh bangunan. Suatu kali saya mengangkat wajah saya dan melihat bangunan tinggi yang saya bangun, saya bertanya kepada anak saya, apakah kamu mau tinggal di rumah yang tinggi, yang besar, rumah yang indah? Mengendarai mobil bagus? Anak saya menganggukkan kepalanya. Saya berkata: "Oleh alasannya ialah yaitu itu kamu harus mencar ilmu dengan baik."
Saya tidak sekolah, tidak mampu membaca dan menulis, saya tidak tahu bagaimana cara-cara hebat mendidik anak. Saya hanya suka bercakap-cakap dengan anak saya. Anak saya senang jongkok di samping saya pada ketika saya bekerja. Saya tidak menawarkan uang jajan kepada anak, ia tidak bermain internet, juga tidak belanja macam-macam. Dia sering di rumah membantu saya mencuci pakaian.
Setelah final berbicara, ia membungkuk untuk menawarkan hormat kepada sang guru! Orang tua murid lainnya terpaku tak bergeming, hati mereka sangat tersentuh oleh perkataannya. Ayah ini meskipun tidak mempunyai pendidikan yang tinggi dan tidak dalam keadaan ekonomi yang cukup, tetapi ia sangat hormat kepada guru. Dia juga senang menemani anaknya. Ini yaitu caranya bagaimana ia berhasil dalam mendidik anak!
Kebenaran kisah diatas mungkin masih kita ragukan, tetapi kita punya beberapa catatan penting dari kisah diatas untuk kita terapkan dan kita bagikan kepada orang sekitar kita terkhusus kepada orang yang kita cintai.
Artikel sudah dishare diberbagai media dan lembaga diskusi salah satunya Forums Merdeka [http://forums.merdeka.com/threads/curhat/38760-pakai-pakaian-lusuh-saat-rapat-wali-murid-ucapan-bapak-ini-membuat-semua-orang-malu.html]
Konser Seribu Seruling di Humbang Hasundutan yang berlangsung sukses;
Belum ada Komentar untuk "Pakai Pakaian Lusuh Dikala Rapat Wali Murid, Ucapan Bapak Ini Menciptakan Semua Orang Malu!"
Posting Komentar