Tips Menghadapi Tes Wawancara Kerja
TIPS menghadapi tes wawancara kerja
Ada banyak sekali orang yang mengeluh selalu gagal dalam tes wawancara kerja. Padahal tes tes tertulis sebelumnya sanggup dilewati dengan mudah. Sebenarnya ada gag sih tips menghadapi tes wawancara kerja ? Bagaimana triks agar suapaya lolos dalam tes wawancara kerja. Kali ini kami akan berikan tips menghadapi tes wawancara kerja dengan detil.
Ada macam macam jenis tes wawancara kerja jikalau di urai sebagai berikut.
1. Wawancara seleksi atau screening inter view. Wawancara ini terjadi untuk memilih beberapa orang untuk menduduki beberapa jabatan yang tersedia. Tes wawancara ini untuk menyeleksi mana yang paling cocok atau sesuai dengan kualifikasi pekerjaan tersebut. biasanya 15 - 20 menit
2. Wawancara telepon
tujuan utama nya bahwasanya menghemat waktu dan biaya maka banyak interviewer mnggunakan cara ini untuk melaksanakan seleksi. maka dari itu pelamar harus setiap saat siap untuk di wawancara lewat telepon
3. wawancara kampus
Sebenarnya tidak banyak interviewer yang melaksanakan wawancara kerja di kampus.
4. Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview).
Pameran kerja diadakan untuk menjembatani perusahaan dengan para pencari kerja. Pada pekan raya kerja biasanya, perusahaan menunjukkan banyak sekali :
• informasi mengenai perusahaannya, mendapatkan surat lamaran dan CV dari pengunjung (pencari kerja), bahkan tidakjarang para recruiter langsung melaksanakan wawancara di stand (booth) mereka. Di Indonesia memang pekan raya ibarat ini masih sangat jarang dilaksanakan jikalau dibandingkan dengan pekan raya otomotif, rumah maupun furniture.
• Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview). Ketika seorang kandidat telah lolos dalam tahap wawancara seleksi, seringkali perusahaanmengundang kandidat tersebut
untuk melihat secara langsung lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut recruiter biasanya langsung melakukan wawancara secara mendalam.
Bagi pelamar yang belum memiliki pengalaman kerja pada lokasi yang lingkungannya kurang lebih sama, wawancara kerja di lokasi mungkin bisa terasa angker karena mungkin harus melaksanakan perjalanan dan berada di wilayah yang tidak ia kenal.
• Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview). Wawancara kelompok yakni suatu jenis wawancara kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih. Biasanya wawancara jenis ini dilakukan jikalau perusahaan memandang bahwa pelamar sudah hampir memenuhi syarat untuk diterima bekerja. Biasanya para penanya dalam wawancara inilah yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah pelamar akan diterima bekerja atau
tidak.
• Wawancara Kasus (Case Interview). Wawancara kerja jenis ini menekankan pada kemampuan analisis dan pemecahan problem terhadap suatu masalah tertentu. Biasanya dalam wawancara kasus, pelamar diminta untuk berperan sebagai pemegang jabatan yang ditawarkan, kemudian diberikan sebuah masalah untuk dicarikan solusinya.
Tujuan Wawancara Kerja
Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara dianggap lebih rendah jikalau dibandingkan dengan metode seleksi yang lain ibarat psiko test, namun wawancara memiliki banyak sekali kelebihan yang memudahkan petugas seleksi dalam menggunakannya. Apapun penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja bahwasanya menunjukkan suatu kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi penawaran kerja.
Mengingat bahwa wawancara kerja tersebut merupakan suatu proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh kanal langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka "performance" wawancara kerja merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam memilih apakah pelamar akan diterimaatau ditolak. Bagi si pelamar, wawancara kerja menunjukkan kesempatan kepadanyauntuk menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan banyak sekali faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melaksanakan pekerjaan(memegang jabatan) yang ditawarkan. Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, professional, dan gaya hidup atau kepribadian pelamar.
Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang baik, maka dalam wawancara dia diberi kesempatan untuk membuktikannya. Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan kecocokan antarakarakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki pelamar tersebut untuk memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan. Secara umum tujuandari wawancara kerja adalah:
1. Untuk mengetahui kepribadian pelamar
2. Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan
3. Mendapatkan informasi aksesori yang dibutuhkan bagi jabatan dan perusahaan
4. Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk diberikan
penawaran kerja.
TIPS menghadapi tes wawancara kerja
Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melaksanakan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.
1. Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka ibarat "mengapa anda
ingin bekerja di perusahaan ini", dan "apa kelebihan dan kekurangan anda". Kesuksesan atau kegagalan dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari tanggapan yang diberikan.
Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar.
Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan tanggapan atas 3 (tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
untuk melaksanakan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias dan adat kerja yang sesuai dengan
harapan recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.
2. Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa "performance" (kinerja) di masa lalu
merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang. Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah- problem kepribadian.
Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu kondisi
atau situasi tertentu sehingga pewawancara sanggup melihat bagaimana pelamar memandang suatu
tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan
antara lain:
"coba anda ceritakan pengalaman anda saat gagal mencapai sasaran yang ditetapkan", dan
"berikan beberapa teladan wacana hal-hal apa yang anda lakukan saat anda dipercaya menangani
beberapa proyek sekaligus".
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi,tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang
lalu.
Selain itu, sangat penting bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari
pewawancara agar sanggup menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu
dibutuhkan ketrampilan berkomunikasiyang baik dari si pelamar.
Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus.
Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus sanggup menyusun tanggapan yang mencakup 4 (empat) hal:
(1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu,
(2) menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi,
(3) menceritakan hasil yang dicapai, dan
(4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari). Dalam wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan yakni yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.
A. Situation/Problem/Task
Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yangterjadi atau tugas-tugas yang harus dilaksanakannya pada masa lalu. Pelamar harus menggambarkan situasi atau kiprah tersebut secara spesifik, rinci dan praktis dipahamioleh pewawancara. Situasi atau kiprah yang digambarkan dapat berasal dari pekerjaan sebelumnya, pengalaman semasa sekolah, pengalaman tertentu, atau berbagai
kejadian yang relevan dengan pertanyaan si pewawancara
B. Action
Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam menghadapi situasi /
problem / kiprah di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa memfokuskan pada permasalahan. Meskipun mungkin permasalahan yang ada ditangani oleh beberapa orang atau team, pelamar harus memberikan penjelasan wacana apa saja peranannya dalam team tersebut – jangan memberikan apa yang telah dilakukan oleh team tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai serpihan dari team.
C. Results
Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja hambatan yang terjadi jika
hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa pelajaran yang sanggup dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.
TIPS menghadapi tes wawancara kerja
MENANGANI PERTANYAAN BERSIFAT UMUM
Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan teknik wawancara kerja tradisional maka pertanyaan-pertanyaan yang seringkali diajukan yakni sebagai berikut:
1. Jelaskan pada saya bagaimana anda menggambarkan diri anda?
2. Apa kelebihan dan kekurangan anda?
3. Apa saja prestasi yang pernah anda raih padapekerjaan yang terdahulu / saat sekolah?
4. Mengapa anda berhenti dariperusahaan yang lalu?
. Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?
6. Darimana anda mengetahui perusahaan ini?
7. Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?
8. Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini, apa yang akan anda lakukan?
9. Apa itu professionalisme menurut anda?
10. Apa itu teamwork menurut anda?
11. Apa hoby anda?
Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, maka pertanyaan-pertanyaan
di atas seringkali ditambahkan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalamisuatu situasi yang sangat tidak menyenangkan
dan bagaimana anda berhasil keluar dari situasi tersebut.
2. Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda saat anda melakukan
presentasi.
3. Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasisituasi dimana anda harus melaksanakan banyak
kiprah dan anda harus membuat prioritas kiprah mana yang harus didahulukan.
4. Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam setahun terakhir ini?
Mengapa demikian?
5. Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai sasaran pada tahun sebelumnya dan bagaimana
anda memotivasi team tersebut sehingga sanggup meraih sukses di tahun berikutnya.
6. Bagaimana cara anda menyelesaikankonflik? Bisa beri contoh?
7. Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana anda mencoba untuk merampungkan suatu tugas
dan ternyata gagal?
8. Ceritakan apa yang anda lakukan saat dipaksa membuat suatu hukum yang tidak
menyenangkan bagi karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan. Sebagai suatu proses
yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam wawancara kerja si pelamar juga
biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Oleh alasannya ialah itu akan sangat baik
jikalau pelamar mempersiapkan beberapa pertanyaan, misalnya:
• Apa yang dibutuhkan dari saya jikalau saya diterima untuk jabatan ini?
• Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan
• terbesar bagi pemegang jabatan ini?
• Apakah ada pembinaan (internal maupun eksternal) yang sanggup membantu saya untuk lebih
berperan jikalau saya diterima bekerja di perusahaan ini?
• Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang harus saya selesaikan dalam
waktu tertentu?
MENANGANI PERTANYAAN BERSIFAT PRIBADI
Berbeda dengan kondisi di negara-negara barat dimanahak individu sangat dijunjung tinggi dan telah
memiliki perangkat hukum sangat memadai wacana hal-hal yang mengatur hak-hak langsung seseorang sehingga para recruiter (pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia justru sebaliknya.
Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia seringkali pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat pribadi. Contoh: Menanyakan latarbelakang pelamar (orangtua, saudara, istri, anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap biasa. Meskipun seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki relevansi dengan jabatan yang dilamar, pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-cara yang elegan. Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar, tetapi lebih didasarkan pada kepedulian mereka terhadap
kecocokan antara pelamar (calon karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena
itu jikalau pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus bisa mengidentifikasi apa makna dibalik pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan- pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar sanggup melaksanakan beberapa alternatif:
1. Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang diajukan dengan jabatan yang dilamar sehingga penanya sanggup menjelaskan lebih jauh hubungannya dengan pekerjaan, kemudian berikan tanggapan yang tepat.
2. Pelamar sanggup menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh bahwa pertanyaan tersebut memang tidak memiliki kekerabatan langsung dengan pekerjaan / jabatan yang dilamar.
3. Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jikalau dirasa sangat mengganggu privacy pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus dilakukan dengan cara-cara halus dan diplomatis sehingga recruiter tidak merasa dilecehkan alasannya ialah dianggap telah memberikan pertanyaan yang keliru.
FAKTOR-FAKTOR NEGATIF HARUS DIHINDARI
Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh pelamar yakni faktor-faktor
negatif yang menjadi perhatian pewawancara. Faktor-faktor tersebut misalnya:
1. Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian yang tidak enak
dilihat, tidak rapi, dan tidak sesuai suasana)
2. Bersikap angkuh, defensive atau berangasan .
3. Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan yang diajukan
(pewawancara).
4. Gugup.
5. Sangat menekankan pada kompensasi yang akan diterima.
6. Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami di masa lalu.
7. Tidak bisa berdiplomasi, tidak matang dan kurang bisa bersopan santun.
8. Menyalahkan perusahaan atau bekas atasan atasan dimasa lalu, atau mengeluhkan perubahan
teknologi yang cepat.
9. Tidak bisa fokus dalam menjawab pertanyaan atau pembicaraan pewawancara.
10. Gagal menunjukkan pertanyaan kepada pewawancara
11. Berulang kali bertanya: "apa yang sanggup diberikan perusahaan kepada saya kalau saya
melaksanakan ......?"
12. Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan, gagal menjawab
pertanyaan-pertanyaan pewawancara dan tidak bisa mengajukan pertanyaan bermutu kepada
pewawancara.
SOLUSINYA :
Bagi anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, mungkin ada baiknya anda memperhatikan beberapa saran dibawah ini.
Lakukan hal-hal berikut:
Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara, Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang bersifat formal, bersih dan rapi. Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan diajukan pewawancara. Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih awal, jikalau terpaksa terlambat alasannya ialah ada gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara). Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah.
Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi. Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jikalau harus berjabat tangan, jabatlahdengan bersahabat (tidak terlalu keras namun tidak lemas).
Tetaplah bangkit hingga anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang. Persiapkan surat lamaran dan CV anda. Ingat dengan baik nama pewawancara. Lakukan kontak mata dengan pewawancara. Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara. Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan. Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul kecuali anda diwawancaraiuntuk bisa menggunakan bahasa tersebut.
Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih. Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi. Tunjukkan apa yangbisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda . Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara. Ajukan beberapa pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum. Berbicara dengan cukup keras sehingga suara terang terdengar oleh pewawancara. Akhiri wawancara
dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya. Ucapkan banyak terima kasih kepada
pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada anda.
HAL-HAL BERIKUT HARUSANDA PERHATIKAN :
Jangan Berasumsi bahwa anda tahu tempat wawancara, padahal anda tidak yakin.
Melatih diri untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan pewawancara. Berpakaian rapi
dan sopan sesuai standart ketimuran dan jangan berlebihan/mencolok. Jangan Datang terlambat (paling
lambat 15 menit sebelum dimulai harus sudah datang/siap). Membawa surat lamaran dan CV dalam
map yang rapi dan disusun yang benar agar bila ditanyakan anda praktis mengambilnya/tidak gugup dan
berantakan. Jangan menganggap remeh satpam, resepsionis bahkan pewawancara. Menjabat tangan
pewawancara dengan tegas namun sopan (jangan lemas dan gemetar). Jangan Merokok, mengunyah
permen atau meludah selama wawancara. Jangan duduk selonjor atau bersandar. Jangan berbicara terlalu keras atau terlalu lembut.
Jangan Membuat lelucon/berusaha melucu.
Jangan menjawab sekedarnya saja, ibarat "ya" atau "tidak" atau"tidak tahu" atau "entahlah". Jangan terlalu lama berpikir setiap kali menjawab. Jangan sekali-kali mengalihkan topik pembicaraan kehal-hal yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan. Jangan menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama (jangan menjelek-jelekkan tempat kerja yang lama). Jangan menunjukkan jawab palsu, berbohong atau memanipulasi data.
Jangan menanyakan gaji dan fasilitas yang diterima pada saat wawancara seleksi dimana anda belum tahu kemungkinan anda akan diterima atau tidak.
Jangan menunjukkan rasa putus asa anda dengan menunjukkan bahwa anda mau bekerja untuk bidang apa saja dan mau melaksanakan apa saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut.
Jangan membahas hal-hal negatif dari anda yang akan merugikan diri anda sendiri. Jangan mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kontroversial. Jangan menelpon atau menerimatelepon, atau membaca buku selama wawancara sebaiknya hand phone dimatikan sewaktu wawancara).
Jangan sampai salah menyebut nama pewawancara (sebaiknya hafalkan nama beliau). Harus mengajukan pertanyaan pada saat diberikan
kesempatan untuk bertanya. Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada para pewawancara
Sekian dan terimakasih
File lengkap bisa di download pada link berikut
Belum ada Komentar untuk "Tips Menghadapi Tes Wawancara Kerja"
Posting Komentar