Program Usbn Serasa Standar Kecamatan
Program Ujian Sekolah Berbasis Nasional [USBN] Serasa Standar Kecamatan. Program USBN beberapa waktu kemudian sebelum dilaksanakan ialah salah satu acara unggulan dari menteri pendidikan dan kebudayaan yang baru. Disampaikan juga bahwa USBN ini dapat memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia dengan memperlihatkan kelebihan-kelebihan pada USBN yang akan dilaksanakan.
Kemarin pelaksanaan USBN sudah selesai dilaksanakan dan apa yang terjadi dilapangan tidak menyerupai apa yang diharapkan dan dibayangkan. Bahkan apa yang terjadi di lapangan selama pelaksanaan USBN ini kalau tidak ada perbaikan yang signifikan pada tahun depan maka USBN ini ialah seremonial belaka yang hanya menguntungkan oleh sekelompok orang.
Apa yang kita coba sampaikan disini ialah menurut apa yang dilihat di lapangan. Beberapa hal kenapa USBN yang dilaksanakan masih belum belum dapat dikatakan standar nasioanal dan mungkin lebih cocok standar kecamatan.
Beberapa catatan wacana USBN diatas masih kita koreksi dari hal-hal umum ialah kualitas pelaksanaan USBN. Kita belum analisa dari kulaitas soal misalnya validitas soal, reliabilitas soal, objektivitas soal, praktikabilitas soal atau apalah namanya yang mungkin guru mata pelajaran yang diujikan lebih berkompeten untuk mengomentari atau menganalisa kualitas soal USBN apakah sudah baik.
Mudah-mudahan pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan penanggung jawab pelaksanaan USBN ini pada tahun depan mampu memperbaiki kualitas pelaksanaan USBN. Agar USBN ini sesuai dengan harapan kita ialah mampu dan dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.
Sudah saatnya kita berubah, mari kita simak video wacana perubahan berikut ini, sekaligus Anda dapat tulis juga arti perubahan menurut Anda;
Kemarin pelaksanaan USBN sudah selesai dilaksanakan dan apa yang terjadi dilapangan tidak menyerupai apa yang diharapkan dan dibayangkan. Bahkan apa yang terjadi di lapangan selama pelaksanaan USBN ini kalau tidak ada perbaikan yang signifikan pada tahun depan maka USBN ini ialah seremonial belaka yang hanya menguntungkan oleh sekelompok orang.
Apa yang kita coba sampaikan disini ialah menurut apa yang dilihat di lapangan. Beberapa hal kenapa USBN yang dilaksanakan masih belum belum dapat dikatakan standar nasioanal dan mungkin lebih cocok standar kecamatan.
- Lembar balasan untuk soal pilihan ganda yang digunakan sangat tidak memperlihatkan bahwa kualitas USBN ini menyerupai namanya berbasis Nasional. Lembar balasan mengingatkan kita pada masa dimana belum dikenal namanya lembar balasan komputer [LJK]. Padahal sekarang ini untuk simulasi untuk tingkat sekolah saja sudah menggunakan LJK yang benar-benar di periksa menggunakan komputer, masa sich USBN yang secara dibiayai oleh negara diperiksa manual. Sebaiknya untuk tahun depan lembar balasan pilihan ganda diperiksa dengan menggunakan komputer yang pasti lebih banyak nilai positifnya.
- Soal USBN untuk tiap mata pelajaran memperlihatkan 5 soal essay. Lembar balasan untuk soal essay ini juga merusak kualitas ujian, kawasan yang disediakan untuk menjawab sangat sempit. Sehingga para banyak siswa menjawab hingga kebalik lembar pilihan ganda, dan situasi ini membuat lembar balasan tidak asyik untuk dilihat. Sebaiknya pada tahun depan lembar balasan untuk soal essay berupa kertas double folio sehingga siswa dapat berkreasi dengan bebas.
- Kesan pertama ketika melihat soal tidak memperlihatkan standar nasional, sampul depan sangat polos bahkan tanpa logo. Apakah tidak ada tim kraetifitas pembuat sampul depan untuk lembar soal?, menyerupai soal UN tampak depan sudah baik disertai dengan logo-logo oleh panitia penyelenggara dan penanggung jawab.
- Lembar soal untuk semua mata pelajaran yang diujikan selalu mempunyai cacat dalam hal pengetikan, diantaranya.
- Nomor urut soal yang tidak pas,
- Pengetikan 'kata' tidak tepat,
- Opsi pilihan soal yang tidak lengkap,
- dan sebagainya...
- Yang tidak kalah penting ialah penyelenggara USBN di kabuaten/kota ialah MKKS [Musyawarah Kerja Kepala Sekolah]. Para kepala sekolah yang tergabung dalam MKKS melaksanakan USBN dengan wajah tidak menyenangkan, lantaran para kepala sekolah harus mencari 'utang' biar pelaksanaan USBN ini berlangsung dengan baik. Gimana tidak mencari 'utang' hingga pelaksanaan USBN selesai sumber dana utama yang diharapkan sekolah ysitu BOS [Bantuan Operasional Sekolah] belum juga dapat dicairkan. Makara kita dapat rasakan sendiri bagaimana situasi USBN yang katanya berstandar nasional harus dilaksanakan dengan biaya hasil 'ngutang' oleh para kepala sekolah.
Beberapa catatan wacana USBN diatas masih kita koreksi dari hal-hal umum ialah kualitas pelaksanaan USBN. Kita belum analisa dari kulaitas soal misalnya validitas soal, reliabilitas soal, objektivitas soal, praktikabilitas soal atau apalah namanya yang mungkin guru mata pelajaran yang diujikan lebih berkompeten untuk mengomentari atau menganalisa kualitas soal USBN apakah sudah baik.
Mudah-mudahan pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan penanggung jawab pelaksanaan USBN ini pada tahun depan mampu memperbaiki kualitas pelaksanaan USBN. Agar USBN ini sesuai dengan harapan kita ialah mampu dan dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.
Sudah saatnya kita berubah, mari kita simak video wacana perubahan berikut ini, sekaligus Anda dapat tulis juga arti perubahan menurut Anda;
Belum ada Komentar untuk "Program Usbn Serasa Standar Kecamatan"
Posting Komentar