Model-Model Pembelajaran Yang Dianjurkan Pada Kurikulum 2013

model Pembelajaran Yang Dianjurkan Pada Kurikulum  Model-model Pembelajaran Yang Dianjurkan Pada Kurikulum 2013Model-model pembelajaran yang dianjurkan pada pembelajaran kurikulum 2013 sebelum di revisi hanya menunjukkan satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran saintifik dengan menerapkan 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasikan, dan Mengkomunikasikan).

Saya sendiri sulit membedakan perihal pendekatan pembelajaran; strategi pembelajaran; metode pembelajaran; teknik pembelajaran; taktik pembelajaran; atau model pembelajaran. Kalau ada pertanyaan perihal 'itu' mungkin saya harus buka buku dulu, gres mengutarakan pendapat.

Model pembelajaran yang kita diskusikan disini yaitu apa yang ada pada modul, dikala mengikuti diklat calon instruktur kabupaten kurikulum 2013. Karena tidak semua yang mengikuti diklat ini, jadi tidak ada salahnya kita berguru dan menyebarkan disini.

Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui tiga besaran kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga rangkaian kegiatan ini dilaksanakan secara berurutan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran dikala itu.

A. KEGIATAN PENDAHULUAN
Adapun yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, guru:
  1. mengondisikan suasana berguru yang menyenangkan;
  2. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;
  3. menunjukkan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;
  4. menunjukkan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan
  5. menunjukkan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi akseptor didik untuk berpartisipasi aktif, serta menunjukkan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis akseptor didik.

Kegiatan inti menggunakan pembelajaran berbasis keilmuan dan berbasis kegiatan yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan akseptor didik.

Guru memfasilitasi akseptor didik untuk melakukan kegiatan yang membangun kemampuan sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap akseptor didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus.

C. KEGIATAN PENUTUP
Kegiatan penutup terdiri atas:
  1. Kegiatan guru bersama akseptor didik yaitu:
    (a) membuat rangkuman/ akibat pelajaran;
    (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
    sudah dilaksanakan; dan
    (c) menunjukkan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan
  2. Kegiatan guru yaitu:
    (a) melakukan penilaian;
    (b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, agenda pengayaan, layanan konseling dan/atau menunjukkan kiprah baik kiprah individual maupun kelompok sesuai dengan hasil berguru akseptor didik; dan
    (c) menunjukkan planning pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Selain itu, pembelajaran dalam Kurikulum 2013 sanggup dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan berbasis keilmuan yaitu pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.

Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui pengalaman berguru mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan.

Contoh;
Dalam kegiatan pembelajaran Matematika untuk menunjukkan pengalaman berguru mengamati dalam RPP sanggup ditulis;
“Mencermati kalimat matematika, atau gambar atau grafik atau teks/cerita/masalah atau tabel perihal materi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu variabel dan didiskusikan dalam kelompok”.

Sedangkan untuk kegiatan mengumpulkan informasi/mencoba sanggup ditulis: “Mengidentifikasi isu berdasarkan tabel yang disajikan terkait permasalahan yang relevan dengan persamaan atau pertidaksamaan”.

Silahkan Anda merancang kegiatan saintifik yang lain dalam pembelajaran yang dituliskan pada RPP, selain kegiatan mengamati dan mengumpulkan informasi.

Setelah adanya revisi pada kurikulum 2013 model pembelajaran tidak lagi berpedoman kepada satu model pembelajaran tetapi sanggup menggunakan model pembelajaran yang relevan dengan karakteristik mata pelajaran, KD, atau karakteristik materi, antara lain discovery based learning, project based learning, problem based learning, inquiry based learning, atau model lain yang relevan.

Garis Besar Langkah Model Discovery Based Learning
  1. Stimulation (memberi stimulus); guru menunjukkan stimulan, untuk diamati akseptor didik semoga mendapatkan pengalaman berguru mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
  2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah); merupakan kegiatan akseptor didik dalam menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini akseptor didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
  3. Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi yang sanggup digunakan untuk menemukan solusi pemecahan problem yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan akseptor didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, kalau satu alternatif mengalami kegagalan.
  4. Data Processing (mengolah data); akseptor didik mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
  5. Verification (memverifikasi); akseptor didik mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
  6. Generalization (menyimpulkan); akseptor didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil kesimpulannya pada suatu peristiwa atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga sanggup melatih pengetahuan metakognisi akseptor didik.

Garis Besar Langkah Model Problem Based Learning (PBL)
  1. Mengorientasikan; tahap ini untuk memfokuskan akseptor didik mengamati problem yang menjadi objek pembelajaran.
    Contoh:
    Peserta didik mengamati permasalahan simpanan dan proteksi yang melibatkan bunga tunggal dan majemuk, dilanjutkan mengamati pola penambahan bunga pada tiap permasalahan untuk mengenali ciri-ciri bunga tunggal dan majemuk.
  2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; pengorganisasian pembelajaran merupakan salah satu kegiatan dimana akseptor didik menunjukkan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap problem yang dikaji
    Contoh;
    Peserta didikdifasilitasi untuk membuat beberapa pertanyaan mengenai isu yang didapatkan dari hasil pengamatan perihal bunga tunggal dan majemuk, dan menuliskan minimal 4 pertanyaan yang memuat kata-kata “barisan aritmetika”, “barisan geometri”, “bunga tunggal”, “bunga majemuk”, “pinjaman” dan “simpanan”.
  3. Membimbing penyelidikan berdikari dan kelompok; pada tahap ini akseptor didik melakukan percobaan untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau merampungkan problem yang dikaji.
    Contoh ;
    Peserta didik melengkapi isu dengan mencari mencari berbagai isu yang mendukung dari beberapa buku referensi, internet, atau sumber yang lain untuk menguatkan dugaan yang dibuat. Peserta didik diminta mencari soal-soal mengenai bunga tunggal dan majemuk, berdasarkan soal-soal
    tersebut, serta dengan menggunakan kesimpulan sementara yang dibuatnya, diminta mengelompokkan mana yang merupakan problem bunga tunggal dan mana yang merupakan problem bunga majemuk.
  4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; akseptor didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
    Contoh;
    Peserta didik diminta menganalisis beberapa permasalahan yang melibatkan bunga tungggal dan bunga bermacam-macam diantaranya berkaitan dengan problem deret geometri. Kemudian akseptor didik diminta membuat dugaan awal mengenai ciri-ciri bunga tunggal dan majemuk, serta hubungannya dengan deret geometri kemudian mempresentasikan di depan kelas.
  5. Menganalisis dan penilaian proses pemecahan masalah; setelah akseptor didik mendapatkan tanggapan terhadap problem yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
    Contoh;
    Peserta didik diminta menganalisis beberapa permasalahan yang melibatkan bunga tungggal dan bunga majemuk, membuat dugaan awal dan mempresentasikan di depan kelas.
    Guru membantu akseptor didik melakukan refleksi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
    Peserta didik diminta menuliskan kesimpulan yang didapatkan perihal apa itu bunga tunggal dan bunga bermacam-macam serta ciri-ciri yang sanggup membedakan kedua macam bunga tersebut berdasarkan konsep barisan yang digunakan. Setelah itu akseptor didik diminta mendiskusikan kesimpulan kelompoknya dengan akseptor didik/kelompok lainnya.

Garis Besar Langkah Model Project Based Learning
  1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek.
    Pertanyaan harus sanggup mendorong akseptor didik dalam melakukan suatu aktivitas/proyek, misalnya yang berkaitan dengan konsep dalam KD-KI 4 disesuaikan dengan realitas dunia nyata.
  2. Mendesain perencanaan proyek.
    Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antar akseptor didik, dan akseptor didik dengan guru. Dengan demikian akseptor didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi perihal kegiatan, alat, dan materi yang berguna untuk penyelesaian proyek
  3. Menyusun agenda sebagai langkah kasatmata dari sebuah proyek.
    Peserta didik menyusun agenda kegiatan dalam merampungkan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
    • membuat timeline untuk merampungkan proyek,
    • membuat deadline penyelesaian proyek,
    • membawa akseptor didik semoga merencanakan cara yang baru,
    • membimbing akseptor didik dikala mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan
    • meminta akseptor didik untuk membuat penjelasan (alasan) perihal pemilihan suatu cara.
  4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek.
    Kegiatan monitoring perkembangan proyek merupakan kegiatan guru dan akseptor didik. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap kegiatan akseptor didik selama merampungkan proyek.
    Guru berperan menjadi mentor bagi kegiatan akseptor didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang sanggup merekam keseluruhan kegiatan yang penting. Peserta didik melakukan pengecekan atas kerja mereka sendiri, sesuai dengan tahap perkembangan proyeknya, sehingga memungkinkan mereka untuk terus melakukan perbaikan dan jadinya diperoleh suatu proyak yang sudah sesuai dengan kriteria penugasan.
  5. Menguji hasil.
    Pengujian hasil sanggup dilakukan melalui presentasi atau penyajian proyek. Pada kegaiatan ini, guru sanggup mengukur ketercapaian kompetensi akseptor didiknya, dan akseptor didik sanggup melihat dimana kekurangan dan/atau kelebihan proyek yang mereka hasilkan berdasarkan masukkan dari akseptor didik/kelompok lain serta masukkan dari guru.
  6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman.
    Pada selesai proses pembelajaran, akseptor didik dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dilakukan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini akseptor didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama merampungkan proyek. Guru dan akseptor didik menyebarkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada jadinya ditemukan suatu temuan untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran dan permasalahan lain yang serupa.
Garis Besar Langkah Model Inquiry Based Learning
  1. Mengamati menyebarkan fenomena alam yang akan menunjukkan pengalaman berguru kepada akseptor didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena.
  2. Mengajukan pertanyaan perihal fenomena yang dihadapi untuk melatih akseptor didik mengeksplorasi fenomena melalui berbagai sumber.
  3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan tanggapan sanggup melatih akseptor didik dalam mengasosiasi atau melakukan kebijaksanaan sehat terhadap kemungkinan tanggapan dari pertanyaan yang diajukan.
  4. Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan, sehingga akseptor didik sanggup memprediksi dugaan yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
  5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga akseptor didik sanggup mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
Cara menentukan sebuah model pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran. Hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pada masing-masing mata pelajaran.

Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu kita dalam penerapan kuriulum 2013;
model Pembelajaran Yang Dianjurkan Pada Kurikulum  Model-model Pembelajaran Yang Dianjurkan Pada Kurikulum 2013

Belum ada Komentar untuk "Model-Model Pembelajaran Yang Dianjurkan Pada Kurikulum 2013"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel