Konsep Dan Prinsip Pokok Pembelajaran Kala 21
Kemajuan teknologi isu dan komunikasi telah merubah gaya hidup manusia, baik dalam bekerja, bersosialisasi, bermain maupun belajar. Memasuki kala 21 kemajuan teknologi tersebut telah memasuki aneka macam sendi kehidupan, tidak terkecuali dibidang pendidikan.
Pendidik dan penerima didik dituntut mempunyai kemampuan berguru mengajar di kala 21 ini. Sejumlah tantangan dan peluang harus dihadapi siswa dan guru semoga sanggup bertahan dalam kala pengetahuan di era isu ini [Yana dalam Rohim , Bima dan Julian, 2016].
Pendidikan Nasional kala 21 bertujuan untuk mewujudkan harapan bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya insan yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan harapan bangsanya.
Sementara itu, ada tantangan untuk menghadapi persaingan global. Kemampuan bersaing tersebut amat ditentukan oleh pendidikan yang bermutu. Mutu yang dimaksud bukan hanya sanggup memenuhi standar nasional, melainkan untuk memenuhi standar internasional semoga sumber daya insan Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain.
Pergeseran paradigma pendidikan kala 21 menurut Laporan BSNP tahun 2010 dalam Wasitohadi [BSNP, 2010; Kemdikbud, 2012] meliputi:
Makara apa yang dimaksud dengan pembelajaran kala 21?
Untuk menyebarkan pembelajaran kala 21, guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah teladan pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi teladan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pola pembelajaran yang tradisional bisa dipahami sebagai teladan pembelajaran dimana guru banyak memperlihatkan ceramah sedangkan siswa lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal. Satu hal lain yang penting yaitu guru akan menjadi teladan pembelajar [learner model], guru harus mengikuti perkembangan ilmu terakhir sehingga sebetulnya dalam seluruh proses pembelajaran ini guru dan siswa akan berguru bersama namun guru mempunyai kiprah untuk mengarahkan dan mengelola kelas.
Menurut Anda mengapa seorang guru perlu memahami pembelajaran kala 21?
Pembelajaran kala 21 mempunyai tantangan tersendiri. Tantangan pendidikan kala 21 menurut PBB yaitu membangun masyarakat berpengetahuan [knowledge-based society] yang memiliki:
Kelima karakteristik masyarakat kala 21 menurut PBB tersebut sanggup dibangun melalui pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, sebetulnya kiprah TIK ialah sebagai “enabler” atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta menyenangkan. Jadi, TIK dijadikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
Bagaimanakah kiprah guru dan siswa dalam pembelajaran kala 21 dengan mengintegrasikan TIK?
Bila dilihat dari sisi kiprah TIK bagi guru, maka pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran seharusnya memungkinkan guru untuk:
Jika, pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran hanya bertujuan untuk mempermudah guru memperlihatkan materi, dimana ia berperan sebagai satu-satunya sumber isu dan sumber segala jawaban, maka lima keterampilan masyarakat kala 21 yang dicanangkan PBB ibarat dijelaskan di atas tidak akan berhasil.
Menurut Rohim, Bima dan Julian [UNY, 2016] untuk bisa menyebarkan pembelajaran kala 21 ini ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu antara lain:
Makara menurut Anda, apakah Anda sudah melakukan pembelajaran kala 21 dalam proses pembelajaran di kelas?
Berdasarkan prinsip-prinsip pokok pembelajaran kala 21, coba Anda diskusikan sebuah rancangan pembelajaran yang menerapkan prinsip pembelajaran kala 21 sesuai mata pelajaran yang Anda ampu!.
Selamat mencoba, SEMOGA SUKSES!
[*Ambil File Sumber Pembelajaran Abad 21]
Video pilihan khusus untuk Anda 😊 Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013;
Pendidik dan penerima didik dituntut mempunyai kemampuan berguru mengajar di kala 21 ini. Sejumlah tantangan dan peluang harus dihadapi siswa dan guru semoga sanggup bertahan dalam kala pengetahuan di era isu ini [Yana dalam Rohim , Bima dan Julian, 2016].
Pendidikan Nasional kala 21 bertujuan untuk mewujudkan harapan bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya insan yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan harapan bangsanya.
Konsep Pembelajaran Abad 21
Tantangan Guru Pada Abad 21 menurut Winarno Surakhmad dalam Wasitohadi ada empat sifat yang muncul di kala 21 yang mensugesti kehidupan dan peradaban manusia, yaitu:- Bahwa akan terjadi perubahan yang besar di dalam hampir semua bidang kehidupan, dan bahwa perubahan tersebut akan berlangsung semakin hari semakin terakselerasi.
- Bahwa peranan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengambil posisi yang sentral yang pribadi mensugesti bukan saja gaya hidup insan sehari-hari, tetapi juga mensugesti nilai-nilai seni, moral dan agama.
- Bahwa pertarungan dan persaingan hidup antara bangsa-bangsa tidak akan terbatas di bidang ekonomi saja, tetapi juga di aneka macam bidang lainnya, termasuk bidang budaya dan ideologi.
- Bahwa alasannya ialah ialah dampak ilmu dan teknologi, nilai-nilai moral dan agama akan pribadi tercabut dan bukan mustahil akan menjadikan sistem nilai yang berbeda dari apa yang dikenal hingga dikala ini. Seiring dengan sentralnya peranan Iptek, perkembangan industri berbasis iptek akan berkembang dengan cepat.
Sementara itu, ada tantangan untuk menghadapi persaingan global. Kemampuan bersaing tersebut amat ditentukan oleh pendidikan yang bermutu. Mutu yang dimaksud bukan hanya sanggup memenuhi standar nasional, melainkan untuk memenuhi standar internasional semoga sumber daya insan Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain.
Pergeseran paradigma pendidikan kala 21 menurut Laporan BSNP tahun 2010 dalam Wasitohadi [BSNP, 2010; Kemdikbud, 2012] meliputi:
- Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa;
- Dari satu arah menuju interaktif;
- Dari isolasi menuju lingkungan jejaring;
- Dari pasif menuju aktif menyelidiki;
- Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata;
- Dari pembelajaran pribadi menjadi menuju pembelajaran berbasis tim.
- Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan;
- Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru;
- Dari kekerabatan satu arah bergeser menuju kooperatif.
- Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan;
- Dari usaha sadar tunggal menuju jamak;
Makara apa yang dimaksud dengan pembelajaran kala 21?
Untuk menyebarkan pembelajaran kala 21, guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah teladan pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi teladan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pola pembelajaran yang tradisional bisa dipahami sebagai teladan pembelajaran dimana guru banyak memperlihatkan ceramah sedangkan siswa lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal. Satu hal lain yang penting yaitu guru akan menjadi teladan pembelajar [learner model], guru harus mengikuti perkembangan ilmu terakhir sehingga sebetulnya dalam seluruh proses pembelajaran ini guru dan siswa akan berguru bersama namun guru mempunyai kiprah untuk mengarahkan dan mengelola kelas.
Menurut Anda mengapa seorang guru perlu memahami pembelajaran kala 21?
Pembelajaran kala 21 mempunyai tantangan tersendiri. Tantangan pendidikan kala 21 menurut PBB yaitu membangun masyarakat berpengetahuan [knowledge-based society] yang memiliki:
- keterampilan melek TIK dan media [ICT and media literacy skills],
- keterampilan berpikir kritis [critical thinking skills],
- keterampilan memecahkan kasus [problem-solving skills),
- keterampilan berkomunikasi efektif [effective communication skills]; dan
- keterampilan bekerjasama secara kolaboratif [collaborative skills].
Kelima karakteristik masyarakat kala 21 menurut PBB tersebut sanggup dibangun melalui pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, sebetulnya kiprah TIK ialah sebagai “enabler” atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta menyenangkan. Jadi, TIK dijadikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
Bila dilihat dari sisi kiprah TIK bagi guru, maka pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran seharusnya memungkinkan guru untuk:
- menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan sahabat belajar.
- sanggup memperlihatkan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk mengalami bencana belajar.
Jika, pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran hanya bertujuan untuk mempermudah guru memperlihatkan materi, dimana ia berperan sebagai satu-satunya sumber isu dan sumber segala jawaban, maka lima keterampilan masyarakat kala 21 yang dicanangkan PBB ibarat dijelaskan di atas tidak akan berhasil.
Menurut Rohim, Bima dan Julian [UNY, 2016] untuk bisa menyebarkan pembelajaran kala 21 ini ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu antara lain:
- Tugas Utama Guru Sebagai Perencana Pembelajaran Sebagai fasilitator dan pengelola kelas maka kiprah guru yang penting ialah dalam pembuatan RPP. RPP haruslah baik dan detil dan bisa menjelaskan semua proses yang akan terjadi dalam kelas termasuk proses evaluasi dan sasaran yang ingin dicapai. Dalam menyusun RPP, guru harus bisa mengkombinasikan antara sasaran yang diminta dalam kurikulum nasional, pengembangan kecakapan kala 21 atau karakter nasional serta pemanfaatan teknologi dalam kelas.
- Masukkan unsur Berpikir Tingkat Tinggi [Higher Order Thinking]. Teknologi dalam hal ini khususnya internet akan sangat memudahkan siswa untuk memperoleh isu dan tanggapan dari duduk kasus yang disampaikan oleh guru. Untuk permasalahan yang bersifat pengetahuan dan pemahaman bisa dicari solusinya dengan sangat praktis dan ada kecenderungan bahwa siswa hanya menjadi pengumpul informasi. Guru harus bisa memperlihatkan kiprah di tingkat aplikasi, analisa, evaluasi dan kreasi, hal ini akan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan membaca isu yang mereka kumpulkan sebelum menyelasikan kiprah dari guru.
- Penerapan teladan pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi Beberapa pendekatan pembelajaran ibarat pembelajaran berbasis proyek [Project Based Learning], pembelajaran berbasis keingintahuan [Inquiry Based Learning] serta model pembelajaran silang [jigsaw] maupun model kelas terbalik [Flipped Classroom] sanggup diterapkan oleh guru untuk memperkaya pengalaman berguru siswa [Learning Experience]. Satu hal yang perlu dipahami bahwa siswa harus mengerti dan memahami kekerabatan antara ilmu yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan nyata, siswa harus bisa menerapkan ilmunya untuk mencari solusi permasalahan dalam kehidupan nyata.
- Integrasi Teknologi Sekolah dimana siswa dan guru mempunyai terusan teknologi yang baik harus bisa memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran, siswa harus terbiasa bekerja dengan teknologi ibarat layaknya orang yang bekerja. Seringkali guru mengeluhkan mengenai kemudahan teknologi yang belum mereka miliki, satu hal saja bahwa pengembangan pembelajaran kala 21 bisa dilakukan tanpa unsur teknologi, yang terpenting ialah guru yang baik yang bisa menyebarkan proses pembelajaran yang aktif dan kolaboratif, namun tentu saja guru harus berusaha untuk menguasai teknologinya terlebih dahulu.Hal yang paling mendasar yang harus diingat bahwasannya teknologi tidak akan menjadi alat bantu yang baik dan kuat apabila teladan pembelajarannya masih tradisional.
Makara menurut Anda, apakah Anda sudah melakukan pembelajaran kala 21 dalam proses pembelajaran di kelas?
Prinsip Pokok Pembelajaran Abad 21
Menurut Jennifer Nichols dalam Rohim , Bima dan Julian [2016] menyederhanakannya ke dalam 4 prinsip pokok pembelajaran kala ke 21 yang dijelaskan dan dikembangkan ibarat berikut ini:- Instruction should be student-centered.
Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif menyebarkan minat dan potensi yang dimilikinya. Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan masalahmasalah nyata yang terjadi di masyarakat. - Education should be collaborative.
Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Dalam menggali isu dan membangun makna, siswa perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya. Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil kiprah dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka. - Learning should have context.
Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa di luar sekolah. Oleh alasannya ialah ialah itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru menyebarkan yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata [real word]. Guru membantu siswa semoga sanggup menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta sanggup mengaplikasikan dalam kehidupan sehariharinya. Guru melakukan evaluasi kinerja siswa yang dikaitkan dengan dunia nyata. - Schools should be integrated with society.
Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah seyogyanya sanggup memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya.
Misalnya, mengadakan acara pengabdian masyarakat, dimana siswa sanggup berguru mengambil kiprah dan melakukan acara tertentu dalam lingkungan sosial. Siswa sanggup dilibatkan dalam aneka macam pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.
Berdasarkan prinsip-prinsip pokok pembelajaran kala 21, coba Anda diskusikan sebuah rancangan pembelajaran yang menerapkan prinsip pembelajaran kala 21 sesuai mata pelajaran yang Anda ampu!.
Selamat mencoba, SEMOGA SUKSES!
[*Ambil File Sumber Pembelajaran Abad 21]
Video pilihan khusus untuk Anda 😊 Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013;
Belum ada Komentar untuk "Konsep Dan Prinsip Pokok Pembelajaran Kala 21"
Posting Komentar