Matematika Membutuhkan Kejujuran

 Ini bisa menjadi salah satu tips biar lebih cepat memahami matematika ialah hiduplah deng Matematika Membutuhkan Kejujuran
Matematika Membutuhkan Kejujuran. Ini bisa menjadi salah satu tips biar lebih cepat memahami matematika ialah hiduplah dengan jujur. Tak jujur, Tak bisa bernalar artinya jikalau tak jujur, tak bisa bernalar maka sanggup disimpulkan tak bisa juga bermatematika. Berikut penjelasannya biar lebih terang lagi atau malah tambah tidak jelas.

Sangat ironis melihat eperti tahun-tahun sebelumnya, selalu ada siswa yang mencontek ketika ujian nasional. Keberadaan guru pengawas tak menjadi hambatan. Bahkan, ada sebagian guru maupun pimpinan sekolah justru menyuruh siswa mencontek demi menjaga citra baik guru dan pengukuhan sekolah.

Namun, perbuatan tidak jujur bukan monopoli dunia pendidikan. Ketidakjujuran terjadi di aneka macam bidang, mulai sosial, ekonomi, politik, hingga hukum. Alhasil, mencontek, plagiat, korupsi, menyuap, manipulasi data, berbohong, hingga selingkuh, simpel ditemukan di lingkungan sekitar kita setiap hari.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Neurosains Indonesia yang juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Taufiq Pasiak, Selasa (23/4), mengatakan, insan berbuat tidak jujur karena ingin mencari kenyamanan, kesenangan, dan ketenangan. Usaha mencari kebahagiaan ialah sifat alamiah manusia.

sebagian orang mencari kebahagiaan dengan berlaku tidak jujur. Padahal, kebahagiaan yang diperoleh dengan cara berdusta, manipulatif, hingga berlaku tak amanah itu bersifat sementara dan semu.

Tetapi, sebagian orang mencari kebahagiaan dengan berlaku tidak jujur. Padahal, kebahagiaan yang diperoleh dengan cara berdusta, manipulatif, hingga berlaku tak amanah itu bersifat sementara dan semu.

”Otak insan didesain biar insan berbuat jujur. Tetapi, ada kepingan otak insan yang berperan membuat insan berlaku tidak jujur,” katanya.

Saat insan dihadapkan pada hal-hal yang menuntut kejujuran, pikiran sadarnya akan terusik. Proses ini berlangsung di kepingan otak depan yang disebut korteks prefrontalis. Bagian otak ini berperan dalam pengambilan keputusan, termasuk tindakan menimbang, menganalisis, hingga memperhitungkan risiko, baik-buruk, maupun untung-rugi sebuah keputusan atau tindakan.

”Proses pengambilan keputusan sejatinya ialah proses berpikir,” katanya. Dengan berpikir, setiap stimulus yang muncul dipilah dan dipilih terlebih dahulu untuk selanjutnya memikirkan tindakan apa yang akan dilakukan.

Kecepatan proses berpikir untuk pengambilan keputusan berbeda pada setiap orang. Ada yang cepat, namun ada pula yang lambat. Kecepatan berpikir sangat bergantung pada dibiasakan atau tidaknya otak untuk berpikir.

Ada sebagian orang yang tidak bisa memikirkan tindakan yang akan dilakukan atau berpikir dengan tergesa-gesa. Ada pula, orang yang baru berpikir setelah tindakan dilakukan. Itu memperlihatkan stimulus yang ada pribadi direspons dengan tindakan impulsif yang terkadang bersifat destruktif dan menimbulkan penyesalan.

Tindakan yang diambil tanpa proses berpikir memperlihatkan kurang berperannya korteks prefrontalis. Bagian otak yang lebih mendominasi pengambilan keputusan yang tergesa-gesa ialah sistem limbik di otak kepingan tengah. Sistem limbik mengatur hal-hal terkait emosi, menyerupai rasa takut, cemas, atau khawatir.

Karena emosi lebih mengemuka dalam pengambilan keputusan, tindakan yang diambil ialah hal-hal yang menenangkan dan menyenangkan emosi saja, tindakan untuk bertahan hidup semata, dan tidak memperhitungkan dampak jangka panjang.

Saat berbuat jujur, otak akan mengeluarkan serotonin dan oksitosin, zat kimia pengirim sinyal (neurotransmitter) yang membuat insan merasa nyaman, tenang, lega, dan bahagia.

Adapun ketika berlaku tidak jujur, neurotransmitter yang muncul ialah kortisol yang membuat insan merasa bersalah, stres, tertekan, waswas, dan tidak nyaman. Ini yang membuat orang yang berbuat tidak jujur selalu diliputi ketakutan jikalau kebohongannya terungkap.

Evolusi Otak

Menurut Taufiq, otak kepingan depan insan dan korteks prefrontalis ialah kepingan otak yang berkembang paling selesai dalam evolusi otak makhluk hidup, hingga disebut neokorteks. Otak aneka macam binatang mayoritas oleh otak kepingan tengah (tempat sistem limbik) dan otak belakang yang disebut paleokorteks.

Kondisi ini membuat nilai kejujuran hanya ada pada manusia. Dominasi otak kepingan tengah dan otak kepingan belakang pada binatang membuat keputusan yang diambil binatang hanya digunakan untuk bertahan hidup, tidak memperhitungkan benar atau salah.

”Karena kemampuan berpikirlah insan disebut Homo sapiens yang artinya makhluk yang bijaksana,” katanya.

Karena sudah ada dalam otak manusia, insan tak perlu diajarkan kejujuran lebih dulu untuk berbuat jujur. Kejujuran, menurut Taufiq yang juga pendiri Center for Neuroscience Health and Spirituality Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, tidak berkaitan dengan fatwa agama. Ini membuat insan yang tidak beragama atau tidak percaya Tuhan juga bisa berbuat jujur.

”Agama memperpendek proses pembelajaran ihwal kejujuran dan memperlihatkan apa dan bagaimana kejujuran itu,” katanya. Sebelum ada agama, insan harus berusaha keras menjelaskan apa itu kejujuran dan dusta karena keduanya merupakan hal-hal yang bersifat abstrak.

Meski kejujuran ialah bawaan manusia, tidak ada seseorang yang tidak pernah berbohong. Karena itu, bohong besar jikalau ada orang mengaku tidak pernah berbohong. Dalam hidup setiap manusia, selalu ada hal-hal yang mengganggu kenyamanan dan sifat alamiah insan selalu ingin mempertahankan kenyamanan itu, jikalau perlu berbuat tidak jujur.

Dalam nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, ada ketidakjujuran yang bisa ditoleransi yang dikenal dengan istilah bohong putih (white lie). Tindakan itu biasanya dilakukan untuk melindungi atau mencapai tujuan yang lebih besar.

Mencontek atau menyuruh siswa mencontek, memanipulasi anggaran, atau berbohong dengan dalih melindungi institusi tertentu tidak termasuk bohong putih karena dalam jangka panjang perbuatan itu memiliki daya rusak yang hebat.

Secara terpisah, dosen psikologi motivasi di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Bagus Riyono mengatakan, ketidakjujuran disebabkan tidak adanya kearifan dalam bertindak. Akibatnya, tindakan yang diambil lebih banyak didasari atas kepentingan sementara, kepentingan pribadi atau golongan, harapan berlebih terhadap materi, atau pengakuan orang lain. Kepentingan jangka panjang maupun kepentingan yang lebih besar pun terabaikan.

Pendidikan

Upaya membentuk insan yang jujur sanggup dimulai dari pendidikan yang mengedepankan logika siswa. Hal itu karena kejujuran terkait dengan kemampuan berpikir atau menalar. Kemampuan berpikir logis akan merangsang dan membiasakan korteks prefrontalis siswa aktif bekerja.

”Selama sistem pendidikan Indonesia masih mengutamakan kemampuan menghafal dan abai dengan menalar, maka koruptor baru akan terus bermunculan,”

”Selama sistem pendidikan Indonesia masih mengutamakan kemampuan menghafal dan abai dengan menalar, maka koruptor baru akan terus bermunculan,” kata Taufiq.

Otak bersifat plastis alias simpel dibentuk. Struktur otak sanggup berubah tanggapan kondisi lingkungan yang berubah. Karena itu, jikalau kemampuan menalar tidak dibangun, proses pengambilan keputusan yang mendorong berbuat jujur juga tidak akan berkembang.

Bagus menambahkan, kemampuan logika saja tidak cukup untuk membangun kejujuran. Perbuatan jahat juga bisa dicarikan penjelasan logisnya. Pendidikan yang mengedepankan kemampuan bernalar juga harus diikuti pemahaman mengenai perspektif yang benar ihwal hidup dan hakikat kehidupan.

Kearifan, perspektif hidup, dan hakikat kehidupan seharusnya sanggup diperoleh siswa melalui pendidikan agama. Namun, Bagus yang juga Wakil Ketua Asosiasi Psikologi Islami menilai, pendidikan agama di Indonesia masih menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat ritual, bukan membangun spiritual siswa.

”Pendidikan agama masih berorientasi pada duduk duduk masalah syariat atau aturan agama, belum menyentuh hakikat atau hal-hal di balik syariat,” kata Bagus. [kompas.com]

Begitulah matematika sangat berpengaruh pada kehidupan kita, untuk mempelelajarinya saja membutuhkan kejujuran.

Matematika sanggup mempengaruhi huruf kita, mari kita simak penjelasannya pada video berikut;
 Ini bisa menjadi salah satu tips biar lebih cepat memahami matematika ialah hiduplah deng Matematika Membutuhkan Kejujuran

Belum ada Komentar untuk "Matematika Membutuhkan Kejujuran"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel