Meminta Anak Murid Untuk Ahli Disemua Bidang Mata Pelajaran Sekolah

Meminta Anak Murid Untuk Hebat Disemua Bidang Mata Pelajaran Sekolah Sama Gilanya Dengan... Dapat gambar keren hasil kreativitas belum pintar balig cukup akal Indonesia dari komunitas Ayah Edy pada media sosial yang semakin tidak sehat. Sewaktu lihat gambar ini biasa saja, tetapi catatan gambar dari Ayah Edy nya yang sedikit memancing adrenalin pembaca yang lebih banyak didominasi para guru untuk segera berkomentar dan Ayah Edy berhasil memacu adrenalin pembaca untuk segera berkomentar.

Catatan gambarnya mampu Anda lihat pada gambar dibawah ini yang bunyinya kurang lebih sebagai berikut:

Meminta anak murid untuk andal disemua bidang mata pelajaran sekolah sama gilanya dengan meminta POHON KELAPA untuk menghasilkan berbagai jenis buah sekaligus....
Lha wong gurunya saja cuma mampu menguasai satu mata pelajaran kok anak muridnya malah harus mampu menguasai semuanya?.
Silahkan share semoga kita semua cepat sadar.

Gambar dan catatan itu banyak ditanggapi oleh pembaca, ada yang oke dan ada juga yang tidak. Tadinya aku mau komentar langsung di kotak komentarnya, tetapi alasannya yaitu komentar yang sudah sangat banyak dan tidak lagi ditanggapi langsung oleh Ayah Edi, jadi aku berkomentar "disini aja" (seperti yang disampaikan sule pada programnya).

Di sekolah belum pintar balig cukup akal diajarkan banyak hal yang dikelompokkan menjadi beberapa mata pelajaran, sekarang untuk anak SD yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 (Kurikulum Nasional) memperkenalkan beberapa mata pelajaran dengan istilah Tematik.

Sekolah memperkenalkan atau mengajarkan banyak hal kepada belum pintar balig cukup akal bukan semata-mata meminta anak murid untuk andal disemua bidang tetapi supaya anak murid mengetahui banyak hal. Saat belum pintar balig cukup akal mencar ilmu mengetahui banyak hal, diperlukan mereka menerima satu tahapan mencar ilmu dimana mereka menemukan pelajaran atau hal-hal yang mereka sukai dan yang tidak terlalu mereka sukai, mungkin itu saja pandangan baru sederhananya.

Ketika kita mengetahui sianak memiliki rasa senang di bidang tertentu, maka kita mampu memperlihatkan pertemuan khusus misalnya les embel-embel untuk bidang yang paling di senangi sianak dengan dukungan sekolah atau di luar jam sekolah. Jadi sekolah tidak memaksa anak didik berhasil di semua bidang atau memaksa anak didik menguasai semua mata pelajaran yang diajarkan disekolah.

Di beberapa komentar pembaca, Ayah Edy juga memperlihatkan tanggapan yang mampu kita jadikan pembelajaran, diantaranya:
Izinkan aku berkisah wacana dongeng aktual seorang anak yang pernah kami bimbing. Sejak SD tidak mau mencar ilmu pelajaran lain selain IT atau Bahasa Program Komputer. Para gurunya bilang ini anak bloon, tidak punya masa depan, orang tuanya khawatir.
Tapi aku katakan anak ibu Jenius, usia SD saja mampu memahami bahasa Basic, Cobol dan bahasa komputer lainnya. Hingga suatu dikala anak ini terancam tidak naik kelas, kesudahannya kami bicara pada ortunya dan ortunya bicara pada para gurunya untuk mampu membantu supaya anak ini cukup mampu naik kelas, dan itu berlangsung hingga si Anak SMA.

Apa yang terjadi dikala SMA, sianak ini menjadi anak yang sangat jago sekali dibidang bahasa programming komputer, dan ikut olimpiade IT di Canada, dan meraih Juara 1 tingkat dunia, pulang ke Indonesia di Sambut oleh Presiden Sby di bandara Halim PK, di kalungi bunga, dan langsung di perebutkan oleh ITB dan UI. Kini ia kuliah di UI sambil buka usaha buat kegiatan untuk perusahan2 komputer besar di Amerika, dan memiliki penghasilan sendiri tanpa harus meminta pada orang tuanya.

Pertanyaannya ialah bagaimana sianak itu tahu ia suka IT kalau sebelumnya sianak tidak diberitahu atau diperkenalkan IT terlebih dahulu.

Pernyataan pada gambar diatas mungkin sudah kenyataan dimana beberapa waktu kemudian seorang siswi SMA berani menantang Menteri Pendidikan untk menjawab soal-soal Ujian nasional. Kita pastinya tidak mengharapkan hal menyerupai itu terjadi lagi.

Jika para siswa tidak bijak menanggapi pernyataan diatas maka pendidikan di Indonesia hancur lebur seketika, yaitu dikala semua siswa di Indonesia dikala ini berteriak kompak di sekolahnya memperlihatkan bahwa mereka hanya ingin mencar ilmu satu atau beberapa mata pelajaran tertentu saja.

Masih banyak lagi pendapat atau keadaan yang mampu kita sampaikan sehingga pernyataan diatas menjadi sesuatu yang asyik untuk di perdebatkan dan kesudahannya tidak menemukan jalan keluar.

Di akibat pendapat ini, aku sangat mengharapkan mungkin juga para guru mengharapkan hal yang sama yaitu "Para pemerhati pendidikan atau stakeholder membantu sekolah atau dunia pendidikan Indonesia merampungkan masalah. Bukan semata-mata hanya menyampikan pendapat yang mampu membuat suasana mencar ilmu di sekolah tidak kondusif"

Masih menganggap matematika itu sesuatu yang rumit, coba lihat matematika yang dikemas dengan kreatif sehingga perkalian menjadi sangat mudah;

Bagikan Artikel ini