Sejarah Kerajaan Islam Di Jawa (Demak, Pajang, Mataram, Cirebon, Banten, Dan Madura)
Sejarah Kerajaan Islam di Jawa (Demak, Pajang, Mataram, Cirebon, Banten, dan Madura) - Masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada kala ke 6 Masehi. Islam yang masuk ke Indonesia tersebut membuat perubahan yang banyak dalam kehidupan masyarakat, baik dalam segi pandangan maupun keyakinannya. Selain itu Islam yang masuk juga besar lengan berkuasa terhadap bidang kepemerintahan. Hal ini dibuktikan dengan terciptanya beberapa kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan Islam yang terdapat di Indonesia ini menyebar ke seluruh pulau mirip Pulau Sumatra, Sulawesi, Jawa, Papua dam Kalimantan. Lantas bagaimana sejarah kerajaan Islam di Jawa? Kerajaan Islam yang terdapat di Jawa terdiri dari Kerajaan Demak, Pajang, Mataram, Cirebon, Banten dan Madura.
Kerajaan Islam di Jawa juga dipengaruhi oleh kerajaan Islam di Sumatra. Meski corak kerajaannya sama yakni agama Islam, namun sejarah dan bentuk peninggalannya berbeda beda. Bahkan cara mengatasi permasalahan di masing masing kerajaan juga berbeda. Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan wacana sejarah kerajaan Islam di jawa, baik sejarah kerajaan Demak, sejarah kerajaan Pajang, sejarah kerajaan Mataram, sejarah kerajaan Cirebon, sejarah kerajaan Banten dan sejarah kerajaan Madura. Untuk lebih jelasnya mampu anda simak di bawah ini.
Sejarah kerajaan Demak tersebut tidak hanya disitu saja lantaran didalamnya masih terdapat sejarah Kerajaan Islam di Jawa lainnya. Raden Patah memiliki masa pemerintahan sekitar selesai kala ke 15 sampai awal kala ke 16 M. Raden Patah merupakan anak Raja Majapahit dengan ibu muslim yang keturunannya dari Campa. Kemudian Raden Patah digantikan oleh Pati Unus yang memiliki nama lain yakni Sabrang Lor. Ketika Raden Patah digantikan oleh Pati Unus menurut Toe Pires diperkirakan terjadi pada tahun 1507 ketika ia berumur 17 tahun. Kemudian ia memiliki rencana untuk menyerang Malaka tidak lama sehabis naik tahta. Pada tahun 1511, Portugis mampu menaklukkan Malaka sehingga mengakibatkan semangat perang Pati Unus menjadi semakin memuncak. Namun tentaranya mengalami kekalahan yang besar ketika pergantian tahun 1512 sampai 1513.
Lalu Sunan Gunung Jati melantik Trenggono sebagai Sultan yang menggantikan Pati Unus dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Pemerintahan Sultan Trenggono berlangsung pada tahun 1524 sampai 1546. Fatahillah (ulama terkemuka di Pasai) sudah tidak ingin tinggal di Pasai lantaran dikuasai oleh Portugis. Untuk itu Fatahillah pergi ke Kerajaan Demak pada masa pemerintahan Trenggono. Kemudian adik Trenggono dinikahkan dengan Fatahillah. Pada tahun 1527, Fatahillah diutus untuk membuat rakyat Jawa Barat mampu menganut agama Islam dan akhirnya Sunda Kelapa mampu berhasil direbut dari tangan Portugis. Dalam sejarah Kerajaan Islam di Jawa ini mengakibatkan reformasi perkembangan pada Kerajaan Demak.
Setelah Sunda kelapa berhasil ditaklukkan kemudian namanya berkembang menjadi Jakarta. Dalam sejarah Kerajaan Demak ini, Sultan Trenggono terbunuh ketika penyerbuan ke blambangan pada tahun 1546. Kemudian tahta Kerajaan Demak diberikan kepada Prawoto (adik dari Sultan Trenggono). Namun lantaran adipati Kerajaan Demak melakukan pemberontakan, maka masa pemerintahan Prawoto tidak berlangsung lama dan Aria Penangsang telah membunuh Prawoto dikala itu. Inilah yang membuat Kerajaan Demak menjadi berakhir. Setelah itu sejarah kerajaan Islam di Jawa berlanjut pada Kerajaan Pajang.
Dalam sejarah kerajaan Islam di Jawa mirip sejarah kerajaan Pajang ini dijelaskan bahwa kekuasaan anak sulung Sultan Trenggono mulai diambil alih dengan segera oleh Jaka Tingkir, meskipun telah menjadi Raja kerajaan Pajang. Hal ini dikarenakan anak sulung tersebut telah dibunuh oleh kemenakannya. Jaka Tingkir kemudian diberikan gelar Sultan Adiwijaya lantaran pengaruhnya di kerajaan Pulau Jawa. Setelah itu, tahta kerajaan Pajang diberikan kepada Aria Pangiri (menantunya) sehabis jaka Tingkir wafat. Sementara itu Pangeran Bewana (anak Jaka Tingkir) dijadikan penguasa di Jipang.
Kerajaan Islam di Pulau Jawa |
Sejarah Kerajaan Islam di Jawa (Demak, Pajang, Mataram, Cirebon, Banten, dan Madura)
Dalam sejarah kerajaan Islam di Jawa terdapat beberapa kerajaan didalamnya. Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Pulau Jawa terdapat beberapa kerajaan mirip kerajaan Demak, kerajaan Pajang, kerajaan Mataram, kerajaan Cirebon, kerajaan Banten dan kerajaan Madura. Berikut masing masing sejarahnya yaitu meliputi:Baca juga : Ciri Ciri Pithecanthropus Mojokertensis Beserta Sejarahnya
Kerajaan Demak
Sejarah kerajaan Islam di Jawa yang pertama akan saya jelaskan yaitu sejarah Kerajaan Demak. Kerajaan Demak yaitu kerajaan Islam di Jawa yang pertama. Munculnya kerajaan ini dikala Raja Majapahit mulai melemah. Kerajaan Demak memiliki raja pertama yang bernama Raden Patah sesuai dengan kesepakatan Walisongo di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta. Raden Patah memiliki gelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panata gama. Dikala itu, Raden Patah juga pernah menjadi murid Sunan Kudus yang ulung. Bahkan sunan kudus selalu berada disamping Raden Patah ketika akan dijadikan sebagai Sultan. Pada masa pemerintahan tersebut dibangunlah angkatan perang kesultanan untuk menjaga supaya negara tetap wibawa, mengayomi negara, menjaga negara dan mewujdukan cita cita dari para Walisongo.Kesultanan Demak |
Lalu Sunan Gunung Jati melantik Trenggono sebagai Sultan yang menggantikan Pati Unus dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Pemerintahan Sultan Trenggono berlangsung pada tahun 1524 sampai 1546. Fatahillah (ulama terkemuka di Pasai) sudah tidak ingin tinggal di Pasai lantaran dikuasai oleh Portugis. Untuk itu Fatahillah pergi ke Kerajaan Demak pada masa pemerintahan Trenggono. Kemudian adik Trenggono dinikahkan dengan Fatahillah. Pada tahun 1527, Fatahillah diutus untuk membuat rakyat Jawa Barat mampu menganut agama Islam dan akhirnya Sunda Kelapa mampu berhasil direbut dari tangan Portugis. Dalam sejarah Kerajaan Islam di Jawa ini mengakibatkan reformasi perkembangan pada Kerajaan Demak.
Setelah Sunda kelapa berhasil ditaklukkan kemudian namanya berkembang menjadi Jakarta. Dalam sejarah Kerajaan Demak ini, Sultan Trenggono terbunuh ketika penyerbuan ke blambangan pada tahun 1546. Kemudian tahta Kerajaan Demak diberikan kepada Prawoto (adik dari Sultan Trenggono). Namun lantaran adipati Kerajaan Demak melakukan pemberontakan, maka masa pemerintahan Prawoto tidak berlangsung lama dan Aria Penangsang telah membunuh Prawoto dikala itu. Inilah yang membuat Kerajaan Demak menjadi berakhir. Setelah itu sejarah kerajaan Islam di Jawa berlanjut pada Kerajaan Pajang.
Kerajaan Pajang
Sejarah kerajaan Islam di Jawa selanjutnya yang akan saya jelaskan yaitu sejarah Kerajaan Pajang. Kerajaan Pajang merupakan warisan dari Kerajaan Demak yang letaknya berada di Kartasura. Kerajaan ini yaitu kerajaan di pedalaman Pulau Jawa yang pertama dengan corak agama Islam. Namun kerajaan Pajang tidak memiliki usia pemerintahan yang panjang lantaran Kerajaan Mataram mulai mengambil kebesaran dan kekuasaannya. Kerajaan Pajang memiliki Raja atau Sultan yang pertama bernama Jaka Tingkir. Asal dari Jaka Tingkir yaitu dari Pengging sekitar lereng gunung Merapi. Untuk itu Jaka Tingkir dinikahkan dengan anak perempuan Sultan Trenggono dan diangkat sebagai Raja Kerajaan Pajang. Tetapi di ibukota mulai terjadi kekacauan ketika sultan Demak meninggal dunia.Kerajaan Pajang |
Baca juga : Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional dan FaktanyaPada tahun 1588, Pangeran bewana berniat untuk mengusir raja Pajang yang gres dengan meminta sumbangan dari Senopati penguasa Mataram. Hal ini dikarenakan Pangeran Bewana tidak puas akan nasibnya yang berada dilingkungan asing untuknya. Bahkan pangeran Bewana mengatakan warisan ayahnya kepada senopati Mataram sebagai tanda terima kasih. Namun Senopati lebih memilih untuk meminta pasukan dari Kerajaan Pajang. Hal ini dikarenakan Mataram ingin dijadikan sebagai kerajaan besar dikala itu dan sedang dalam tahap proses. Pada akhirnya Kerajaan Mataram mampu menguasai Kerajaan Pajang. Inilah sejarah Kerajaan Pajang yang tertera dalam sejarah Kerajaan Islam di Jawa.
Kerajaan Mataram
Sejarah kerajaan Islam di Jawa selanjutnya yang akan saya jelaskan yaitu sejarah Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram berawal dikala Sultan Pajang (Sultan Adiwijaya) ingin melakukan penumpasan menghadapi pemberontakan Aria Penangsang dengan meminta sumbangan dari Ki Pamanahan yang asalnya dari wilayah pedalaman. Kemudian Ki Pamanahan diberikan hadiah oleh sultan berupa Wilayah Mataram sehingga raja Kerajaan Mataram Islam dikala itu mampu diturunkan dari jabatannya. Kemuudian Ki Gede Pamanahan mampu tinggal di Mataram sebagai istana barunya.
Kerajaan Mataram Islam |
Pada tahun 1584, Raja Kerajaan Mataram diganti oleh putra Ki Gede Pamanahan bernama Senopati dan dikukuhkan oleh Sultan Pajang. Namun dalam sejarah kerajaan Islam di Jawa ini dijelaskan bahwa tahta Raja Mataram diberikan kepada putra Senopati sehabis Senopati wafat dan masa pemerintahannya sampai tahun 1613. Kemudian pada tahun 1619, kerajaan Mataram berganti raja lagi menjadi Sultan Agung dan pada masa pemerintahannya mampu menguasai wilayah Jawa Timur. Ketika Sultan Agung memerintah terjadi korelasi persenjataan antara VOC dengan Mataram. Setelah wafatnya Sultan Agung, kemudian tahtanya diberikan lagi kepada anaknya yang bernama Amangkurat I.
Ketika Amangkurat I memerintah Kerajaan Mataram terjadi konflik yang hampir seluruhnya tidak pernah reda. Masing masing jenis konflik terdapat santunan para ulama dengan latarbelakang keprihatihan agama untuk para lawan. Oleh lantaran itu para santri dan ulama yang dicurigai sebagai pihak berbahaya untuk tahta akan dibunuh atas perintah dari Amangkurat. Para ulama beserta keluarganya yang dibunuh tersebut sebanyak 6000 orang. Namun para ulama kembali memberontak lagi pada tahun 1677 dan 1678. Akhirnya Kerajaan Mataram ini mulai runtuh balasan pemberontakan pemberontakan tersebut. Inilah sejarah Kerajaan Mataram yang termasuk dalam sejarah Kerajaan Islam di Jawa.
Kerajaan Cirebon
Sejarah kerajaan Islam di Jawa selanjutnya yang akan saya jelaskan yaitu sejarah Kerajaan Cirebon. Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan di Jawa Barat yang pertama bercorak agama Islam. Pendirian kerajaan ini dilakukan oleh Sunan Gunung Jati sebagai salah satu tokoh Walisongo. Cirebon yaitu daerah kecil yang dikuasai oleh Pakuan Pajajaran pada awal kala ke 16. Di daerah tersebut hanya terdapat Pangeran Walangsungsang sebagai juru labuhan atas keputusan dari Raja Pajajaran, meskipun pangeran tersebut memiliki korelasi darah dengannya. Pangeran Walangsungsang telah memeluk agama Islam ketika ia mampu berhasil membuat Cirebon lebih maju. Pada tahun 1470 - 1475 M memang agama Islam telah masuk ke daerah Cirebon.
Kesultanan Cirebon |
Namun Syarif Hidayat atau Sunan Gunung Jati lah yang hanya mampu membuat Cirebon menjadi sebuah kerajaan yang berhasil. Sunan Gunung Jati merupakan keponakan dari Raden Walangsungsang dan merupakan raja Kerajaan Cirebon selanjutnya. Bahkan ia memperoleh penghormatan dari para raja di Jawa lainnya lantaran kedudukannya sebagai salah satu tokoh Walisongo. Kemudian daerah Cirebon djadikan sebagai kerajaan Islam secara resmi. Dari sinilah tercipta rencana untuk meruntuhkan Pajajaran yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati. Pada dikala itu Kerajaan Pajajaran belum memeluk agama Islam. Setelah wafatnya Sunan Gunung Jati kemudian tahta diberikan kepada penembahan ratu atau pangeran ratu (cicitnya). Kemudian digantikan lagi oleh Penembahan Giriliya. Berdasarkan sejarah kerajaan Cirebon, kerajaan ini hanya mampu berdiri sampai generasi Pangeran Giriliya saja. Inilah salah satu sejarah Kerajaan Islam di Jawa.
Baca juga : Daftar Raja Raja Kerajaan Demak yang Pernah Memerintah
Kerajaan Banten
Sejarah kerajaan Islam di Jawa selanjutnya yang akan saya jelaskan yaitu sejarah Kerajaan Banten. Pada tahun 1525, Fatahillah mampu mendirikan Kerajaan Banten. Fatahillah merupakan ulama dari Pasai yang terkenal telah meninggalkan Pasai lantaran Portugis menguasai wilayah tersebut. Kemudian ia melakukan perjalanan ke Mekkah dan pergi ke Demak bukan ke wilayah Pasai lagi. Pada tahun 1570, Fatahillah wafat di Cirebon dan tahta Kerajaan Banten diberikan kepada Sultan Hasanuddin (putranya). Agama Islam mampu dikembangkan oleh Sultan Hasanuddin sampai ke wilayah Lampung dan sekitarnya. Lampung yaitu wilayah yang paling produktif dalam menghasilkan lada. Untuk itu Banten di Pulau Jawa dijadikan sebagai pelabuhan terbesar. Maka dari itu para pedagang di Eropa, Cina dan India banyak yang singgah di Banten.
Kesultanan Banten |
Tahta kerajaan Banten diberikan kepada Maulana Yusuf Panembahan Pangkalan Gede sehabis wafatnya Sultan Hasanuddin. Masa pemerintahan Maulana Yusuf terjadi pada tahun 1570 sampai 1580. Maulana Yusuf ketika memerintah Kerajaan Banten mampu mendirikan benteng yang kuat, Masjid Agung, area persawahan dan perkampungan yang luas, serta membangun bendungan dan irigasi. Kerajaan Banten memiliki Penguasa Sultan yang masih kanak kanak sehabis wafatnya Maulana Yusuf. Dikala itu Maulana Muhammad (putranya) berkuasa di Kerajaan Banten ketika berusia 9 tahun dan ketika usianya 25 tahun ia wafat. Dalam sejarah kerajaan Islam di Jawa, tahta kerajaan Banten diberikan kepada Abulmufakhir Mahmud abdulkadir (anaknya) ketika berumur 5 tahun. Setelah Belanda berlayar di eropa cukup lama kemudian datang ke Banten pada tahun 1596.
Tahun 1651 - 1680, pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa membuat kebangkitan lagi bagi Kerajaan Banten. Sultan Ageng Tirtayasa memiliki cita cita untuk membuat agama Islam menjadi lebih maju dan mempersatukan Pasundan di bawah kekuasaan dari Kerajaan Banten. Hal ini tentunya didukung dengan kerjasama antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Syaikh yusuf Al-makassari (ulama tasauf). Kemajuan yang sangat pesat bagi Kerajaan Banten terjadi pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa ini. Namun ketika anak Sultan Ageng Tirtayasa yang bernama sultan muda abun nashr abdul kahar memerintah Kerajaan Banten, maka disaat itulah datang mala petaka. Hal ini dikarenakan sultan muda abun nashr abdul kahar melakukan korelasi dengan orang Belanda. Inilah sejarah kerajaan Banten yang tertera dalam sejarah kerajaan Islam di Jawa.
Kerajaan Madura Islam
Sejarah kerajaan Islam di Jawa selanjutnya yang akan saya jelaskan yaitu sejarah Kerajaan Madura Islam. Madura sebelum masuk ke dalam agama Islam telah dikuasai oleh Majapahit. Namun Madura menjadi pusat Islamisasi Jawa Timur ketika Kerajaan Demak berdiri. Madura mampu ditaklukkan oleh Sultan Agung Mataram pada tahun 1624. Dikala itu terdapat keturunan raja Kerajaan Madura yang masih hidup yakni Raden Praseno. Ia kemudian dinikahkan dengan adik Sultan Agung dan dibawa ke Mataram. Kemudian Raden praseno dijadikan sebagai Raja Kerajaan Madura bergelar pangeran Cakraningrat I. Kemudian tahta Kerajaan Madura diberikan kepada pangeran Cakraningrat II sehabis pangeran Cakraningrat I wafat.
Setelah Sultan Agung Mataram meninggal maka membuat kerajaan ini tidak berkarisma lagi. Hal ini dikarenakan raja Mataram selanjutnya melakukan kompromi dengan Belanda. Kemudian Madura memperoleh sumbangan dari Laskar Makasar dan Banten untuk menyerang Mataram beserta Belanda yang dipimpin oleh Turyono pada tahun 1674. Namun kekalahan dialami oleh Turyono dalam peperangan tersebut dan Uryono menyerahkan diri ke pihak Belanda. Madura memperoleh efek dari Belanda dan Mataram ketita Turyono wafat. Pihak Belanda akhirnya menghapus Kerajaan Madura pada kala ke 19. Inilah sejarah kerajaan Madura Islam yang termasuk dalam sejarah kerajaan Islam di Jawa.
Sekian penjelasan mengenai sejarah kerajaan Islam di Jawa. Kerajaan Islam di Pulau Jawa tersebut terdiri dari kerajaan Demak, kerajaan Pajang, kerajaan Mataram, kerajaan Cirebon, kerajaan Banten, dan kerajaan Madura. Semoga artikel ini mampu bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog ini.
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Kerajaan Islam Di Jawa (Demak, Pajang, Mataram, Cirebon, Banten, Dan Madura)"
Posting Komentar