Wawancara Langsung Presiden Joko Widodo Dengan Guru Garis Depan

Wawancara Eksklusif Presiden Jokowi Dengan Guru Garis Depan Wawancara Eksklusif Presiden Jokowi Dengan Guru Garis Depan
Program Guru Garis Depan [GGD] adalah salah satu upaya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta pemerintah tempat dalam memeratakan pelayanan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia terutama dalam hal pendistribusian tenaga pendidik atau guru.

Cuplikan Wawancara Presiden Joko Widodo dengan Hidayat, Guru dari Padang Pariaman, Sumatera Barat. Pada Pelepasan Guru Garis Depan di halaman Istana Merdeka, Jakarta pada tangal 25 Mei 2015.

Seperti yang diberitakan pada facebook Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bahwa Presiden Joko Widodo melepas Guru Garis Depan pada tanggal 25 mei 2015 di halaman Istana Merdeka.

Seperti apa percakapan Bapak Presiden dan salah satu peserta Guru Garis Depan mari kita simak dan kita jadikan pembelajaran atau motivasi kepada kita dalam menjadi guru yang profesional.
Presiden: Bapak yang satu paling depan maju. Hidayat dari mana?
Hidayat: dari Padang Pariaman.
Presiden: dari Sumatera Barat, ditempatkan di mana?
Hidayat: Saya ditempatkan di Kabupaten Rote Ndau, Nusa Tenggara Timur.

Presiden: Banyak juga tempat-tempat yang kita sebagai rakyat belum tahu, di mana itu Kabupaten Dompu, di mana itu kabupaten yang jauh-jauh yang pernah dengar saja kita tidak. Tetapi semuanya sangat beruntung sekali, bahwa Saudara-saudara semuanya mau ditempatkan di mana saja, terutama di daerah-daerah perbatasan terpencil, daerah-daerah yang kekurangan tenaga pendidik, guru, dan ini akan menjadi sebuah acara pertama, yang terus akan kita evaluasi, dan jikalau kita lihat konkret dan sangat diharapkan nanti akan dilanjutkan dengan angkatan kedua, ketiga, dan keempat.
Kenapa mau ditempatkan di Nusa Tenggara Timur?

Hidayat: Karena selama pengalaman saya mengajar di tempat NTT selama satu tahun di Kabupaten Ende, saya merasakan nuansa yang baru, dengan belum cukup umur yang penuh semangat. Dan saat saya mengajar di kota, tidak sama dengan mengajar di desa. Mereka dengan begitu jarak yang jauh, memakan waktu yang cukup lama, tetapi mereka dengan semangat datang ke sekolah walaupun tidak memiliki ganjal kaki dan perlengkapan yang memadai.

Presiden: Itu yang saya lihat, Saudara-saudara menyerupai yang tadi saya ceritakan. Anak setiap hari pergi ke sekolah berjalan kaki 2-2,5 jam. Bayangkan, kita harus memiliki bayangan-bayangan menyerupai itu. Itulah semangat belum cukup umur kita yang harus didukung dengan keberadaan Saudara-saudara semuanya dan juga nantinya dengan peningkatan fasilitas-fasilitas yang ada di daerdah-daerah yang memang memerlukan.
Apa harapan dari acara ini, Hidayat?

Hidayat: Saya harap Guru Garis Depan ini sanggup menginspirasi kepada murid-murid, siswa-siswa, dan peserta didik yang di tempat terdepan dari Indonesia sanggup menjadi sukses dengan adanya sistem ini. Kenapa? Karena saya sendiri dari Padang sanggup pergi ke NTT, tempat yang baru, rumah saya yang baru. Dan di situ nanti saya mengajarkan bahwa, belum cukup umur NTT juga sanggup pergi ke Pulau Jawa untuk menikmati pendidikan yang memadai, dan nanti sanggup bekerja di Sumatera, di Jawa, di Kalimantan, dan Sulawesi. Jadi tidak ada yang namanya kesukuan, jadi yang NTT bekerja di NTT, yang Sumatera bekerja di Sumatera, tetapi seluruh peserta didik atau putra putri tempat sanggup menikmati pendidikan, sanggup menikmati jenjang karir di seluruh wilayah NKRI.

Presiden: Ini yang saya perlukan. Terakhir ini yang saya perlukan, saya kira semua sudah dengar. Memang harapan kita itu, tidak perlu saya ulang lagi. Harapan kita adalah tadi yang disampaikan terakhir oleh Hidayat. Dan kita harapkan semuanya nantinya memperlihatkan pemahaman kepada anak didik kita, bahwa kita sanggup bekerja di manapun dari Sabang-Merauke. Anak-anak harus diberikan pemahaman itu bahwa mereka anak Indonesia, dan sanggup bekerja di jakarta, Padang, Aceh, yang dari Papua. Atau misalnya yang dari Aceh sanggup bekerja di papua dan selanjutnya.
Terima kasih, Hidayat.

Presiden: Saya kira tidak ingin terlalu banyak memperlihatkan pesan-pesan, tetapi apa yang tadi saya sampaikan dan sudah disampaikan oleh Hidayat tadi sudah sanggup menjadi catatan kita semuanya, bahwa Saudara-saudara semuanya berangkat dengan sebuah semangat yang sama untuk mencerdaskan belum cukup umur kita.

Dan terakhir, marilah kita wujudkan pemerataan pendidikan di seluruh tanah air, dari Sabang-Merauke, dari Miangas-Rote. Selamat bekerja, selamat berjuang untuk seluruh GGD yang pada hari ini akan kita berangkatkan. Dan di pundakmulah belum cukup umur kita, belum cukup umur bangsa saya titipkan pendidikannya.

Begitulah wawancara singkat dan pribadi Bapak Presiden dengan salah satu peserta Guru Gari Depan, dan biar tujuan dari Program Guru Garis Depan ini terwujud.

Mari kita dukung Revolusi Mental, untuk perubahan yang lebih baik. Video ilustrasi berikut mungkin sanggup mengajak kita untuk ikut berubah;
Wawancara Eksklusif Presiden Jokowi Dengan Guru Garis Depan Wawancara Eksklusif Presiden Jokowi Dengan Guru Garis Depan

Belum ada Komentar untuk "Wawancara Langsung Presiden Joko Widodo Dengan Guru Garis Depan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel