Belajar Menciptakan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk): Hakikat Ptk Senin, 11 Maret 2019 Tambah Komentar Edit Baca JugaTips Berguru Matematika Yang Baik (Catatan Orang Tua)Guru Butuh Training KreativitasBelajar Menciptakan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk): Pengertian Dan Kegunaan pengertian dan kegunaan PTK bagi guru. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh jago psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain mirip Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya. PTK di Indonesia baru dikenal pada tamat dekade 80-an. Oleh karenanya, sampai remaja ini keberadaannya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro dan kontra, terutama jikalau dikaitkan dengan bobot keilmiahannya. Jenis penelitian ini sanggup dilakukan didalam bidang pengembangan organisasi, manejemen, kesehatan atau kedokteran, pendidikan, dan sebagainya. Di dalam bidang pendidikan penelitian ini sanggup dilakukan pada skala makro ataupun mikro. Dalam skala mikro misalnya dilakukan di dalam kelas pada waktu berlangsungnya suatu program belajar-mengajar untuk suatu pokok bahasan tertentu pada suatu mata kuliah. Untuk lebih detailnya berikut ini akan dikemukan mengenai hakikat PTK. Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK yaitu kajian perihal situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan imbas menciptakan hubungan yang dibutuhkan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang memberikan bahwa PTK yakni suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta–pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan kecerdikan sehat dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi kawasan dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988). Menurut Carr dan Kemmis mirip yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah PTK yakni suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) kawasan praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Harjodipuro, 1997). Lebih lanjut, dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa PTK yakni suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, semoga kritis terhadap praktik tersebut dan semoga mau utuk mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, jelaslah bahwa dilakukannya PTK yakni dalam rangka guru bersedia untuk mengintropeksi, bercermin, merefleksi atau mengevalusi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang guru/pengajar diperlukan cukup professional untuk selanjutnya, diperlukan dari peningkatan kemampuan diri tersebut sanggup berpengaruh terhadap peningkatan kualitas anak didiknya, baik dalam aspek penalaran; keterampilan, pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewasa. Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut diperlukan dilakukan secara sistematis, realities, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua “ aksinya di depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis kekurangan-kekurangan dan kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaan “aksi” nya masih terdapat kekurangan, ia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya tidak terjadi permasahan. Berdasarkan uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai evaluasi terhadap tindakan faktual di dalam kelas yang berupa program belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Sementara itu, dilaksanakannya PTK di antaranya untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran yang diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diperlukan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas. Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu; Bagikan Artikel ini
Belum ada Komentar untuk "Belajar Menciptakan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk): Hakikat Ptk"
Posting Komentar