Berbagi Ilmu Meski Mempunyai Keterbatasan

Berbagi Ilmu Meski Memiliki Keterbatasan Berbagi Ilmu Meski Memiliki KeterbatasanNie Ing Han: Berbagi Ilmu Meski Memiliki Keterbatasan, mirip itulah tertulis judulnya ukiran pena Karina Ayu Budiman yang dilengkapi dengan foto keren dari Dionesia Ika pada majalah Sriwijaya Magazine. Sriwijaya Magazine katanya yaitu satu-satunya in-flight magazine yang diakui secara resmi oleh Sriwijaya Air dan diperkenankan untuk hadir di dingklik penerbangan Sriwijaya Air.

Karena ukiran pena pada majalah Sriwijaya Magazine ini sangat baik dibaca dan diketahui banyak orang sehingga kita ceritakan kembali. Semoga sanggup menyemangati diri kita dalam menjalani kehidupan kita dan semoga juga sanggup menginspirasi terkhusus kepada guru-guru di Indonesia.

Nie Ing Han tidak mengenal kata tidak bisa. Prinsip hidup napoleon bonaparte yang ia penyesuaian untuk dirinya ini memberinya semangat untuk menyebarkan ilmu dengan menjadi guru meski ia memiliki keterbatasan penglihatan.
Berbagi Ilmu Meski Memiliki Keterbatasan Berbagi Ilmu Meski Memiliki Keterbatasan

Nie Ing Han atau dekat disapa Ing Han dikenal sebagai seorang guru privat matematika dan fisika yang memiliki keterbatasan penglihatan atau tunanetra. Kedua bidang ilmu tersebut ia kuasai bukan tanpa alasan, lantaran yaitu ia yaitu seorang Sarjana Teknik Elektro ITB. Memulai perkuliahan di tahun 1964, sosok INg HAn yang kini berusia 70 tahun ini tampak lugas menjelaskan berbagai istilah-istilah matematika saat ditemui oleh Sriwijaya Magazine.

Mengajar sudah menjadi hal yang tak terpisahkan dari Ing Han. "Ilmu kalau tidak dipelihara akan Hilang". Jadi saya mengajar untuk memeliharanya," ujar Ing Han.

Berbagi ilmu sudah menjadi kebiasaanya sejak masa sekolah. Ia selalu diandalkan teman-temannya untuk membantu menjawab duduk dilema matematika yang sulit. Ing Han yang terkenal bakir di kalangan teman-temannya bahkan meraih predikat siswa terbaik dari tiga SMA ternama di Salatiga kala itu.
Berbagi Ilmu Meski Memiliki Keterbatasan Berbagi Ilmu Meski Memiliki Keterbatasan

Meski usianya tak lagi terbilang muda memorinya masih sangat baik saat ditanya tentang murid-murindya. Murid pertama yang ia didik telah sukses menamatkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan kini tengah melanjutkan pendidikan seorang hebat di Universitas Indonesia. Ada pula murid-muridnya yang telah sukses menerima pekerjaan di Amsterdam, Kanada, Amerika, Singapura, dan Australia. Tak hanya itu, ia juga sempat bercerita tentang muridnya yang juga seorang tunanetra, bernama David Franky, yang kini melanjutkan jejak INg Han menjadi guru privat matematika.

Profesi seorang guru bukan hal baru bagi Ing Han, lantaran yaitu kedua orang tuanya juga berprofesi sebagai guru. Didasari keinginannya untuk membantu kedua orang renta mencari biaya untuk kuliah, ia pun menjalankan profesi sebagai seorang guru privat untuk murid-murid SMP dan SMA di sela-sela kesibukannya berkuliah. Usai menamatkan kuliah, ia kembali ke kampung halaman di Salatiga yang mengajar di Universitas Nasrani Satya Wacana. Pada tahun 1977 ia merantau ke Jakarta dan bekerja di salah satu perusahaan swasta sambil meneruskan profesinya sebagai pengajar di Unversitas Nasrani Indonesia.
Berbagi Ilmu Meski Memiliki Keterbatasan Berbagi Ilmu Meski Memiliki Keterbatasan

Pada tahun 1987, saat Ing Han berusia 41 tahun dan tengah menanjak karirnya, ia justru mengalami sakit yang balasannya membuat dirinya mengalami kebutaan hanya dalam waktu kurang dari satu bulan. Divonis mengalami kebutaan sempat membuat hatinya berontak selama kurun waktu dua tahun. Namun seiring waktu berlalu, ia terus bercermin pada diri sendiri dan meyakini dirinya untuk bertindak dan tidak berlarut-larut mempertanyakan hal yang menimpa dirinya. 'I have to do something. I have to do a reak thing' hal itupun terlintas di benaknya. Ing Han balasannya menetapkan menjadi guru privat bagi murid-murid SMP dan SMA sejak tahun 1991 yang ia lakukan di rumahnya berlokasi di Bukit Permai, Cibubur.

MENGAJAR DI TENGAH KETERBATASAN

Keterbatasan penglihatan yang dimiliki Ing Han Tidak membatasinya dalam mengajar. Ia menggunakan berbagai bahan yang sama yang digunakan oleh guru-guru lain pada umumnya. "Saya sanggup menuliskan bahan di papan tulis. Namun lantaran yaitu saya tidak sanggup membacanya, siswa yang biasanya membacakan dan memberi kode ke mana saya melanjutkan menulis," terperinci Ing Han.

Ia juga dengan rapi menyusun buku-buku pelajaran koleksinya yang secara umum dikuasai yaitu buku yang ia gunakan saat bersekolah dan kuliah. Hingga kini ia masih ingat dengan terperinci setiap judul dari buku-buku tersebut. Beberapa halaman pentingpun masih dengan terperinci ia ingat dan sanggup dengan tepat menyebutkan poin-poin penting yang ada di dalamnya.
Berbagi Ilmu Meski Memiliki Keterbatasan Berbagi Ilmu Meski Memiliki Keterbatasan
Ing Han juga menggunakan alat bantu lembara-lembaran kertas besar yang dilaminating berisi berbagai rumus dan bahan pelajaran. Lembaran-lembaran ini ia urutkan secara kelaompok sesuai topik pengajaran. Dibantu oleh istrinya, Ing Han tahu betul apa yang perlu dituliskan di lembaran-lembaran tersebut dengan santunan bahan dari buku-buku koleksinya.

Ing Han yaitu sosok guru yang cenderung mengarahkan murid-muridnya untuk menemukan sendiri motivasi untuuk belajar. "Jika ingin sukses harus pintar, jikalau ingin bakir maka harus belajar, dan jikalau ingin berguru harus rajin membaca", pesan Ing Han bagi murid-muridnya yang ingin sukses.

Seperti apa Masa Depan itu, mari kita lihat ilustrasi sederhana tentang mas Depan;
Berbagi Ilmu Meski Memiliki Keterbatasan Berbagi Ilmu Meski Memiliki Keterbatasan

Belum ada Komentar untuk "Berbagi Ilmu Meski Mempunyai Keterbatasan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel