Contoh Ptk Pbl
kali ini Rumah ceria Matematika akan membagikan laporan Penelitian siap edit dengan judul di bawah ini.
semoga penerbitan artikel blog ini banyak memberi manfaat kepada para pembacanya. amin.
oke pribadi aja disimak.
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pembelajaran adalah agar siswa belajar. Bagaimanapun hebatnya guru, apabila tidak terjadi proses belajar pada para siswa maka pembelajaran tidak akan baik. Sebaliknya,meskipun cara atau metode yang digunakan guru sangat sederhana tetapi apabila mendorong para siswa untuk banyak belajar cukup berhasil. Berkaitan dengan pendapat tersebut maka guru profesional harus bisa memilah dan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran. supaya tujuan pendidikan dapat tercapai bagi semua siswa. Seperti yang diungkapkan Muhammad Asrori (2008: 16), setiap siswa memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain dalam aspek fisik, pola pikir, dan cara-cara merespon atau mempelajari sesuatu yang baru. Dalam konteks belajar, setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan dikenal berbagai strategi untuk dapat memenuhi tuntutan perbedaan individual tersebut. Muhammad Asrori (2008: 16), setiap siswa memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain dalam aspek fisik, pola pikir, dan cara-cara merespon atau mempelajari sesuatu yang baru. Dalam konteks belajar, setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan dikenal berbagai strategi untuk dapat memenuhi tuntutan perbedaan individual tersebut
Guru dalam menerapkan pembelajaran di kelas hendaknya memahami bahwa siswa adalah seorang individu yang berkembang dan perlu dikembangkan sesuai dengan potensinya. Dengan demikian, peran seorang guru dalam pembelajaran adalah berupaya memahami siswa sesuai dengan keunikannya. Tapi kenyataan yang terjadi sebaliknya kedudukan dan fungsi guru dalam pembelajaran cenderung masih dominan. Aktivitas guru masih sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa. Hal ini terjadi karena ketidaktahuan guru memilih model atau strategi pembelajaran yang tepat dan sanggup meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.
Kegiatan belajar yang dirancang oleh guru selama ini mengutamakan kondisi pembelajaran dengan suasana kelas,(a) hening, (b) siswanya duduk manis, diam, tidak boleh berpindah-pindah, dan (c) tidak ada interaksi antar siswa lain. Anggapan guru, dengan kondisi pembelajaran yang demikian akan mengakibatkan siswa fokus terhadap pembelajaran yang berlangsung. Namun kenyataan yang terjad, pembelajaran di kelas menjadi tegang, suasana tidak menyenangkan, dan siswa menjadi ngantuk. Ketika materi pelajaran sudah selesai, guru mengadakan ulangan, ternyata hasil belajar siswa banyak yang belum tuntas dan siswa kurang kritis dalam memahami sebuah pembelajaran. Hal ini bukan semata-mata disebabkan karena kemampuan siswa yang rendah, tetapi bisa karena ketidakmampuan guru dalam memilih strategi pembelajaran yang baik. Guru yang masih menggunakan strategi pembelajaran konvensional, pada dasarnya tetap mempunyai tujuan untuk peningkatan hasil belajar siswa. Bahkan, guru-guru selalu mengharapkan agar siswa mampu menyerap materi pelajaran secara maksimal. Namun, kenyataanya sering menemukan adanya keterlambatan siswa dalam menyerap pelajaran, atau bahkan tidak mengerti sama sekali maksud dari pembelajaran dan yang mungkin terjadi kemampuan untuk berfikir kritis akan sulit tercapai.
Mengingat pentingnya upaya peningkatkan hasil belajar dan kemampuan berfikir kritis siswa, maka peningkatan proses pembelajaran perlu dilakukan. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh mutu pembelajaran di dalam kelas, di samping faktor lain yang terintegrasi yaitu kurikulum, sarana dan prasarana, lingkungan belajar yang konduksif, buku sumber, administrasi sekolah, manajemen sekolah, serta dukungan dari masyarakat. Dinyatakan dalam Konsep Dasar Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Depdiknas, 2003:23): ”Pembelajaran merupakan kegiatan utama di sekolah. Sekolah diberi kebebasan memilih strategi, strategi, dan teknik sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru, dan kondisi nyata sumberdaya yang tersedia di sekolah”.
Pendapat di atas mengandung arti bahwa mutu pelaksanaan pembelajaran perlu ditingkatkan, tak terkecuali pelajaran matematika. Kenyataan yang dihadapi selama ini pada pelajaran matematika, guru lebih sering kecewa mendapatkan siswanya kurang mampu dalam berfikir kritis dan tentunya ini akan berdampak pada hasil belajar siswa. SMPN 4 Satu atap Karangrayung. Sebagai sekolah yang terletak di daerah terpencil dengan aneka macam kekurangan yang ada sudah selayaknya mencari inovasi dan mengembangkan proses pembelajaran di kelas agar siswa yang memang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat menyalurkan kemampuan intektual dan kreativitasnya, siswa harus mendapatkan bimbingan dan pemantauan untuk pengembangan prestasinya dan pembentukan intelegensi emosional yang seimbang, upaya tersebut dilakukan oleh semua guru yang mengajar di kelas tidak terkecuali pembelajaran matematika Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru adalah memperbaiki cara mengajarnya dengan menerapkan pembelajaran problem based learning dengan harapan dapat memunculkan sikap berfikir kritis.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Selama ini kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya, manakala siswa telah menghadapi masalah, walaupun masalah itu dianggap sepele, banyak siswa tersebut tidak dapat menyelesaikannya dengan baik dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis yang seharusnya dimiliki.oleh setiap siswa. Berpikir kritis dapat diartikan sebagai: 1) ide atau inisiatif, ketelitian yang timbul pada diri seseorang secara disadari atau tidak disadari, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; 2) gagasan-gagasan yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai (Mohammad Asrori, 2008:183).
PBL dapat digambarkan sebagai proses untuk menuju pada pemahaman konsep, penalaran, dan pemecahan masalah. Masalah yang dihadapkan kepada siswa dalam proses pembelajaran disediakan sebagai suatu fokus dari keterampilan berpikir siswa untuk memecahkan masalah. Pembelajaran seperti ini untuk mengkondisikan agar siswa mau belajar dengan sendirinya, yang pada ahirnya hasil belajar siswa lebih baik Tentu saja menuntut bimbingan yang lebih intensif dari guru, sehingga muncul interaksi multi arah, yaitu interaksi antar siswa, dari siswa ke guru, serta yang tidak kalah penting adalah interaksi antar siswa dengan bahan ajar. Artinya PBL dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan kajian di atas maka Guru bermaksud untuk mengadakan penelitian yaitu meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika materi sistem persamaan linier dua variable melalui penerapan Problem based learning B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran masih didominani peranannya oleh guru. 2. Guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran masih kurang tepat di kelas VIII SMPN 4 Satu Atap Karangrayung. 3. masih rendahnya hasil mencar ilmu siswa 4. kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMPN 4 Satu Atap Karangrayung masih rendah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini difokuskan kepada kemampuan berpikir kritis siswa melalui Problem Based Learning pada mata pelajaran matematika materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMPN 4 satu atap Karangrayung
D. Perumusan Masalah:
1) Bagaimanakah proses pembelajaran Problem Based Learning dalam mata pelajaran matematika materi Sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMPN 4 satu atap Karangrayung 2) Bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran Matematika materi system persamaan linier dua variabel di SMPN 4 Satu Atap Karangrayung melalui Penerapan Problem Based Learning? E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mendekripsikan:
1) Proses pembelajaran Proses Based Learning mata pelajaran Matematika materi system persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMPN 4 Satu Atap Karangrayung. 2) Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran Matematika materi system persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMPN 4 Satu Atap Karangrayung melalui penerapan Problem Based Learning.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih bagi pengembangan pendidikan Matematika. Secara praktis penelitian ini bermanfaat: 1.6.1 Bagi Siswa
a. memberikan pengalaman mencar ilmu baru melalui penerapan PBL
b. Memberi solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. c. Meningkatkan kepekaan terhadap masalah sosial melalui berfikir kritis
1.6.2 Bagi Guru
a. Sebagai referensi untuk menerapkan pendekatan model pembelajaran
Problem Based Learning
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengadakan penelitian tentang tingkat berfikir kritis siswa 1.6.3 Bagi Sekolah
a. Sebagai sumbangan penelitian dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan di sekolah b. Sebagai bahan pertimbangan bagi Kepala Sekolah melakuan kajian bagi guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Untuk File lengkapnya anda bisa download di sisi
Belum ada Komentar untuk "Contoh Ptk Pbl"
Posting Komentar