Cara Berpikir Orang Nlp
“NLP itu pola pikir, bukan hanya teknik,” ujar salah seorang trainer NLP yang pernah menjadi instruktur dalam pembinaan NLP yang saya ikuti. Mendengar itu, saya yang belum lama mendengar istilah NLP pun sedikit penasaran: apa yang ia maksud dengan ‘pola pikir NLP’ itu. Sepenangkapan saya waktu itu, beberapa konsep dan teknik NLP yang diajarkan gotong royong tidak terlalu aneh bagi saya. Ia hanyalah pengembangan mutakhir dari psikologi juga—latar belakang pendidikan saya. Hanya saja, dikala itu rasa ingin tahu saya pun terpecut jawaban hasil-hasil praktik NLP yang dipaparkan oleh sang trainer. Jadilah saya kemudian mencari berbagai macam cara untuk mempelajari NLP sedikit lebih dalam.
Alhasil, dalam beberapa bulan belakangan saya berhasil menemukan beberapa buku NLP. Ditambah ‘rejeki nomplok’ yang saya terima di awal tahun untuk mengikuti pembinaan Systemic NLP, mulai terbukalah mata, telinga, dan hati saya terhadap ilmu yang satu ini. Perlahan-lahan, saya pun mulai setuju: NLP memang ialah suatu pola pikir.
Loh kok?
Ya, NLP memang ilmu perihal manusia. Berbeda dengan psikologi yang berisi kumpulan pandangan dari para jago dengan sudut masing-masing, NLP fokus pada bagaimana menjadikan insan efektif. Karena itulah maka sejak awal (dan sampai dikala ini tentunya) NLP banyak mempelajari mereka yang excellent dalam bidangnya masing-masing. Nah, dari fokus inilah kemudian lahir dasar filosofi yang menjadi fondasi dari pengembangan teknik-teknik NLP lebih lanjut. Nah, pada bahasan kali ini, saya akan membahas 2 dasar filosofi NLP, yaitu The Pillars of NLP dan NLP Presuppositions.
The Pillars of NLP
Ini ialah 6 prinsip dasar yang menjadi landasan utama jikalau Anda dan saya ingin mempelajari NLP secara utuh, yaitu:
1. Diri sendiri. Diri kita sendiri ialah penggalan yang paling penting dari setiap proses intervensi dalam NLP, karena NLP baru menjadi berguna jikalau kita gunakan secara utuh. Selayaknya sebuah pisau sanggup digunakan untuk memasak atau melukai orang lain, baik atau buruknya imbas yang ditimbulkan oleh NLP juga amat ditentukan oleh diri kita sendiri sebagai pelaku praktik NLP. Begitupun tingkat kesuksesan kita dalam menggunakan NLP juga amat tergantung dari seberapa jago kita dalam menguasai setiap detilnya. Semakin kongruen kita, semakin sukses lah kita. Kongruen disini ialah dikala tujuan, keyakinan, dan nilai-nilai yang kita miliki sejalan dengan perilaku dan ucapan yang kita lakukan.
2. Presuppositions. Presuposisi ialah prinsip dasar dari NLP yang digunakan untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teknik-teknik NLP. Ia adalah taken for granted, yang membedakan NLP dibanding yang lain.
3. Rapport. Rapport adalah relasi yang berkualitas yang dihasilkan dari rasa saling percaya. Anda baru sanggup mendapatkan rapport hanya jikalau Anda sudah sanggup memahami dan mengerti cara orang lain melihat dunia dari sudut pandang mereka. Dengan kata lain, rapport adalah ibarat kita berbicara dengan bahasa orang lain. Ketika kita sudah memiliki rapport, orang yang kita ajak bicara akan merasa dihargai dan seketika menjadi lebih responsif. Sekalipun sanggup dibangun secara instan, dalam jangka panjang rapportmembutuhkan rasa saling percaya yang tinggi.
4. Outcome. Kunci utama untuk menguasai keterampilan dasar dari NLP ialah memahami secara rinci apa yang Anda inginkan dan sanggup membantu orang lain untuk juga memahami secara rinci apa yang mereka inginkan. Keterampilan NLP selalu didasarkan pada fokus untuk memikirkan hasil yang kita inginkan, sehingga kita selalu mengambil tindakan yang berorientasi pada tujuan. Pola pikir hasil ini dibagi menjadi 3:
1. Memahami kondisi dikala ini
2. Memahami kondisi yang kita inginkan
3. Merencakana seni manajemen untuk mencapainya
5. Feedback. Sekali kita memahami apa yang kita inginkan, kita harus selalu menaruh perhatian terhadap hasil yang sudah kita capai sejauh ini, sehingga kita selalu tahu apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Inilah yang dinamakan dengan feedback. Kita harus terus memperhatikan secara jeli berbagai informasi yang kita sanggup melalui apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan.
6. Flexibility. Ketika Anda tahu apa yang Anda inginkan dan apa yang Anda sanggup sejauh ini, dikala itu pula lah Anda harus mempunyai cukup banyak seni manajemen untuk mencapainya. Satu cara tidak bekerja, segera gunakan cara lain. NLP selalu mendorong tiap orang untuk senantiasa fokus pada tujuan dan fleksibel dalam menggunakan berbagai macam cara untuk mencapainya.
NLP Presuppositions
Presuposisi ialah prinsip utama, filosofi dasar, dan belief dari NLP. Prinsip-prinsip ini memang bukanlah sesuatu yang universal, karenanya kita tidak harus benar-benar meyakini kesemuanya. Ia disebut sebagai presuposisi karena kita memang dengan sengaja meyakininya sebagai sesuatu yang benar dan bertindak berdasarkan itu. Pada dasarnya, presuposisi gotong royong ialah kumpulan dari suatu set prinsip susila kehidupan.
1. People respond to their experience, not to reality itself. Kita tidak pernah tahu pasti apa yang disebut dengan realita. Indra, keyakinan, dan pengalaman masa kemudian kita memang menawarkan sebuah peta sebagai gambaran bagaimana seharusnya kita bertindak, namun yang namanya peta tidak pernah sama persis dengan tempat yang digambarkannya. Kita tidak pernah tahu tempat aslinya, maka bagi kita peta itu ialah tempat aslinya (the map is the teritory). Beberapa jenis peta memang cukup baik dalam menggambarkan keadaan aslinya, karenanya kita sanggup berlayar dalam hidup dengan aman. Namun peta yang salah tentu akan menjadikan kita tersasar ke tempat yang salah pula. NLP ialah seni untuk mengubah peta ini sehingga kita mempunyai kebebasan yang lebih besar untuk menentukan arah hidup kita.
2. Having a choice is better than not having a choice. Selalu mencari sebuah peta yang sanggup menawarkan Anda pilihan paling banyak dan selalu mengambil tindakan yang memungkinkan Anda untuk mempunyai lebih banyak pilihan. Semakin banyak pilihan yang Anda miliki, semakin Anda mempunyai kebebasan, dan semakin besar pula imbas yang Anda miliki.
3. People make the best choice they can at the time. Setiap orang selalu berusaha untuk membuat pilihan yang terbaik yang mereka bisa, sesuai dengan peta yang mereka miliki. Pilihan tersebut sanggup jadi buruk dan merusak, namun bagi diri mereka sendiri, ini ialah langkah terbaik yang sanggup mereka ambil. Beri mereka pilihan yang lebih baik, maka mereka dengan simpel menerimanya. Lebih jauh, beri mereka peta yang sanggup menyediakan lebih banyak pilihan yang lebih baik.
4. People work perfectly. Tidak ada seorang pun yang benar-benar melakukan hal yang salah. Kita semua menjalankan seni manajemen yang kita punya dengan sempurna. Kalau pun ternyata karenanya tidak sempurna, maka seni manajemen itulah yang barangkali memang tidak efektif. Cari tahu seni manajemen Anda dan orang lain, sehingga Anda sanggup menyesuaikan seni manajemen yang Anda miliki biar lebih efektif.
5. All sctions have a purpose. Perilaku kita bukanlah sesuatu yang acak, karena kita selalu berusaha untuk mencapai sesuatu dari perilaku yang kita munculkan, sekalipun kita tidak selalu sadar akan hal itu.
6. Every behavior has a positive intention. Semua tindakan yang kita ambil setidaknya mempunyai 1 tujuan—untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan yang menguntungkan bagi kita. NLP memisahkan intensi yang ada di balik setiap perilaku dari perilaku itu sendiri. Kita tidak sanggup menilai seseorang dari perilaku mereka, karena dikala mereka mempunyai pilihan perilaku yang lebih baik dan tetap sanggup memenuhi intensi positif mereka, mereka pasti akan mengambilnya.
7. Pikiran bawah sadar menyeimbangkan pikiran sadar. Pikiran bawah sadar ialah semua hal yang tidak muncul di pikiran sadar pada suatu waktu tertentu. Ia mengandung semua sumber daya yang kita butuhkan untuk hidup dalam keseimbangan.
8. The meaning of the communication is not what you intend, but also the response you get. Respon tersebut sanggup jadi bukanlah sesuatu yang Anda inginkan, namun tidak pernah ada kegalalan dalam komunikasi, ia hanyalah umpan balik biar Anda menyesuaikan cara komunikasi Anda.
9. We already have all the resources we need or we can create them. Tidak ada yang namanya unresourceful people, yang ada hanyalah unresourceful state of mind.
10. Mind and body form a system, keduanya ialah lisan yang berbeda dari seseorang yang sama. Pikiran dan tubuh saling berinteraksi dan mempengarusi satu sama lain. Mustahil kita sanggup membuat perubahan pada salah satunya tanpa menjadikan perubahan pada yang lain. Ketika kita berpikir dengan cara yang berbeda, tubuh kita akan berubah. Ketika kita bertindak dengan cara yang berbeda, pikiran kita pun akan berubah.
11. We process all information through our senses. Mengembangkan indra yang Anda miliki biar kesemuanya lebih peka terhadap berbagai informasi yang muncul akan membuat Anda lebih jelas dalam berpikir.
12. Modelling successful performance leads to excellence. Jika ada seseorang yang sanggup melakukan sesuatu dengan sempurna, maka ia sanggup kita model untuk kemudian kita ajarkan kepada orang lain. Dengan demikian, setiap orang sanggup mempelajari untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan cara mereka sendiri. Anda tidak akan menjadi kloning dari orang yang Anda model, Anda hanya belajar dari mereka.
13. If you want to understand, act. Inti dari belajar terletak pada praktik.
Nah, Anda sudah memulai perjalanan untuk menjadi orang NLP sekarang. Pertanyaan saya: manakah dari semua presuposisi tersebut yang belum sesuai dengan diri Anda?
Silakan jawab pertanyaan ini sebelum kita melangkah lebih jauh.
- Coach Tomy Widiyanto, S.Pd., M.NNLP. -
Belum ada Komentar untuk "Cara Berpikir Orang Nlp"
Posting Komentar